Mahoni Ngadirojo Kidul diolah menjadi rangka jimbe


Bagi pecinta musik etnik, alat musik jimbe tentu tidak asing lagi. Selain sebagai alat musik, jimbe mungil adalah buah tangan yang cukup menarik dan diminati wisatawan asing.

Di Indonesia, ada beberapa daerah penghasil alat musik asli Afrika yang berkualitas ekspor di antaranya Malang dan Blitar. Produk tersebut sebagian besar dipasarkan di Bali dan Jakarta.

Lantaran pasokan kayu di Malang dan Blitar menipis, rangka tubuh jimbe itu dikirim dari Niru, Kelurahan Ngadirojo Kidul. Adalah Budi Santoso yang sejak Juli 2007 merintis pengolahan kayu mahoni untuk dijadikan produk setengah jadi. Karakteristik lahan di Wonogiri yang kering membuat tanah di Kota Ga-plek cocok untuk ditanami tanaman keras seperti mahoni. ”Di sini bahan baku melimpah, hal itu yang membuat saya memulai usaha ini,” jelas dia, Kamis (29/10).
Pada prinsipnya, semua pohon dapat dibentuk menjadi rangka jimbe, sementara ukuran produk disesuaikan dengan besar dan kecilnya pohon. Dia mengatakan untuk memenuhi pesanan, dirinya dibantu enam pekerja. Dalam sehari, mereka dapat menghasilkan 70 buah rangka jimbe yang tingginya 12 cm. ”Biasanya kirim pesanan ke Blitar 20 hari sekali, jika dihitung-hitung omzet yang didapatkan dalam sebulan kurang lebih Rp 15 juta,” jelas dia.
Untuk tahap finishing seperti melukis tubuh jimbe, belum menjadi terobosan lantaran dirinya mengaku kesulitan memasarkan barang tersebut. Dia mengatakan barang tersebut dikirim ke Bali dan Jakarta, sementara jika hal tersebut dilakukan secara mandiri, butuhkan modal yang tidak sedikit. Dia mengatakan tidak sulit mempelajari pembuatan jimbe karena pengrajin dari Blitar dapat diminta untuk melatih. ”Pelatihnya ada, tapi jika diproduksi menjadi barang jadi, saya kesulitan memasarkannya,” papar dia.
Menurut petugas Humas Pemkab Wonogiri, Sutris, jimbe yang dihasilkan tidak kalah dengan produksi Malang maupun Blitar, karena bahan jimbe yang baik adalah kayu mahoni. Dia mengatakan meskipun ada beberapa pengrajin kayu dan barang kerajinan lainnya namun tidak ada yang memiliki produk seni seperti jimbe. ”Meskipun belum dapat membuat jimbe, tetapi bahan setengah jadi lebih memiliki nilai ekonomi karena tidak dijual dalam bentuk kayu gelondongan,” jelasnya.


0 komentar: