tag:blogger.com,1999:blog-72149337895063823562024-03-05T16:08:51.451-08:00DESA JLEGONG GEMAWANG NGADIROJOBERITA NGADIROJO WONOGIRI DAN SEKITARNYASUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.comBlogger204125tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-89644640214794880562011-10-09T21:25:00.000-07:002011-10-09T22:02:15.236-07:00AYU TING TING SI CANTIK PEMBUAT HEBOH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAH50WUzBi55W_cCbnKKviRTzilj-QszrQ0VGTV7jXZ8Tr5L-I8hf2iP21jRlWGdLCvonoZud0x2yGCUA7Eg1Vwss6QEMJSnf9C3Pl66UORsSbwpw7UD15eR9z9CjPjc0VINOAE463T8v5/s1600/Ayu+Ting+Ting.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAH50WUzBi55W_cCbnKKviRTzilj-QszrQ0VGTV7jXZ8Tr5L-I8hf2iP21jRlWGdLCvonoZud0x2yGCUA7Eg1Vwss6QEMJSnf9C3Pl66UORsSbwpw7UD15eR9z9CjPjc0VINOAE463T8v5/s400/Ayu+Ting+Ting.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5661721151992769890" /></a><br /> <br />Ayu Rosmalina. Tak banyak yang kenal nama itu. Jika Anda mencari di Google, cuma 14 ribu data tersedia. Tapi masuklah dengan nama Ayu Ting Ting, sejuta lebih data ada di sana. Dua nama satu gadis. Yang pertama pemberian orang tua. Yang kedua lahir di panggung.<br /><br />Ayu Ting Ting melambung, ketika ruang publik negeri ini penuh dengan berita yang bikin ngilu. Di tengah kasus korupsi para politisi, perang kata-kata KPK dengan pimpinan DPR, dan pasar saham yang buram, Ayu muncul menghibur.<br /><br />Gadis cantik 19 tahun ini juga datang ketika musik dangdut—yang pengemarnya jutaan orang itu – nyaris terbenam oleh air bah aliran musik baru. Lokal maupun dari negeri seberang, seperti Korean Pop, yang sohor dengan nama singkatannya K-pop dan dicuplik habis gaya dan tingkah polahnya oleh sejumlah band di tanah air.<br /><br />Ayu tampil dengan dangdut asli. Tanpa irama disko, juga tanpa goyang erotis yang bisa memancing ubun-ubun kaum adam melonjak-lonjak.<br /><br />Tapi ia juga sadar bahwa pasar musik banyak berubah. Kesadaran itu adalah kekuatan Ayu Ting Ting. Ia memadukan musik dangdut asli yang pengemarnya dari generasi tua, dengan penampilan K-pop yang kini sedang mewabah itu.<br /><br />Inilah Hasil wawancara dengan wartawan VIVANEWS.COM<br /><span class="fullpost"><br />Suara medok dangdut, wajah Korea habis. Jadilah Ayu digandrungi dua generasi sekaligus. Lagu “Alamat Palsu” yang diunggah ke laman Youtube ditonton ratusan ribu orang. Syair sederhana, musik nostalgia. Ia membawa pulang pencinta musik dangdut ke era Herlina Effendy, ketika seruling dan gambus masih mendominasi.<br /><br />Kenangan, juga wajah manis itulah yang memikat orang menonton Ayu Ting Ting. Sejumlah lagu lain yang diunggah ke laman Youtube itu juga ditonton ratusan ribu orang.<br /><br />Lama menekuni dunia musik, menjadi penyanyi dan pembawa kuis, nama Ayu Ting Ting memang baru melejit sesudah mengungah lagu-lagu ke laman video itu. Geger di dunia maya itu sungguh melempangkan karirnya. Ayu laris manis.<br /><br />Tapi Ayu dianggap banyak orang berbeda dengan sejumlah “bintang” bikinan Youtube, yang muncul sebelumnya. Sebab lagu-lagu yang diunggah itu telah melewati proses panjang. Suaranya juga oke, wajah juga oke. Meminjak istilah Syahrini, Ayu Ting Ting itu “sesuatu banget.”<br /><br />Itu sebabnya banyak yang meramal karir Ayu bakal panjang. Bukan bintang sesaat Ia bahkan dikabarkan masuk dalam daftar artis pendatang baru dengan bayaran tinggi. Sekali pentas, dara 19 tahun ini bisa membawa pulang uang sebesar Rp 30 juta. Dan itu hanya 30 menit sekali pentas.<br /><br />Banyak pendahulu di dunia hiburan memuji penampilan Ayu. Dengarlah pujian penyanyi seksi Julia Perez dan Dewi Perssik. “Gaya penampilan Ayu, baguslah, dia belajar dari kesalahan para seniornya. Seseorang menjadi mahal itu karena dia jadi dirinya sendiri,” kata Julia Perez.<br /><br />Di tengah kesibukan yang mengepungnya, Ayu menerima VIVAnews untuk sebuah wawancara, Senin 3 Oktober 2011. Wawancara berlangsung di kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur. "Saya sedih kalau dibilang instan. Karena untuk semua ini, saya kerja keras, lewat perjalanan yang panjang," katanya. Berikut petikannya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Bisa diceritakan mengapa kamu suka dengan musik dangdut?</span></span><br /><br />Dari kecil saya sudah dicekokin dengan musik dangdut itu. Disetelin lagu dangdut. Jadi secara spontan semenjak kecil saya sering nyanyi dangdut.<br /><br />Sejak kelas 3 SMP saya sudah mulai intens dengan musik dangdut. Saya sudah aktif ikut lomba nyanyi. Lagu yang sering saya nyanyikan adalah 'Kumbang-kumbang' dan 'Terlena'.<br /><br />Saat itu saya sering nyanyi di acara-acara hajatan kawinan di kampung-kampung. Belakangan saya dikenalkan dengan produser Akurama Record. Yang mengenalkan adalah ayah Dadan. Dia yang menciptakan lagu 'Alamat Palsu'. Saya dites ambil nada dengan gitar, dikasih contoh lagu, nggak sampai sebulan, langsung rekaman. Proses album hanya 6 bulan.<br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;"><br />Kenapa gunakan nama Ting Ting?</span></span><br /><br />Karena lagu pertama saya itu judulnya 'Ting Ting.' Liriknya begini, “Karena aku masih ting ting, karena aku masih ting ting”. Dari situ akhirnya produser saya bilang, saya pakai nama Ayu Ting Ting saja.<br /><br />Alhamdulillah, ayah dan ibu saya tidak keberatan dengan nama itu. Selama membawa rezeki dan tidak merugikan, orangtua tidak masalah. Jadi pas manggung, saya sudah pakai nama itu. Biar lebih mudah diingat saja. Setelah memakai nama ini, rejeki saya mengalir banyak.<br /><span style="font-weight:bold;"><br /><span style="font-style:italic;">Kabarnya, tarif Ayu di atas panggung Rp 30 juta?</span></span><br /><br />Alhamdulillah, kalau ada yang bilang seperti itu, saya syukuri. Sekarang saya terima saja kalau ada tawaran manggung di mana saja. Saya ambil saja tanpa pikir panjang. Tapi karena saya keteteran juga kalau manggung sendiri atau dengan ibu, makanya, sekarang sudah ada manajer. Jadwal manggung pasti rapi dan bayaran bisa lancar.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Cita-cita kamu yang belum kesampaian apa?</span></span><br /><br />Cita-cita saya harus beli mobil. Berangkatin ayah ibu naik haji, beli rumah untuk mereka, dan ajak mereka keliling dunia, Singapura, Australia, waaaah mau semuanya.<br /><br />Kalau cita-cita profesi sih ada. Dari kecil ingin jadi pramugari. Tapi sudah nggak mungkin lagi, karena postur tubuhku mungil. Nggak mungkin lagi jadi pramugari. Aku sadar diri. Kalau sudah nggak di hiburan, dan aku selesai kuliah, aku mau jadi PNS, seperti ayahku.<br /><span style="font-style:italic;"><br /><span style="font-weight:bold;">Sebelum tenar seperti sekarang, Ayu sering nggak masuk televisi?</span></span><br /><br />Ayu dulu pernah mengisi acara kuis di ANTV. Dulu saat bulan puasa. Ayu ngisi acara kuis pukul 00.00 WIB. Ayu selesai acara itu pukul dua dini hari. Terus Ayu pulang sampai Depok pukul tiga pagi. Kemudian tidur dan pukul enam pagi berangkat kuliah lagi. Semua itu Ayu jalani saja, padahal Ayu juga capek, tapi dinikimati, karena kan dapat uang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Ayu termasuk artis yang terinspirasi dari penampilan gadis-gadis Korea. Benarkah?</span></span><br /><br />Iya. Rambut saya dari salon Korea. Saya ikuti fashion dan model rambutnya, juga make up nya. Saya suka K-pop dan drama Korea sejak masih sekolah, masih SMA.<br /><br />Ayu bahkan koleksi DVD Korea, lagu-lagu K-pop, tapi Ayu nggak mau ikut-ikutan operasi plastik ya. Hidung saya asli, pesek, nggak diapa-apain. Saya nggak mau menjalani operasi plastik, mau apa adanya saja.<br /><br />Selama ini pedangdut-kan identik dengan goyangan. Bahkan goyangannya saja punya nama. Kalau kamu bagaimana?<br /><br />Tidak. Saya tidak suka pamer goyangan. Goyang inilah, goyang itulah. Saya juga kurang suka sama goyangan yang terlalu ekstrim. Justru itu yang membuat dangdut rusak. <br /><br />Jadi Ayu ya, Ayu saja. Kita kan punya adat sendiri adat ketimuran. Harus sopan. Tapi itu menurut saya. Saya percaya bahwa tanpa goyang yang aneh-aneh, ada juga penontonnya. Banyak juga yang senang.<br /><span style="font-weight:bold;"><br /><span style="font-style:italic;">Pernah punya pengalaman buruk saat manggung?</span></span><br /><br />Pernah. Saat itu saya sedang manggung di luar kota. Tapi saya tidak mau sebut nama kotanya. Semula saya manggung dengan nyaman. Tapi tiba-tiba di tengah acara saya dilempar dengan segumpal tanah. Baju lengan kiri kena. Bahwa ada suka dan ada juga yang tidak suka itu, wajar dalam dunia musik. Itu kan soal selera.<br /><br />Tapi baju saya jadi kotor sekali. Awalnya saya marah sekali. Tapi kemudian saya menganggap bahwa mungkin saja mereka sekedar jahil saja. Terus belakangan, ada yang bilan bahwa saya sohor karena instan.<br /><br />Astagfirullah saya mengelus dada mendengar omongan itu karena mereka tidak tahu perjalanan saya dari kecil. Tapi saya kemudian sadar bahwa harus dibiasakan saja kalau ada yang memang tidak suka. Mau bagaimana lagi.<br /><span style="font-weight:bold;"><br /><span style="font-style:italic;">Siapa penyanyi dangdut yang kamu kagumi?</span></span><br /><br />Saya pengagum Dewi Perssik. Cara dia bergoyang di atas panggung itu butuh keahlian khusus. Tidak mudah membuat banyak penonton terpana. Tapi, Ayu tidak berani untuk bergoyang seperti Dewi Perssik itu. Saya tidak punya percaya diri yang cukup untuk meniru Mbak Dewi. Ayu hanya kagum saja. Lagu dia yang saya suka adalah 'Hikayat Cinta'. Ayu juga suka bawakan.<br /><span style="font-weight:bold;"><br /><span style="font-style:italic;">Apa kamu siap kalau nanti menjadi bahan gosip?</span></span><br /><br />Siap. Itu kan memang resiko. Ketika saya memilih bekerja di dunia hiburan, ya harus tahu baik dan buruknya dari awal. Asal saya tidak aneh-aneh saja. Lebih hati-hati. Apa saja bisa terjadi. Tergantung niatnya dulu, kita mau ngapain. Ayu selalu ditekanin oleh orangtua agar tidak boleh sombong,<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Apa benar kamu dulu orangnya tomboy?<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Hehehe… iya benar, tahu dari mana? Semenjak SMA, saya bukan tipe cewek yang suka ke salon. Bisa dua bulan sekali ke salon. Paling hanya dandan apa adanya. Biasanya ibu yang ribet ngurusin saya harus ke salon, untuk perawatan rambut atau perawatan badan Ayu.<br /><br />Kalau tampil dalam aksi show, aksesoris juga nggak banyak. Cuma kalung gelang, anting, cincin tapi enggak terlalu banyak. Sepatu juga Ayu beli sendiri. Dan beli yang murah biasanya.<br /><span style="font-weight:bold;"><br /><span style="font-style:italic;">Sudah punya pacar belum?</span></span><br /><br />Ayu masih ting-ting, alias jomblo. Saya masih muda. Kalau saya berpikiran cari pacar nanti malah saya yang ribet. Saya masih jomblo saja sampai saat ini. Kalau nanti saya pacaran saya takut tidak bisa atur waktu. Nanti malah maunya pacaran terus. Saya kalau sudah punya pacar maunya berdua terus, maunya jalan terus. Nah nanti kerjaan saya gimana? Jadi sebaiknya saya tahan dulu.<br /><br />S<span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Siapa yang paling berperan dibalik kesuksesan Ayu?</span></span><br /><br />Kak Olga (Olga Syahputra). Dia yang suport saya habis-habisan. Dia yang bisa masukin saya ke Dahsyat. Bisa on air, dan Ayu bisa masuk ke acara-acara show. Olga bantu promosikan saya. Olga kenalkan saya dengan banyak orang yang punya acara. Belum tentu saya bisa masuk Dahsyat tanpa Kak Olga. Saya sangat dibantu. Saya senang dan berterima kasih.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Kuliah kamu sekarang bagaimana?</span></span><br /><br />Saya mahasiswi semester 3, Manajeman Ekonomi Universitas Gunadarma. Awalnya saya tidak berniat ambil cuti. Tapi saya bingung karena saya lihat jadwal padat banget. Kalau tidak masuk kuliah, percuma juga. Jadi saya cuti dulu. Saya fokus dengan karir saya. Tapi saya tetap mengutamakan pendidikan. Karena saya yakin pendidikan sampai mati akan dibawa. Tapi sekarang, saya konsen untuk karir saya dulu.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Kabarnya mau terjun juga ke dunia akting?</span></span><br /><br />Saya dibantu tim manajemn saya. Saya akan jadi host, main komedi, main film juga. Tidak hanya jadi penyanyi saja, tapi jadi pemain sinetron. Saya niatkan apalagi nama saya sudah banyak dikenal.<br /><br />Tapi saya tetap butuh doa orangtua. Saya nggak mau dikenal hanya sebentar. Saya mau perlihatkan bakat Ayu yang bukan cuma menyanyi.<br />Tapi saya harus menjalani semuanya dengan ikhlas. Menyanyi dari panggung ke panggung, Alhamdulillah sudah on air, off air lancar, perjalanan saya sudah panjang dan masih jauh. Jadi bukan secara instan. <a href="http://analisis.vivanews.com/news/read/254048-ayu-ting-ting---saya-sedih-dibilang-instan-">VIVANEWS</a></span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-78145447970473703962011-05-14T19:03:00.000-07:002011-05-14T19:08:57.507-07:00Sejarah 103 Tahun Kejayaan Manchester United<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzoSXra-iyFTeYFglE9QnzGooUsWDe4gB8zgg70y1S-ArKUSMZPnTcWKm-TTIPEZkYeJu9FCNGZrHf0s9W9M8xfw476BWTvGhfH8wqZLeMXrGvRDBi6ArIrEn0cT74ORD0hVd8DLJKI8KO/s1600/62321_momen_juara_sir_alex_ferguson_300_225.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzoSXra-iyFTeYFglE9QnzGooUsWDe4gB8zgg70y1S-ArKUSMZPnTcWKm-TTIPEZkYeJu9FCNGZrHf0s9W9M8xfw476BWTvGhfH8wqZLeMXrGvRDBi6ArIrEn0cT74ORD0hVd8DLJKI8KO/s400/62321_momen_juara_sir_alex_ferguson_300_225.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5606758313062431154" /></a><br />Manchester United memiliki sejarah panjang di pentas sepakbola Inggris. Setan Merah menegaskan kejayaannya selama 103 tahun sampai meraih trofi ke-19 Liga Inggris yang bernama Premier League musim ini.<br /><br />MU kali pertama menjadi jawara Inggris pada 1908. Banyak catatan hebat, rekor dan drama menyertai sukses tim asal Kota Manchester itu. Glory.. Glory.. Glory Manchester United!<br /><br />Berikut tahun demi tahun catatan juara The Red Devils seperti dihimpun Telegraph:<br /><span class="fullpost"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvKeckhg0bn_U7CwN20hOG7PXUWT-TRzhEHf_SCCeFLxzFZ0lEv_MsrrKyIpqVS3vsrde_uwttAi68VAxAeCHbtAI7Tj4hMvMOwQR4S0MIiFwEitRVda7CbdWB37tvEdNBMFd0Ev3gW-Fe/s1600/mu.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 222px; height: 227px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvKeckhg0bn_U7CwN20hOG7PXUWT-TRzhEHf_SCCeFLxzFZ0lEv_MsrrKyIpqVS3vsrde_uwttAi68VAxAeCHbtAI7Tj4hMvMOwQR4S0MIiFwEitRVda7CbdWB37tvEdNBMFd0Ev3gW-Fe/s400/mu.jpeg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5606758890743609762" /></a><br />1908<br />Manajer: Ernest Mangnall<br />Pemain bintang: Sandy Turnbull<br />Turnbull punya tipe bak Wayne Rooney kini. Pemain asal Skotlandia bernomor 10 ini hijrah ke Manchester City setelah terlibat dalam skandal pembayaran ilegal. Ia terbunuh saat berusia 33 di Perang Dunia I.<br />Selisih poin: 9 dengan runner up Aston Villa<br />Rata-rata penonton: 22.901<br /><br />1911<br />Manajer: Ernest Mangnall<br />Pemain bintang: Enoch West<br />Striker yang mencetak 19 gol dari 35 laga setelah direkrut dari Nottingham Forest. Ia dan Turnbull dinyatakan bersalah dalam kasus pengaturan skor pada 1915.<br />Selisih poin: 1 (Aston Villa)<br />Rata-rata penonton: 29.055<br /><br />1952<br />Manajer: Matt Busby<br />Pemain bintang: Jack Rowley<br />Veteran Perang Dunia ini mencetak 30 gol meski baru saja menjalani perang. Ia menjadi tukang pos setelah pensiun di Oldham.<br />Selisih poin: four (Tottenham)<br />Rata-rata penonton: 41.354<br /><br />1956<br />Manajer: Matt Busby<br />Pemain bintang: Tommy Taylor<br />Target man yang sangat tajam sehingga membuat Inter Milan menawari rekor dunia transfer saat itu £65.000 pada 1957. Taylor meninggal di usia 26 dalam kecelakaan pesawat di Munich.<br />Selisih poin: 11 (Blackpool)<br />Rata-rata penonton: 38.893<br /><br />1957<br />Manajer: Matt Busby<br />Pemain bintang: Billy Whelan<br />Pemain Irlandia yang mencetak 52 gol dalam 92 laga bersama MU. Whelan meninggal pada usia 22 dalam kecelakaan pesawat di Munich. Ia dikenal dengan kemampuan dribbler yang hebat.<br />Selisih poin: 8 (Tottenham)<br />Rata-rata penonton: 48.679<br /><br />1965<br />Manajer: Matt Busby<br />Pemain bintang: Denis Law<br />Dikenal sebagai 'The King’ alias Sang Raja selama 13 tahun karirnya di Old Trafford. Noda Law hanya karena gol terakhir karirnya untuk Manchester City membuat MU terdegradasi.<br />Selisih poin: 0, selisih gol (Leeds)<br />Rata-rata penonton: 44.886<br /><br />1967<br />Manajer: Matt Busby<br />Pemain bintang: George Best<br />Pemain kharismatis yang bertalenta hebat. Best dikenal sebagai pemain terbaik Inggris hingga kini. Best mengiinspirasi MU meraih Piala Champions untuk kali pertama di musim berikutnya.<br />Selisih poin: 4 (Nottingham Forest)<br />Rata-rata penonton: 54.726<br /><br />1993<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Mark Hughes<br />Sparky, panggilan akrab Hughes digambarkan Ferguson sebagai, “pemain spesialis laga-laga besar.” Hughes juga menjalin kerjasama apik dengan Eric Cantona.<br />Selisih poin: 10 (Aston Villa)<br />Rata-rata penonton: 33.898<br /><br />1994<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Eric Cantona<br />Perekrutan Cantona dari Leeds United menjadi katalis bagi MU meraih trofi pertama Premier League. Di musim berikutnya, Cantona membawa Setan Merah menjadi double winner bersama Piala FA.<br />Selisih poin: 8 (Blackburn)<br />Rata-rata penonton: 43.515<br /><br />1996<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Eric Cantona<br />Tim MU semakin muda dalam peremajaan Ferguson, tapi Cantona masih menjadi pusat permainan dan terpilih sebagai Pemain Terbaik Premier League Musim ini.<br />Selisih poin: 4 (Newcastle)<br />Rata-rata penonton: 40.851<br /><br />1997<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: David Beckham<br />Bakat besar Beckham dihiasi kemampuan mencetak gol 'ajaib' dari lapangan tengah dalam laga pembuka musim. Becks kemudian menjadi pesepakbola paling terkenal di selruh dunia, bahkan hingga kini.<br />Selisih poin: 7 (Newcastle)<br />Rata-rata penonton: 54.345<br /><br />1999<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Dwight Yorke<br />Striker kelahiran Tobago ini menjadi predator dari empat striker yang selalu dirotasi MU saat menjadi treble winner. <br />Selisih poin: 1 (Arsenal)<br />Rata-rata penonton: 54.056<br /><br />2000<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Roy Keane<br />Pusat kekuatan MU meraih trofi di eranya. Keane juga menegaskan sebagai pejuang di lapamngan tengah berteknik kelas dunia.<br />Selisih poin: 18 (Arsenal)<br />Rata-rata penonton: 57.570<br /><br />2001<br />Manajer: Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Teddy Sheringham<br />Menjalani karir terbaik di usia 35, menggantikan peran Yorke dan memenangi penghargaan Pemain Terbaik.<br />Selisih poin: 10 (Arsenal)<br />Rata-rata penonton: 67.070<br /><br />2003<br />Manajer: Sir Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Ruud van Nistelrooy<br />Dibeli £18.5 juta pada 2001, Ruud mencetak 23 gol di musim debutnya bersama MU. Ia juga mengemas 25 gol saat kembali meraih trofi Premier League musim berikutnya.<br />Selisih poin: 5 (Arsenal)<br />Rata-rata penonton: 66.220<br /><br />2007<br />Manajer: Sir Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Cristiano Ronaldo<br />Bergabung dengan MU saat berusia 18, Ronaldo butuh 3 tahun untuk menjadi bintang. Pada musim 2006-07, CR7 bergabung dengan Andy Gray yang mampu meraih penghargaan ganda Pemain Terbaik PFA dan Pemain Muda Terbaik di musim yang sama.<br />Selisih poin: 6 (Chelsea)<br />Rata-rata penonton: 74.937<br /><br />2008<br />Manajer: Sir Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Cristiano Ronaldo<br />Mengemas 31 gol dalam 34 laga Premier League, Ronaldo mencatat rekor sebagai pemain satu-satunya sayap yang mampu melakukannya.<br />Selisih poin: 2 (Chelsea)<br />Rata-rata penonton: 75.428<br /><br />2009<br />Manajer: Sir Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Ryan Giggs<br />Nemanja Vidic dipilih sebagai pemain terbaik MU, tapi pesona Giggs tak terbantahkan seperti ketika ia meraih penghargaan BBC Sports Personality of the Year.<br />Selisih poin: 4 (Liverpool)<br />Rata-rata penonton: 73.248<br /><br />2011<br />Manajer: Sir Alex Ferguson<br />Pemain bintang: Nemanja Vidic<br />Duet Vidic dengan Rio Ferdinand menjadi duet bek terbaik di era Ferguson bertahta di Old Trafford.<br />Selisih poin: sementara 7 sisa 1 laga (Chelsea)<br />Rata-rata penonton: 75.093 sisa satu laga </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-30056080853345169922011-05-10T09:06:00.000-07:002011-05-10T09:09:21.141-07:00Laka karambol, satu luka-lukaLaka karambol, satu luka-luka <br />Wonogiri (Espos) Kecelakaan yang melibatkan dua motor dan satu kendaraan roda empat terjadi di ruas jalan Wonogiri-Ngadirojo tepatnya di dekat Kantor Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Bulusulur, Wonogiri, Senin (9/5). <br />Seorang pengendara motor, FX Dian Kristanto, 16, pelajar salah satu SLTA di Wonogiri menderita luka di kaki kanan.<br /><br />Informasi yang dihimpun Espos, korban warga Gayam, Desa/Kecamatan Jatiroto, Wonogiri itu dirawat di RS Medika Mulya, Bulusulur, Wonogiri. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Dua motor yang terlibat kejadian itu adalah motor Yamaha Jupiter AD 2828 RR yang dikendarai Febriana Dwi Cahyani, 21, warga Pule, Kecamatan Jatisrono dan motor yang dikendarai korban serta mobil Toyota Avanza dengan Nopol AE 1425 SE yang dikemudikan Taufik Ismail, 25, warga Miri, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri.<br /><br />Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP M Ridwan melalui Kanitlaka Iptu Jumari mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika, menyatakan motor Jupiter dengan Nopol AD 3585 JG yang korban tumpangi meluncur dari arah timur dengan kecepatan tinggi. “Sesampai di tempat kejadian, di depan pengendara berhenti minibus yang tidak dikenal. Korban menghindar ke kanan. Dari arah berlawanan muncul mobil Avanza, karena jarak terlalu dekat benturan tak terhindarkan,” ujarnya.<br /><br />Korban Dian terpental ke kiri, bersamaan dengan kejadian itu melaju motor yang dikendarai Febriana dan menabrak motor Dian. - Oleh : tus <br /><br /><span class="fullpost"> <br /><br />Berita Terakhir </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-75985861898003389762011-03-14T08:28:00.000-07:002011-03-14T08:31:37.081-07:00TATA CARA MELIHAT TUHAN<span style="font-weight:bold;">Ini adalah tulisan Kisanak SABDA LANGIT.<br />Saya hanya sekedar share untuk saudara-saudaraku tercinta.<br />Silakan kunjungi juga situs aslinya.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><a href="http://sabdalangit.wordpress.com/2009/07/05/tata-cara-melihat-tuhan/"target=_blank">http://sabdalangit.wordpress.com/2009/07/05/tata-cara-melihat-tuhan/</a><br /><br />Tuhan benar-benar maha luas tiada batas ! Maka tidak lah berlebihan jika dianalogikan bahwa kebenaran sejati layaknya cermin yang pecah berantakan, dan agama, ajaran, budaya, ilmu pengetahuan, tradisi, masing-masing hanyalah memungut satu di antara serpihan cermin tsb.<br /><br />EMPAT dimensi (dimensi ruang ditambah waktu), hanya ada di dalam dimensi wadag/fisik bumi. Sementara tata “ruang” gaib sungguh menyimpan misteri yang maha luas dan dahsyat. Dalam “tata ruang” gaib sudah yang tidak ber-ruang lagi, dan di dalamnya tidak berlaku waktu, tidak berlaku jarak. Itulah hakekat dari dimensi cahaya. Bahkan kecepatan melebihi kecepatan cahaya.<br /><br />…untuk mencapai pergerakan maksimum di dimensi ruang maka pergerakan di dimensi waktu harus nol. Pada kondisi inilah kecepatan benda menempuh dimensi ruang bisa maksimal. Dan sesuai dengan teori relativitas khusus, bahwa kecepatan maksimal adalah kecepatan cahaya, segera kita sadari bahwa cahaya sama sekali tidak bergerak pada dimensi waktu. Dengan kata lain, foton tidak berumur. Foton yang dihasilkan semenjak alam semesta terbentuk sampai sekarang umurnya sama! <br /><br />Ini terkait dengan salah satu formula teori relativitas khusus yang sangat terkenal: E=mc2, di mana E adalah energi, m adalah massa, dan c adalah konstanta kecepatan cahaya. Formula tersebut menjelaskan relasi langsung antara energi-massa (konservasi energi-massa). Sebuah objek dengan massa m bisa menghasilkan energi E sebesar mc2; dan karena c sebuah konstanta yang besar, massa yang kecil tetap akan menghasilkan energi yang besar.<br /><span class="fullpost"> <br /><br />Bayangkan, Hiroshima tahun 1945 hancur akibat energi yang dihasilkan 1ýari 2 pounds Uranium. Di sisi lain, formula ini memainkan peranan penting dalam pergerakan objek dalam 4-dimensi. Benda yang bergerak memiliki energi kinetik, semakin tinggi kecepatannya semakin besar energinya.<br /><br /><br /><br />Saat kita paksa partikel muon mencapai kecepatan 99,9 kecepatan cahaya, muon memiliki energi yang besar. Karena konservasi energi-massa, energi tadi meningkatkan massa muon 22 kali lebih massif daripada massa-diamnya (0.11 MeV). Tentu saja semakin masif (pejal) benda, semakin susah untuk bergerak cepat. Ketika kecepatannya dinaikkan menjadi 99,999 kecepatan cahaya, massanya bertambah 70.000 kali! Muon semakin masif dan semakin cenderung untuk tidak bergerak. Sehingga dibutuhkan energi yang tak berhingga untuk melewati kecepatan cahaya; jumlah energi yang tidak mungkin bagi sesuatupun yang ada di alam semesta ini: KECUALI JUMLAH ENERGI TUHAN. (Wongalus.wordpress.com)<br /><br />Sukma/roh adalah “abadan cahya” (cahya sejati) sehingga bagi roh/sukma ke manapun pergi tidak membutuhkan waktu lagi. Orang bilang kecepatan sukma melesat dari satu tempat ke tempat lain (dalam meraga sukma) hanya memerlukan hitungan detik, sekedar untuk menggambarkan betapa di “wilayah” gaib merupakan wahana cahaya yg tidak menggunakan hitungan dimensi ruang dan waktu lagi. Namun demikian, cahya sejati belumlah hakekat TUHAN, ia masih makhluk (ciptaan/retasan Tuhan). Sehingga tak bisa dibayangkan lagi bagaimana “kecepatan” Tuhan, mungkin beribu atau bermilyar kali lipat dari kecepatan cahaya. Dan hanya sampai di situlah yg bisa dibayangkan oleh manusia. Di atas cahya sejati (nurulah) adalah atma atau energi hidup/chayyu/kayun/kayu. SUATU “ENERGI hidup” YANG KECEPATANNYA JAUH MELEBIHI CAHAYA. Bisa anda bayangkan ? Namun Atma sejati belumlah “inti” TUHAN, karena atma masih di dalam rengkuhan HYANG MAHAMULIA.<br /><br />Hal ini setidaknya dapat terbuktikan melalui suatu pengalaman gaib yg sensasional, yg membeberkan “rahasia besar” bahwa leluhur di alam barzah, sekalipun mencapai derajat kamulyan yg paling tinggi (kamulyan sejati/abadan cahya sejati), belumlah bisa melihat/bertemu “wujud” Tuhan. TUHAN tidak SESEDERHANA itu. Karena tuhan lebih-LEBIH DARI MAHA MULIA, LEBIH DARI MAHA AGUNG, tidak sekedar sebagaimana manusia bayangkan melalui kitab-kitab suci yang ada.<br /><br />Semakin manusia mengetahui kebesaran tuhan, manusia semakin merasa tidak bisa membayangkan tuhan itu seperti apa sesungguhnya. Namun yang di luar bayangan imajinasi kita itu, sungguh ada melekat di dalam diri kita, dalam diri manusia apapun agama, bahasa dan suku bangsanya.<br /><br />Semakin manusia tahu Tuhan, semakin merasa kecil dan menunduk diri. Jauh dari watak mentang-mentang, jauh dari sikap merasa paling benar, apapun yang menjadi sumber referensinya.<br /><br />MATA MELIHAT MATA = MANUSIA “melihat” TUHAN.<br /><br />Untuk sekedar pembuktian ilustratif saja, bagaimana kemampuan manusia dalam melihat/mengetahui/bertemu tuhan adalah ilustrasi saya sebagai berikut: Bola Mata wadag kita bisa melihat suatu obyek yang berada di luar mata kita. Namun demikian, apakah bola mata kita bisa melihat apa yg ada di dalam bola mata kita sendiri ?<br /><br />Maka hanya dengan “rahsa”lah kita bisa “merasa” apa yg ada di dalam bola mata kita. Tuhan hanya bisa kita rasakan, dan itulah kemampuan manusia maupun roh dalam “melihat” tuhan.<br /><br />APAKAH TUHAN ITU ?<br /><br />Dalam pendekatan rasio dikenal suatu hukum alam, lebih populer lagi sebagai hukum sebab akibat. Maka Tuhan merupakan konsep utama sebagai CAUSA PRIMA, yakni penyebab utama tanpa ada yang menyebabkan eksistensiNya. Jika pendekatan melalui teori energi, maka Tuhan merupakan EPISENTRUM dari segala episentrum dan energi yang ada di jagad semesta.<br /><br />Soal Tuhan mana yang paling bener, atau sebutan nama Tuhan yang palsu apa ? Apakah Allah, Alloh, Tuhan, Pi khong, Brahman, God, Puang Alah, Yahweh, Dei dan seterusnya ?<br /><br />Berbicara dalam konteks rasio, semua itu tentu saja masih berupa kebenaran yang bersifat relatif. Karena nama-nama itu berkaitan dengan sistem budaya yakni, BAHASA sebagai alat komunikasi yang digunakan manusia. Logiknya sebelum manusia mengenal bahasa, maka konsep nama-nama di atas tentunya belum ada, dengan kata lain, causa prima (tuhan) belum punya nama apapun.<br /><br />Jika pemahaman di atas ada yang menganggap statementnya kapir kopar, yang menjadi pertanyaannya, apakah gara-gara salah menyebut nama untuk Tuhan maka akan mengakibatkan seseorang kecemplung nroko ? Bukankah kita semua ini memeluk salah satu agama hanya faktor kebetulan saja, dan tak lebih karena faktor keturunan (warisan) orang tua kita. Nah, apakah hanya faktor kebetulan, faktor keturunan, dan warisan ortu tsb menentukan orang masuk nroko atau suwargo ?<br /><br />BENARKAH TUHAN ITU DAPAT DIHITUNG ?<br /><br />Pertanyaan selanjutnya, apakah TEPAT, dikatakan Tuhan Maha ESA ? Jika jawabannya ya, berarti Tuhan itu sesuatu yang COUNT-ABLE (dapat dihitung). Jika jawabnya ya juga, berarti Tuhan itu sangat terbatas, dengan demikian mengingkari dalil Tuhan Mahaluas tak terbatas. Saya mengharapkan bantuan para pembaca yang budiman untuk memberikan pencerahan atas mind set tersebut.<br /><br />Hal ini saya kemukakan karena di dalam benak saya Tuhan itu sebagai UNCOUNTABLE. Namun bukanlah benda, berbeda dengan udara, air, api dan sejenisnya merupakan uncountable noun, atau benda tak dapat dihitung. Sehingga kita tidak bisa mengatakan air, udara, api berjumlah satu atau sepuluh, atau seratus. Namun kita juga tidak bisa dikatakan benda-benda tersebut sebagai satu (esa). Bahasa yang mewakili adalah benda jamak dan benda tunggal. Jika Tuhan dikatakan satu, berarti terjebak pada terminologi benda jamak. Saya kok merasa lebih sreg jika mengatakan (dalam bahasa kawi) sebagai Hyang Widhi atau Maha Tunggal atau bahasa lain yg sepadan. Karena Tuhan itu, saya kira tak dapat dihitung. Jika dikatakan Maha Esa (satu) kiranya teramat sulit memahami deret hitungan yang KUANTITATIF dan SIMPLISTIS tersebut. Kenyataannya, memahami Tuhan yang tiada duanya, jauh melebihi sulitnya menghitung udara sebagai benda tak dapat dihitung. Betapa hebat Tuhan itu. MOHON SAUDARA-SAUDARAKU seluruh pembaca yang budiman BERKENAN berbagi rasa di sini.<br /><br />salam asih asah asuh </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-41714144290492610672011-03-14T08:20:00.000-07:002011-03-14T08:21:07.533-07:00Jembatan Bulurejo butuh perbaikanBulukerto <br />Warga di wilayah Kecamatan Bulukerto, Wonogiri mendesak Balai Pelaksana Teknis (BPT) Bina Marga Provinsi Jateng secepatnya merehabilitasi jembatan di jalur provinsi wilayah itu yang dinilai tidak layak lagi, terlalu sempit dan sudah lapuk termakan usia. <br /><br />Berdasarkan pantauan, Minggu (6/3), jembatan yang terletak di Dusun/Desa Bulurejo itu memang tampak seperti jembatan yang sudah sangat tua. Lebarnya hanya 3 meter, panjang sekitar 12 meter, sedangkan tinggi dari permukaan sungai di bawahnya sekitar 7 meter.<br /><br />Pagar pembatas jembatan sangat rendah terbuat dari batu bata dan gamping, terlihat sudah retak-retak dan berlubang di beberapa bagian. Lapisan aspalnya juga sudah mengelupas di sana-sini, tak berbeda jauh dengan kondisi jalan di sisi kiri maupun kanannya.<br /><span class="fullpost"><br />Jalan tersebut, ke arah selatan menghubungkan Bulukerto dengan Kecamatan Purwantoro dan Kabupaten Ponorogo, Jatim. Ke arah utara menghubungkan Bulukerto dengan wilayah Kabupaten Magetan, Jatim. Lalu lintasnya tergolong cukup padat oleh kendaraan roda dua, mobil dan juga truk. Akibat sempitnya badan jembatan, mobil apalagi truk yang melintas harus bergantian. <br /><br />Belum direspons<br /><br />Seorang warga Bulurejo, Wiyono, yang rumahnya persis di sebelah utara jembatan, saat ditemui wartawan, Minggu, mengaku tidak ingat sejak kapan jembatan itu berada di situ. Saat ini, lanjut Wiyono, antrean kendaraan, baik dari sebelah utara maupun selatan jembatan, sudah menjadi pemandangan rutin sehari-hari, terutama pada jam berangkat dan pulang sekolah. Sedangkan pada hari pasaran pasar hewan, jalan itu penuh dengan truk pengangkut sapi maupun hasil bumi.<br /><br />Terpisah, Kepala Desa (Kades) Bulurejo, Sunarto, mengaku pihaknya sudah berkali-kali mengusulkan ke pihak terkait melalui Pemerintah Kecamatan Bulukerto agar jembatan itu diperbaiki. Sebab, kondisi jembatan itu dinilainya sudah cukup mengkhawatirkan.<br /><br />Namun, sampai sekarang usulan tersebut tak juga mendapat respons. “Jembatan itu sudah terlalu tua dan lapuk. Sejak dibangun, hanya dilakukan pemeliharaan. Bagian tengah jembatan sudah melengkung ke bawah. Sangat mengkhawatirkan.” <br /><br />Camat Bulukerto, Sriyanto, membenarkan perbaikan jembatan itu sudah kerap kali diusulkan ke Pemkab Wonogiri supaya diteruskan ke BPT Bina Marga. Tapi belum ada respons. </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-31923862231038060322011-01-01T05:31:00.001-08:002011-01-01T05:49:09.571-08:00UFO Lingkaran di Langit Elista, Rusia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://jlegong.blogspot.com/2011/01/ufo-lingkaran-di-langit-elista-rusia.html"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhifZr2od_KVzwONg_TQqHziC3w05389rOyx66xYe73rC-pBrol6mjnfmcYCPeXytFUQ5Ov7UDDROKy1kLO_gAociskQQIiooMJMG35QrBV6eT0x7F8ZtsOAfR-k7EHRxTRYcn6e09Ri4Y2/s1600/77878_tampilan_ufo_di_film_independence_day_300_225.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557209697527334210" /></a><br />VIVAnews -- Penampakan benda terbang aneh atau UFO terlihat di langit Kota Elista, ibu kota Republik Kalmykia, di selatan Rusia.<br /><object width="480" height="385"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/V65gDLuKMY8?fs=1&hl=en_US"><param name="allowFullScreen" value="true"><param name="allowscriptaccess" value="always"><embed src="http://www.youtube.com/v/V65gDLuKMY8?fs=1&hl=en_US" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="300" height="205"></embed></object><div align="center"><br />Pada Desember 2010, ratusan warga Elista bisa melihat penampakan UFO setiap sepuluh hari di bulan itu. Demikian dikabarkan harian Nezavisimaya Gazeta.<br /><br />Penampakan yang paling menghebohkan terjadi pada 22 Desember 2010, para saksi mata mengaku melihat dua lingkaran konsentris di langit dari pukul 15.00 hingga 19.00 waktu setempat. Lingkaran dalam berputar searah jarum jam, sementara lainnya berputar ke arah berlawanan. Sementara, saksi mata lainnya melihat benda segi tiga yang menyorotkan cahaya datang dari arah tersebut.<br /><span class="fullpost"><br />Dua penampakan tersebut direkam kamera televisi dan ditayangkan di televisi lokal. Dalam video, reporter mengatakan hal tersebut mungkin disebabkan fenomena atmosfer, namun akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut.<br /><br />Warga Elista menanggapi fenomena itu secara serius. Namun, mantan pimpinan republik, miliuner Kirsan Ilyumzhinov mengaku ia tak terkejut.<br /><br />Kata dia, ini tak hanya terjadi di Elista, tapi juga teritori Federasi Rusia yang lain. "Benda aneh itu terlihat di mana saja, di dekat Moskow, dan teritori lainnya. NASA saja punya 4.000 dokumen UFO tiap tahunnya," kata Ilyumzhinov yang saat ini menjadi Ketua Federasi Catur Dunia, seperti dimuat situs Pravda, Rabu 29 Desember 2010.<br /><br />Suatu ketika, Ilyumzhinov mengaku pernah bertemu dan berkomunikasi dengan mahluk ekstraterresterial yang mengenakan pakaian antariksa berwarna kuning, diajak tur ke pesawat luar angkasa, dan berkomunikasi dengan mereka.<br /><br />Sementara, para pegawai pemerintah mendorong masyarakat Elista tak malu untuk berbicara dan menyampaikan informasi soal UFO.<br /><br />Sejauh ini, para ilmuwan belum memberikan informasi jelas soal fenomena tersebut.<br /><br />Badma Mikhalayev, ketua departemen fisika teoritis dari Universitas Negeri Kalmyk, tidak menafikan adanya peradaban mahluk cerdas di luar bumi. Namun, kata dia, lingkaran misterius di langit di atas Elista tidak dapat dijadikan sebagai bukti keberadaan peradaban mahluk ekstraterresterial. </span></div>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-89180753705226672722011-01-01T05:29:00.001-08:002011-01-01T05:30:02.854-08:00NASA : Target Sains 2011: Temukan 'Partikel Tuhan'<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPEUXamTXGXJdv8-ROQx-yHT0yWgc0MR62yv6bT3cmRYwiH6g8eAuQs-tHr6tt0QoD7jQUvidL2xlB2J9cXCNKfLBFJTuiasNDvKEK7aFgjxJWjwEJkPBtGImcWx_UKi8YTG3wxlvluqHO/s1600/98044_large-hadron-collider_300_225.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPEUXamTXGXJdv8-ROQx-yHT0yWgc0MR62yv6bT3cmRYwiH6g8eAuQs-tHr6tt0QoD7jQUvidL2xlB2J9cXCNKfLBFJTuiasNDvKEK7aFgjxJWjwEJkPBtGImcWx_UKi8YTG3wxlvluqHO/s400/98044_large-hadron-collider_300_225.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557209166141036322" /></a><br />VIVAnews -- Atom adalah partikel terkecil, begitu ilmu pengetahuan mengajarkan. Tapi sesudah tahun 1900-an para ahli menemukan bahwa masih ada yang lebih kecil lagi dari Atom yakni Inti Atom. Belakangan, ketika ilmu pengetahuan terus melaju, para ilmuwan kemudian menemukan bahwa Inti Atom itu masih bisa dipecah lagi. Begitu seterusnya.<br /><br />Dan kini para ahli sudah sampai pada sebuah partikel terkecil yang disebut Higgs Boson. Dan Higgs Boson inilah yang disebut sebagai ibu dari segala partikel yang diyakini pertama kali membentuk jagad raya. Para ahli bumi menyebut Higgs Boson sebagai "partikel Tuhan".<br /><span class="fullpost"> <br />Sejumlah ahli kini terus berusaha menemukan partikel ini. Bahkan, menempati urutan pertama dalam daftar resolusi sains 2011. <br />"Jika alam baik pada kita, 'partikel Tuhan' akan ditemukan tahun 2011," kata fisikawan, Christoph Rembser kepada LiveScience. <br /><br />Rembser bekerja di European Laboratory for Particle Physics (CERN) di Jenewa, di mana laboratorium penubruk atom, Large Hadron Collider (LHC) berada. <br /><br />Di LHC terdapat akselelator berbentuk terowongan sepanjang 27 kilometer di bawah tanah. Di sana, para ilmuan menguji tumbukan-tumbukan partikel berenergi sangat tinggi, sehingga bisa ‘melihat’ gambaran materi pada skala terkecil, sebagaimana yang terbentuk sesaat ketika seper-semiliar detik setelah Big-Bang -- pembentukan jagad raya.<br /><br />Magnet berkekuatan tinggi yang ditempatkan di sekeliling terowongan berfungsi untuk menambah kecepatan.<br /><br />Ketika dua partikel bertabrakan, para ilmuwan mengubah energi kinetik yang sangat besar menjadi hal baru melalui persamaan Einstein, E = mc2 -- bahwa energi dapat dikonversi menjadi massa (dan sebaliknya). Sehingga makin besar energi tabrakan, semakin besar partikel baru yang dapat dihasilkan .<br /><br />Hingga saat ini, para ilmuwan belum bisa memastikan seberapa besar partikel Higgs, jika 'partikel Tuhan' itu benar-benar ada. Namun, "setidaknya, kita sudah memiliki apa saja yang diperlukan," kata Rembser. <br /><br />"Kami memiliki akselerator dan detektor untuk menemukannya. Semuanya telah diatur untuk mengukur dan mengobservasi itu."<br /><br />"Untuk saat ini, semuanya tergantung alam yang memutuskan, apakah Higgs akan bisa sering diproduksi atau sangat langka ditemukan. Jadi, dalam hal ini, kita harus menunggu." </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-50702129409129060742011-01-01T05:26:00.001-08:002011-01-01T05:27:04.738-08:00Dokter CIA Lakukan Penyelidikan Terlarang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1xxLbnv8ViFHaVBzw2bz6EcC8VIB39KnrxHwITUBVB16r4yGSX-XuKIWngGNBK_lm8yZF72v9laamq7itO86AePgrcIbKsbIluajNRLUlJ1tLrYeKBFVRn5EhixUOy72egtvyzPwME5B6/s1600/54645_ilustrasi_tawanan_300_225.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 225px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1xxLbnv8ViFHaVBzw2bz6EcC8VIB39KnrxHwITUBVB16r4yGSX-XuKIWngGNBK_lm8yZF72v9laamq7itO86AePgrcIbKsbIluajNRLUlJ1tLrYeKBFVRn5EhixUOy72egtvyzPwME5B6/s400/54645_ilustrasi_tawanan_300_225.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557208357974323826" /></a><br />VIVAnews - Sejumlah dokter yang dipekerjakan CIA, badan intelijen Amerika Serikat mengaku telah berpartisipasi dalam penelitian dan eksperimen terhadap tawanan di pusat-pusat penahanan seperti Guantanamo, Abu Ghuraib, dan Bagram.<br /><br />Menurut laporan yang diungkap Physicians for Human Rights, eksperimen yang dilakukan termasuk waterboarding (menyiramkan air pada wajah tahanan hingga menyebabkan efek seperti tenggelam), stress positioning (memberikan beban sangat berat pada satu otot tertentu), dan sleep deprivation (merusak siklus tidur seseorang). <br /><span class="fullpost"><br />Eksperimen tersebut, dianggap telah melanggar kode etik dan perlindungan hukum, termasuk Nuremberg Code dan Common Rule yakni aturan federal seputar penelitian pada objek manusia.<br /><br />Scott Allen, ketua tim medis dan dokter dari Brown University di Rhode Island, Amerika Serikat meneliti dokumen seputar program pengumpulan data intelijen AS yang melibatkan tahanan pelaku serangan 9/11. <br /><br />Dalam eksperimen waterboarding, dokter-dokter CIA diperintahkan untuk mencatat berapa lama manusia mampu bertahan dan berapa banyak air yang dibutuhkan untuk memenuhi hidung atau tenggorokan dan melihat seperti apa tahanan setiap selesai melakukan satu sesi siksaan.<br /><br />“Eksperimen ini telah jauh melanggar sumpah dokter untuk tidak menyakiti manusia, dan metode yang digunakan memiliki cacat,” kata Paul Root Wolpe, bioethicist dari Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, seperti dikutip dari The Torture Papers, 31 Desember 2010.<br /><br />Wolpe menyebutkan, menggunakan metode eksperimen ini, Anda tidak bisa melihat wajah orang itu untuk mengetahui sejauh mana sakit yang ia rasakan.<br /><br />Oktober lalu, Amerika Serikat telah meminta maaf atas eksperimen medis mereka yang ceroboh. Bukan untuk aktivitas CIA di atas, akan tetapi untuk secara sengaja menginfeksi para tawanan Guatemala dengan siphilis di tahun 1940 lalu untuk menguji coba tingkat efektivitas penisilin. (hs)<br />• VIVAnews </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-26179655991354342032011-01-01T05:22:00.000-08:002011-01-01T05:24:16.437-08:00Burung emprit repotkan petani<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-GpkdGuR_7I2K5UsV3N_dL64NdWf4UXiDrAplCZyIyNJ_sW9TAz_Z0k1YnU5efWV2RKD1sZYP2Bph5LZT1GU1u5EXjHU4Ddm0W_GneP5tKiVipEEfVhh8fkDJjhC_iDlRI8ctjWzYOZLg/s1600/mprit.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-GpkdGuR_7I2K5UsV3N_dL64NdWf4UXiDrAplCZyIyNJ_sW9TAz_Z0k1YnU5efWV2RKD1sZYP2Bph5LZT1GU1u5EXjHU4Ddm0W_GneP5tKiVipEEfVhh8fkDJjhC_iDlRI8ctjWzYOZLg/s400/mprit.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557207665795273282" /></a><br /> <br /><br />Selogiri. Serangan hama di lahan pertanian di Kecamatan Selogiri seolah tak ada habisnya. Sekitar 350 hektare tanaman padi di lima desa/kelurahan di wilayah itu selama sebulan terakhir menghadapi gangguan burung pipit atau emprit. <br /><br />Tak berhenti di situ, hama wereng cokelat juga mulai mengancam kembali lahan pertanian di kecamatan paling utara di Wonogiri ini. Tidak kurang dari 1.042 hektare tanaman padi yang belum lama ditanam di sembilan desa/kelurahan terancam hama tersebut.<br /><span class="fullpost"><br />Serangan burung emprit membuat petani terpaksa menunggui lahan itu setiap hari mulai pagi hingga petang. Tali-tali panjang dibentangkan di atas tanaman padi, dengan plastik atau kain diikatkan pada tali itu setiap beberapa meter untuk menakut-nakuti. Serangan burung emprit itu, diakui petani juga mengakibatkan mereka terpaksa panen dini dan hal ini berpengaruh pada hasil panen. Salah satu petani di Kelurahan Kaliancar, Selogiri, Ny Indrio mengungkapkan dari total lahan seluas 1,5 hektare yang ditanaminya, hasil panennya turun dari biasanya 40 sak (1 sak memuat 25 kg gabah) menjadi hanya tujuh sak.<br /><br />“Seumur-umur jadi petani baru kali ada serangan emprit sehebat ini. Kalau tidak ditunggui, sudah habis tanaman saya. Bisa tidak panen. Bahkan saat hujan pun burung-burung itu tetap berdatangan. Banyak petani yang memilih panen meski padi masih hijau,” ungkap Ny Indrio, saat ditemui wartawan di sawahnya, Kamis (30/12).<br /><br />Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Selogiri, Marija mengungkapkan serangan burung emprit memang baru kali ini terjadi. Faktornya karena cuaca dan penanaman yang tidak bersamaan. “Luasan lahan yang diserang burung emprit ada 350-an hektare tersebar di Jendi, Kaliancar, Gemantar, Pule, dan Nambangan. Selain itu, saat ini wereng juga mulai menetas, terutama pada tanaman yang masih muda,” jelas Marija.<br /><br />Marija mengungkapkan saat ini ada 1.042 hektare lahan yang mulai ditanami dan kemungkinan terancam wereng cokelat yang sedang menetas itu. Luas lahan itu tersebar di sembilan desa/kelurahan yaitu Jaten (329 ha), Nambangan (186 ha), Kaliancar (40 ha), Pule (120 ha), Gemantar (80 ha), Sendangijo (50 ha), Kepatihan (20 ha), Singodutan (35 ha), dan Jendi (180 ha).<br /><br />Camat Selogiri, Bambang Haryanto mengungkapkan cuaca yang basah karena terlalu banyak hujan membuat hama berkembang sangat cepat. “Selain itu semua ini juga tidak lepas dari pola tanam yang keliru. Mestinya lahan diselingi dengan tanaman palawija sebelum melanjutkan ke tanaman padi. Tapi sejak serangan wereng pertengahan tahun lalu, lahan terus menerus ditanami padi. Penanamannya juga tidak bersamaan,” kata Bambang. </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-54631066610491594862011-01-01T05:19:00.000-08:002011-01-01T05:20:58.571-08:00KERA GUNUNG GANDUL MEMAKAN KORBAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpJru5vuEiyY5onrQbgwMjUlGXJOhQp_Yg8MKuH-A5RgZ-FvOzRCyZvjud0SoH-u6PwHGiynKC8GiLwgOyJ4vRpm-EAsjsH0Oei4f5Ra0d5gLrnc2g_srTRr6gfxP6QzUi4Fq6hiDb8xWO/s1600/monyet.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 124px; height: 166px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpJru5vuEiyY5onrQbgwMjUlGXJOhQp_Yg8MKuH-A5RgZ-FvOzRCyZvjud0SoH-u6PwHGiynKC8GiLwgOyJ4vRpm-EAsjsH0Oei4f5Ra0d5gLrnc2g_srTRr6gfxP6QzUi4Fq6hiDb8xWO/s400/monyet.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5557206817052068722" /></a><br />Wonogiri Aksi kawanan kera penghuni hutan Gunung Gandul kembali memakan korban. Seorang nenek yang tinggal di Jl Gunung Buthak RT 3/RW IV Joho Lor, Kelurahan Giriwono, Wonogiri, sepekan lalu diserang dan terpaksa mendapat 17 jahitan pada tungkai kanannya.<br /><span class="fullpost"><br />Saat ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (29/12), kaki nenek bernama Suyantini, 62, itu masih terlihat bengkak dan ia harus dibantu kruk untuk berjalan. Perban berwarna putih masih menutupi luka di tungkai kanannya. “Seharusnya hari ini jahitannya dilepas, tapi petugas kesehatan yang berjanji akan datang ke rumah belum datang,” kata anak sulung Suyantini, Handayani.<br /><br />Menurut Handayani, luka yang diderita ibunya akibat gigitan monyet itu cukup dalam dan panjang, nyaris mengenai tulangnya. Sesaat setelah gigitan itu, Suyantini langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soediran Mangun Sumarso dan dokter menjahit lukanya, enam jahitan di bagian dalam dan 11 jahitan di bagian luar. Jadi totalnya 17 jahitan.<br /><br />Mengenai kronologis peristiwa serangan monyet itu, Suyantini menuturkan saat itu, Rabu (22/12) sekitar pukul 13.00 WIB, dirinya baru bersiap-siap untuk memasak ketika tiba-tiba sekawanan monyet berlarian turun dari gunung di sebelah rumah. Suyantini yang sudah terbiasa melihat kawanan monyet turun gunung, langsung berusaha mengusir untuk mencegah mereka menyerbu ke dalam rumah.<br /><br />Namun rupanya ada satu monyet yang bandel dan bukannya lari mengikuti kawanannya kembali ke gunung malah menyerang dan menggigit kakinya. “Saya sendiri tidak sadar waktu itu, tahu-tahu kaki saya sudah luka dan terasa perih. Saya juga kaget karena tidak biasanya monyet-monyet itu menyerang dan menggigit. Biasanya kalau mereka turun gunung dan diusir langsung pergi,” ujar dia.<br /><br />Ditambahkan Suhendro, salah satu anak Suyantini yang kemarin kebetulan juga ada di rumah, kawanan monyet turun gunung bukan sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga di wilayah itu. Sekali turun, kawanan monyet itu bisa berjumlah 50-an ekor. “Mereka bisa datang sewaktu-waktu, tapi lebih sering pada siang hari. Genteng rumah sudah tak terhitung yang rusak karena monyet-monyet itu,” ungkap Suhendro.<br /><br />Serbuan monyet penghuni Gunung Gandul ke kawasan permukiman di sekitarnya itu memang sudah biasa terjadi. Juli 2010 lalu, seorang wanita di Lingkungan Gandul RT 1/RW I Giriwono juga diserang saat membersihkan teras rumahnya. Untungnya, kera itu tidak sempat menggigit dan wanita itu tidak menderita luka serius. </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-14141116186533260292010-09-17T02:16:00.000-07:002010-09-17T02:22:19.215-07:00Danar-Yuli ungguli Pilkada Wonogiri<div align="center"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPLw-x_Wg3aez_JDPL7oLpnF1BKnd1UCsZe-0rMblVCHJv1jQeU9kzvl3RejKB2dzI5HQGBsc0CK_U-x6imjdjsHBKMSIlTEyBieh9d3eZUVgZiQN6OVywaKSJz_8JBfAoLlc7YtmDGRDq/s1600/17menang.gif"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 275px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPLw-x_Wg3aez_JDPL7oLpnF1BKnd1UCsZe-0rMblVCHJv1jQeU9kzvl3RejKB2dzI5HQGBsc0CK_U-x6imjdjsHBKMSIlTEyBieh9d3eZUVgZiQN6OVywaKSJz_8JBfAoLlc7YtmDGRDq/s400/17menang.gif" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5517809619128876274" /></a><span style="font-size:78%;"><br /><span style="font-style:italic;">Danar diangkat oleh para pendukungnya.</span></span><br /><br /><br />Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati nomor urut 4, H Danar Rahmanto-Yuli Handoko, unggul dalam hasil sementara penghitungan suara Pilkada Wonogiri.<br /><br />Saat penghitungan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri ditutup pada pukul 20.20 WIB, Kamis (16/9), pasangan yang diusung tiga partai politik, PAN, PPP dan Gerindra yang tergabung dalam Koalisi Wonogiri Bangkit (KWB), ini unggul dengan perolehan 205.970 suara atau 42,22%.<br /><br />Pasangan nomor satu yang diusung PDIP dan PKS yang membawa bendera Koalisi Merah Putih, H Sumaryoto-H Begug Poernomosidi menyusul di peringkat dua dengan perolehan 129.894 suara atau 26,62%. Pasangan nomor dua yang diusung Partai Golkar dan sejumlah partai nonparlemen, H Sutadi-Hj Paryanti berada di urutan ketiga dengan perolehan 93.133 suara atau 19,09%. Terakhir pasangan nomor tiga yang diusung Partai Demokrat dan enam partai nonparlemen yang tergabung dalam Koalisi Satrio Bangkit (KSB) dengan perolehan 58.873 suara atau 12,07%.<br /><br /><span class="fullpost"> Sementara itu, jumlah suara sah 487.870, sedangkan suara tidak sah 5.869. Jumlah TPS yang sudah melaporkan data sebanyak 1.665 TPS atau 82,18% dari total TPS sebanyak 2.026 TPS dengan DPT sebanyak 915.178 pemilih.<br /><br />Hasil sementara ini di luar prediksi banyak kalangan, yang dulu menyebut Pilkada berakhir ketika Sumaryoto berpasangan dengan petahana (incumbent), Begug. Apalagi jika melihat perolehan kursi partai pengusung di lembaga legislatif. Berdasarkan hal ini, di atas kertas, pasangan Sumaryoto-Begug dipastikan unggul dengan dukungan 50% kursi DPRD. Sedangkan pasangan Danar-Yuli hanya didukung 16% kursi. “Ya itulah politik,” ujar Ketua KPU Wonogiri, Joko Purnomo, saat ditemui wartawan di sela-sela penghitungan suara semalam.<br /><br />Penghitungan suara berlangsung lebih lambat dari prediksi semula, yang ditargetkan selesai pukul 18.00 WIB. Menurut Joko, hal itu karena terjadi hujan deras di wilayah timur Wonogiri yang menyebabkan KPPS memilih menyelamatkan surat suara dan menunda penghitungan. Akibatnya, penghitungan di KPU molor dari rencana pukul 14.00 WIB menjadi pukul 15.00 WIB.<br /><br />Selama penghitungan, tim sukses masing-masing pasangan calon berdatangan untuk melihat langsung. “Berat, berat,” komentar Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo alias Jekek kepada Espos, saat penghitungan menunjukkan perolehan pasangan Sumaryoto-Begug berselisih cukup jauh dari Danar-Yuli.<br /><br />Selain dari partai pendukung Sumaryoto-Begug, tampak pula tim sukses dari pasangan Danar-Yuli, di antaranya anggota DPRD Jateng dari PAN, Subandi PR dan Ketua Tim Pemenangan Pasangan Danar-Yuli, Sardi.<br /><br />Di Ruang Data Setda Wonogiri, penghitungan perolehan suara juga dilakukan. Namun meski input data relatif lebih cepat, penghitungan ditutup lebih awal, sekitar pukul 19.00 WIB, dengan persentase suara yang masuk sekitar 60%. Di ruangan tersebut sempat hadir pula sejumlah tim sukses pasangan calon. Penghitungan suara akan dilanjutkan Jumat (17/9) ini sedangkan penetapan perolehan suara akan dilakukan pada Selasa (21/9).<br /><br />Melihat hasil sementara itu, Cabup Danar di hadapan relawan dan pendukungnya meminta agar tidak berbuat anarkis ataupun larut dalam euforia kemenangan. Danar juga mengajak semua calon untuk konsisten melaksanakan kesepakatan damai.<br /><br />Ucapan itu disambut tepuk tangan para pendukung. Danar menjelaskan kemenangan dirinya merupakan kemenangan rakyat Wonogiri. Danar menyatakan program paling dekat jika sudah dinyatakan sebagai pemenang adalah merangkul semua elemen masyarakat.<br /><br />Terpisah, Wakil Ketua tim Sukses Sutadi-Hj Paryanti, Soefi Hartoyo mengaku masih optimistis pasangan yang diusung Partai Golkar akan unggul. “Perhitungan sementara masih separo TPS, kami kami optimistis unggul karena merupakan pasangan sejati,” katanya. Jika hasil itu final, Soefi mengatakan siap menang dan siap kalah. “Sepanjang hasilnya tidak ada persoalan, kami Partai Golkar tidak akan mempersoalkan,” katanya.<br /><br />H Danar Rahmanto unggul mutlak di TPS 3, Kenteng, Ngadirojo Kidul, Ngadirojo tempatnya mencoblos, sedangkan H Begug Poernomosidi justru kalah di TPS-nya, TPS 9, Gerdu, Giripurwo, Wonogiri, Kamis. Di TPS 9, Gerdu, Giripurwo, Wonogiri tempat Cawabup H Begug Poernomosidi mencoblos, pasangan Sumaryoto-Begug hanya mendapatkan 45 suara. Di TPS ini, pasangan Mulyadi-Edy unggul dengan perolehan 84 suara sementara dua pasangan lain, Sutadi-Hj Paryanti mendapatkan 27 suara dan pasangan Danar-Yuli memperoleh 33 suara.<br /><br />Selain menang di TPS 3 Kenteng, Cabup-Cawabup Danar-Yuli juga menang di TPS 1 Kenteng, Ngadirojo Kidul, Ngadirojo. Di TPS ini, Kapolda Jateng Irjen Pol Erward Aritonang meninjau kesiapan KPPS. Seusai berbincang-bincang dengan KPPS, Kapolda mengaku senang dan menjamin pelaksanaan Pilkada Wonogiri<br /><br />Menurut Kapolda, pemilih datang ke TPS dengan wajah ceria. “Artinya tidak ada rasa takut, ataupun intimidasi. Soal hasil itu adalah proses demokrasi.” - Oleh : Suharsih, Trianto Hery Suryono (Solopos) </span></div>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-13030781643381975922010-08-06T05:03:00.000-07:002010-08-06T05:10:12.491-07:0023 Warga 2 dusun terserang chikungunya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaDurVPGZdvzDYs57YoWa_RilGdgOtu3VQ-5Gy_F4skZe2NvKEOA8d1Nkx6BjG5XbwW4Eb7GIuZUXCFT0W_sBZuZwMIyWWWe3zOf5y0Wr8HPDzS0JRNZUKWIMlVp3SWy-tUK0L9wjWcGvM/s1600/aedes_aegypti.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 292px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaDurVPGZdvzDYs57YoWa_RilGdgOtu3VQ-5Gy_F4skZe2NvKEOA8d1Nkx6BjG5XbwW4Eb7GIuZUXCFT0W_sBZuZwMIyWWWe3zOf5y0Wr8HPDzS0JRNZUKWIMlVp3SWy-tUK0L9wjWcGvM/s400/aedes_aegypti.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5502267980754391266" /></a><br />Ngadirojo<br />Warga Dusun Primbon, Desa Ngadirojo Lor dan Lingkungan Mlokomanis/Ngasinan, Kelurahan Mlokomanis Kulon, keduanya masuk Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri diserang chikungunya.<br /><br />Tercatat sekitar 23 warga di dua dusun itu menderita penyakit akibat nyamuk itu.<br /><br />Informasi yang dihimpun Espos di lokasi kejadian, serangan chikungunya tidak serentak. Warga menilai penyakit itu seperti menular karena setelah satu penderita sembuh, selang beberapa hari kemudian warga lain terserang penyakit serupa.<br /><br />Warga yang menderita chikungunya mengaku kaget karena tidak mampu bangun, menggerakkan kaki dan anggota tubuh lainnya. Menurut Sarmi, 60, warga Mlokomanis dan Ny Tiyem, warga Primbon, Ngadirojo Lor, persendian tangan dan kaki terasa sakit dan tidak bisa ditekuk. Serangan penyakit itu dirasakan oleh warga di dua desa itu dalam satu bulan terakhir.<br /><br />Di Dusun Primbon, Ngadirojo Lor, menurut Ny Tiyem, terdapat lima penderita, sedangkan di Mlokomanis/Ngasinan, Kelurahan Mlokomanis Kulon terdapat 14 penderita. “Saya juga menderita, lima hari tidak keluar rumah karena tidak bisa jalan,” ujar Ny Tiyem.<br /><br />Kepala Puskesmas Ngadirojo, dr Suyatno, mengatakan petugas sudah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE).<br /><span class="fullpost"> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-83916076945515364552010-05-11T08:01:00.000-07:002010-05-11T08:10:49.402-07:00SUSNO DUADJI : KRONOLOGIS DARI KASUS BIBIT-CHANDRA HINGGA MENJADI "THE WHISTLE BLOWER"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCeUr_SREGbHfKW2RFB4GJtG_UOOkYjdjILjqo4T3fyqSH8-2aOz2SFU3XRycUuAlU0gwbZIXdTQrmLezv0cEFJJ8uYoisyEZY8_yZ0woZuEZ-F_H1o6zDhlseLRx5FOoBxC1yhZ4LLVU5/s1600/1susno2_2.picture+or+side.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 184px; height: 123px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCeUr_SREGbHfKW2RFB4GJtG_UOOkYjdjILjqo4T3fyqSH8-2aOz2SFU3XRycUuAlU0gwbZIXdTQrmLezv0cEFJJ8uYoisyEZY8_yZ0woZuEZ-F_H1o6zDhlseLRx5FOoBxC1yhZ4LLVU5/s400/1susno2_2.picture+or+side.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5470028937401796546" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Komjen (Pol) Drs Susno Duadji SH MH MSc</span><br />(Mantan Kabareskrim Mabes Polri) Dirumahnya yang tidak mewah di kawasan Cinere, pagi itu Kamis, pukul 07.50 wib. Tim Redaksi Tabloid Suara Islam tiba sepuluh menit lebih awal dari waktu yang disepakati. Tetapi ternyata tuan rumah telah siap menerima kehadiran kami di ruang tengah rumah yang cukup asri itu. Berikut ini wawancara eksklusif Abdul Halim, Muhammad Luthfie Hakim dan Muhammad Al Khaththath dari Tabloid Suara Islam, dengan Komjen (Pol) Susno Duadji di rumahnya Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3) lalu. Wawancara sejak dari kasus Bank Century hingga markus pajak Rp 24,6 miliar yang diduga kuat melibatkan sejumlah Jenderal di Mabes Polri. <br /><br />Bagaimana tanggapan Anda atas penyesalan Ketua Tim 8 Adnan Buyung Nasution yang merekomendasikan pencopotan Anda dari Kabareskrim Mabes Polri akhir tahun lalu ?<br /><br />Bang Buyung tidak perlu menyesal, tetapi yang penting follow up dari penyeslaan itu. Faktanya pada waktu itu saya Kabareskirm, orang akan beranggapan bahwa penyidikan itu berada ditangan Kabareskrim. Ada dugaan rekayasa penyidikan Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Kalau ada dugaan rekayasa, maka alamat yang paling tepat tentunya Kabareskrim. Sebab tidak pernah diekspos bahwa yang menanggani kasus pimpinan KPK ini adalah suatu tim. <br /><span class="fullpost"> <br />Pimpinan penyidiknya adalah Direktur III Brigjen Julianus Mahar. Itulah yang dinamakan dengan nama sandi Truno 3. Kalau saya di dalam jajaran Kepolisian adalah Tribrata 5 dan di lingkungan Bareskrim Guru l. Koordinatornya adalah Wakabareskrim yang bertanggungjawab kepada Kapolri. Jadi susunannya Kapolri kemudian Wakabareskrim yang membawahi beberapa tim. Sebelumnya Irjen Hadiatmoko, tetapi karena dinilai tidak berhasil dan hanya dianggap berhasil menggolkan Antasari Azhar saja tetapi justru Bibit dan Chandra gagal, sehingga Hadiatmoko dicopot. Kemudian diganti Brigjen Dikdik dan dianggap berhasil menggolkan Bibit dan Chandra, menjadi tersangka dan dia naik pangkat menjadi Irjen. Kemudian Julianus Mahar dianggap berhasil dan naik pangkat menjadi Brigjen. <br /><br />Anggota tim berasal dari Bareskrim, Polda Metro, Polda Jatim, Babintak dan Ditbinkum. Saya tidak mengendalikan dan tidak boleh mengendalikan dan tidak boleh tahu hasilnya. Memang struktur militer dan polisi kuat sekali, kalau ada tim khusus maka yang boleh tahu kerjanya hanya tim itu saja, sehingga kalau saya tanya salah. Jadi yang benar adalah saya jangan bertanya. Mereka jangan melapor ke saya, sebab jadi tidak patuh pada asas.<br /><br />Wajar kalau orang luar menuduh saya, tetapi saya diam dan tidak membantah. Seharusnya pimpinan yang menjelaskannya, tetapi pimpinan tidak pernah menjelaskannya bahkan Susno Duadji tidak dilibatkan disitu. Kalau bicara sendiri dan saya bukan kalau tiak terlibat, akhirnya saat ini orang akan menanyai siapa yang terlibat. Kalau bukan Susno, terus siapa ? nanti akan ke Kapolri dan diatasnya ke Presiden. Untuk itulah saya sebagai seorang perwira dan ksatria, disitu saya betul-betul menunjukkan kesetiaan dan keperwiraan saya. Manakala kepentingan lebih besar menghendaki, maka kepentingan pribadi dan kelompok harus dikalahkan, sehingga saya diam saja. Tetapi ingin tunjukkan saya tidak seperti itu. Saya menunjukkannya dengan bahasa isyarat. <br /><br />Seperti sewaktu Bang Buyung menyuruh saya mundur, saya tidak mau mundur. Tetapi akhirnya Bang Buyung mau mundur jika saya tidak mundur. Tetapi kemudian diberi permen manis oleh Kapolri dengan sebuah kebohongan. Di Istana Kapolri mengatakan Susno Duadji sedang membuat surat pengunduran diri, sehingga Bang Buyung tidak jadi mundur. Kemudian malamnya Kapolri rapat dengan Komisi III DPR, dengan terang terangan mengatakan bahwa surat pengunduran Susno Duadji sudah diterima. Itu jelas suatu kebohongan besar sekali. <br /><br />Sewaktu Tim 8 mengundang tim dari Polri hadir di Wantimpres untuk dimintai keterangan, yang berangkat Kapolri, Wakabareskrim, Direktur III dan beberapa pemeriksa. Saya tidak hadir, tetapi Bang Buyung tidak menanyakan ini. Seharusnya ditanya, mana Susno kok tidak datang dan anggota Tim 8 lainnya juga tidak tanya, punya ilmu apa itu ! akhirnya mereka pulang. Setelah itu mereka baru ingat dan besoknya saya datang sendiri ke Tim 8. <br /><br />Saya katakan, walaupun saya tidak bertanggungjawab dalam penyelidikan ini, saya datang atas sepengetahuan institusi dan saya siap memberikan keterangan sepanjang yang saya ketahui. Tetapi tidak pernah ada pertanyaan, kenapa kamu membantah walau tidak bertanggungjawab. Tidak ada pertanyaan seperti itu. Akhirnya kesimpulan Tim 8 adalah Susno merekayasa kasus untuk menghindari dari tanggungjawabnya, kan celaka benar ! Ya sudah, saya cepat didesak mundur oleh Presiden SBY. Bahkan Kapolri terdiam seusai pengunduran saya dimana prosesnya masih 15 hari setelah keluarnya rekomendasi Tim 8. Akhirnya Kapolri datang ke beberapa pimpinan redaksi media massa untuk menenangkan media massa agar tidak mendesak mundur. <br /><br />Tetapi waktu itu jawaban Kapolri berkelit, ketika ditanya apa benar Susno itu, apa Kapolri takut, kok demikian kuat Susno itu, tetapi jawaban Kapolri berkelit. Semestinya sebagai seorang Kapolri, sebagai seorang jenderal polisi dia katakan, jangan menuntut Susno mundur, dia tidak bertanggung jawab dalam menyidik kasus ini, kan selesai. Tetapi siapa yang bertanggungjawab, Kapolri harus menjawab saya, kan sebagai perwira harus ksatria. <br /><br />Tetapi melihat dia tidak begitu, saya kecewa ! Saya berfikir buat apa bertahan? Maka saya harus mundur. Saya berunding dengan anak istri, saya katakan kita dihujat terus menerus dan tidak bisa diundurkan, kalau mau bertahan seratus tahun bisa. Tetapi hujatan ini terus menerus, sehingga saya katakan siap mundur. Saya bilang sama anak istri, meski nama kita sudah hancur tetapi kita tidak salah. Insya’ Allah, dengan keimanan kita maka kebenaran tidak akan bisa ditutupi. Kalau Allah ingin memulihkan nama kita, tidak akan sulit. Kun fayakun, selesai.<br /><br />Akhirnya saya mundur, begitu mudur tidak ada masalah apa apa. Saya diam saja di rumah tidak ada niat apa-apa hampir selama 2,5 bulan. Kemudian saya berfikir bagaimana memperbaiki nama kita, harus mulai dari mana. Tahu-tahu saya diundang bersaksi di Pengadilan kasus Antasari Azhar dan saya datang tanpa niat apapun juga. Karena kesaksian dibawah sumpah dan dibawah “UU dunia”, kalau saya bohong berarti saksi palsu. Kalaupun saya berbohong dan tidak ditangkap di dunia pasti akan ditangkap di akhirat. Saya akan mendapat laknat dari Allah. <br /><br />Makanya sewaktu menyampaikan kesaksian, saya enak saja apa yang saya ketahui, tidak saya tambah dan tidak saya kurangi. Seperti pertanyaan pengacara, apa betul saya mengetahui ada tim yang dibentuk Kapolri yang dinamakan Tim motifasi untuk menghendel kasus ini ? Saya jawab tidak tahu dan tahu. Memang awalnya saya tidak tahu, tetapi akhirnya saya tahu. Tidak tahu memang tidak diberi tahu, kemudian tahu karena saya mengetahui tim itu gagal. Karena gagal maka dicopotlah ketua tim.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Menurut Anda, siapa sebenarnya dalang yang merekayasa semua kasus ini ? </span><br /><br />Tanpa saya beritahu yang merekayasa, saya kira masyarakat sudah mengetahuinya. Siapa yang bertanggungjawab dalam penyelidikan ini. Tim penyidiknya Direktur III dan Koordinatornya Wakabareskrim serta penanggungjawabnya Kapolri yang langsung lapor pada Presiden. Lalu siapa penanggungjawabnya ? Saya kira dari struktur ini, silahkan dianalisis sendiri.<br /><span style="font-style:italic;"><br />Anda pernah mengatakan Boediono terlibat dalam skandal Century. Namun setelah menjadi Wapres penyidikan dihentikan. Bagaimana kok bisa terjadi ? </span><br /><br />Saya katakan bukan terlibat. Waktu menyidik Century, kasusnya saya bagi tiga. Kasus murni perbankan, duit nasabah diambil Robert Tantular dengan kasus Antaboga, dan kasus yang terkait dana LPS. Itulah yang berbeda. Kenapa saya tidak meneruskan, karena sudah masuk bulan September. Bulan Oktober sudah ada hasil penetapan Presiden dan Wakil Presiden dan sudah ada jadwal pelantikannya. Sebab kalau saya teruskan penyidikan, pasti ada yang bilang Susno telah dimanfaatkan kepentingan politik lain untuk menghancurkan nama Wapres, menggagalkan Pilpres dan Cawapres, sehingga besar sekali resikonya. <br /><br />Kita menyidik harus memakai strategi, mana kuat Susno sendirian disitu, Kapolri belum tentu setuju. Tetapi kalau sekarang kuat sekali backupnya jikalau polisi ingin menyidiknya dengan backup masyarakat. Waktu itu saya menyidik dengan kekuatan hukum. Tetapi hukum tanpa ditopang oleh kekuasaan maka tidak akan bisa jalan. Pasti kalau saya teruskan akan ketemu dengan Menkeu dan Wapres. Apa kuat Susno sendirian ? Tentunya dengan strategi, toh masyarakat dan KPK sudah minta diusut dan BPK sudah mulai mengangkat kasusnya sedikit demi sedikit, itu strateginya. <br /><span style="font-style:italic;"><br />Mengapa anda berani membongkar kebobrokan Mabes Polri ?</span><br /><br />Saya kira bukan karena keberanian, tetapi karena kepenakutan saya maka saya ungkap. Jadi kalau saya berani, justru saya hormat sekali kepada mereka yang berani merekayasa kasus itu. Kalau saya takut, karena takut akan hukuman Allah lebih berat yang akan saya terima. <br /><span style="font-style:italic;"><br />Menurut Anda, seberapa parah kebobrokan di dalam Mabes Polri ?</span><br /><br />Tergantung kehebohannya ! Masyarakat kan sudah tahu, yang saya angkat ini baru satu, tetapi hebohnya luar biasa, ini berarti parah. Makanya saya tidak mau angkat banyak-banyak, satu dulu saja. Ini hanya merupakan test case saja. Saya masih punya banyak peluru. Jadi masyarakat bisa membaca. Baru satu yang saya angkat, Mabes Polri sudah goyang. Itu menunjukkan bobrok, coba dia baik. Mestinya yang kena dua orang, biarkan dua orang itu menghadapi sendiri secara hukum, kenapa dua orang itu dibela mati-matian? Padahal tidak ada kewajiban membela dua orang itu. Seharusnya kewajiban polisi itu membela saya, sebab Undang-undang mengatakan pelapor tindak pidana korupsi wajib dilindungi. Kenapa dia sampai nekat melanggar UU ?<br /><span style="font-style:italic;"><br />Banyaknya kebobrokan di tubuh Polri, apa perlu direformasi Kembali ?</span><br /><br />Bukan perlu tetapi wajib atau fardhu ain untuk direformasi. Kalau perlu itu sunnah, sedangkan ini wajib. Kalau tidak direformasi, berarti kita memelihara penjahat bersenjata resmi dan terorganisir. Padahal kewenangan polisi besar sekali dengan kekuatannya mencapai 360 ribu orang bersenjata. Polisi boleh membunuh, jika penjahat lari boleh ditembak mati. Dengan kekuatan sedemikian besar, jika tidak direformasi dengan baik maka akan sangat berbahaya. Kalau tentara tidak boleh menembak rakyat, tetapi polisi boleh nembak rakyat yang melakukan kejahatan. Tentara tidak boleh nembak rakyat yang jahat sekalipun. Kalau tentara begitu senjatanya nembak itu untuk musuh dari luar, tetapi kalau polisi senjatanya diarahkan kedalam, itu bedanya. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Apa ini sebagai dampak penempatan Polri dibawah Presiden ?</span><br /><br />Bukan ! Polisi mau dibawah siapapun. Presiden, Menteri Peranan Wanita atau siapapun tidak masalah. Kita sekarang sedang mengalami dekadensi moral. Seharusnya polisi wajib menjadi pelindung, tetapi malah menakut-nakuti rakyat supaya dapat duit. Polisi wajib memberantas kejahatan, tetapi malah menciptakan kejahatan. Lha ini jahiliyah, ini sudah masuk zaman jahiliyah.<br /><span style="font-style:italic;"><br />Dengan penetapan anda sebagai terperiksa atau tersangka, apa anda merasa didholimi ?</span><br /><br />Ya saya terima saja, mau silahkan orang menilainya, saya diperiksa saja belum. Yang katanya namanya harum, apa ya ? Yang melaporkan saya itu kan namanya yang harum itu, yang saya tuduh merekayasa kasus dan katanya tidak terbukti. Lho bisa mengatakan tidak terbukti, kapan memeriksannya ? Kok cepat amat, mereka ngotot. Sebelum diperiksa, kesimpulannya saya jadi tersangka, ya sudah. Kalau kita ikut gila, namanya gila juga. <br /><span style="font-style:italic;"><br />Mengapa Kapolri sekarang kelihatanya berbalik, mengakui ada ketidakberesan dalam kasus markus pajak yang melibatkan Gayus Tambunan?<br /></span><br />Saya diam, tahu saya sudah malas mendengarnya. Karena, semua institusi resmi seperti polisi yang berkaitan dengan HAM, mestinya jika memberi keterangan itu sekali saja, sehingga antara satu keterangan dengan lainnya sama. Jadi sekarang yang mau saya pegang keterangan siapa ? Kabareskirm lain, Kadiv Humas lain, Kapolri lain, Propam lain lagi meski dalam persoalan yang sama. Itu baru dari segi orangnya. Sekarang dari segi waktu, pagi, siang dan malam lain lagi. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Kalau dicari-cari kesalahannya seperti membolos kerja selama 78 hari, bagaimana komentar anda?<br /></span><br />Bolos dari mana? kalau tidak pernah masuk kantor, kantornya mana ? Kantor adalah tempat suatu jabatan yang melaksanakan aktifitasnya sesuai dengan standar operasional prosedural (SOP). Tempat mungkin ada, jabatannya apa?, tugasnya apa?, SOP nya apa? Kalau ada tempat, bukan kantor namanya. Saya masuk sana, bukan masuk kantor. Tapi sekarang mereka bilang saya bolos, terserah. <br /><br />Jika dibandingkan dengan orang sama seperti pak Da’i Bachtiar, apakah pernah dia ngantor setelah jadi Pati ? Dia jadi Pati selama 10 bulan sebelum pensiun. Kemudian pak Chairuddin Ismail, apakah beliau ngantor, satu tahu lebih. Apakah dia diperiksa dan dipecat. Tidak ! Kenapa untuk hal yang sama, perlakuan terhadap saya berbeda. Jadi kalau begitu ini khusus untuk Susno Duadji saja. Tapi apapun juga saya tidak menolak, saya terima.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Soal markus pajak, apa uang Rp 24,6 miliar itu memang dibagi-bagikan oleh Gayus Tambunan kepada para pejabat di Mabes Polri ?<br /></span><br />Saya tidak tahu ! Tetapi yang jelas uang itu sudah tidak ada. Itulah tugas penyidik, sama untuk markus ini. Polisi itu mengerti hukum, tetapi mereka mengatakan kalau berani buktikan. Lha dimana saya bisa membuktikan? Saya ingin polisi yang mempunyai kewenangan menyidik itulah yang membuktikan. <br /><br />Mengenai kasus Century beberapa waktu lalu, bagaimana proses kehadiran anda di Komisi III DPR. Apakah anda tidak diajak pimpinan Polri seperti waktu di Tim 8 tetapi anda mendapat undangan khusus dari DPR ?<br /><br />Waktu acara dengar pendapat dengan Komisi III terkait dengan heboh cicak buaya dengan KPK, memang saya tidak diajak Kapolri, tetapi saya sudah antisipasi. Saya mempunyai teman-teman DPR agar diundang. Di meja memang tidak ada papan nama saya, tetapi saya mengatakan resmi diundang dengan tandatangan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Justru yang tak diundang itu mereka semua itu, karena yang diundang resmi hanya Kapolri dan saya, sedangkan mereka itu hanya diajak Kapolri.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Apa reaksi Kapolri waktu itu ?</span><br /><br />Kapolri hanya kelihatan pucat saja, yang jelas dia tidak bisa bicara bebas. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Waktu itu Kapolri mengatakan Susno siap mengundurkan diri ?</span><br /><br />Bukan siap, tetapi Susno Duadji sudah mengajukan surat pengunduran diri, katanya suratnya sudah diterima. Waktu itu saya mau berdiri, tetapi dicegah Wakapolri pak Makbul. Ketika itu dalam sehari Kapolri 5 kali berbohong secara resmi, tetapi yang tidak resmi saya tidak tahu. Waktu siangnya di Istana Kapolri mengatakan Susno sudah mengajukan surat pengunduran diri. Malamnya mengatakan surat pengunduran diri sudah diterima. Malam itu di tempat yang sama juga mengatakan tentang Nurkholish Madjid. Juga di tempat yang sama dia mengatakan tentang MS Ka’ban. Pada tempat yang sama dia juga mengatakan akan mundur jika tidak bisa dibuktikan di Pengadilan. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Mengapa di Komisi III DPR, anda sampai menangis. Apa yang menyebabkan anda terharu ?</span><br /><br />Seumur hidup, saya tidak pernah menangis. Waktu Ibu saya meninggal dunia sekalipun, saya tidak menangis. Memang saya lebih dekat kepada Ibu meski Bapak dan Ibu sama. Karena dialah yang mengajarkan akhlak budi pekerti dan agama kepada saya. Karena sesuai dengan ajaran agama, jangan dibasahi dengan air mata ketika ditinggal wafat, maka saya hanya berdoa dan membaca Surat Yasin saja. <br /><br />Tetapi malam itu di DPR saya menangis. Karena sudah hampir 4 bulan terus menerus ditekan. Sedangkan di rumah saya harus senyum, untuk menghibur istri dan anak, tetapi batin saya sedih sekali. Anak saya perempuan sampai berhenti dari bekerja karena malu bapaknya dihujat terus menerus. Akhirnya usaha sendiri dengan jual pakaian bekas di Citos dengan diobral padahal dia sarjana, tetapi yang penting halal. Alhamdulillah, ternyata penghasilannya tidak jauh berdeda dengan gajinya ketika masih kerja di kantor. Dia tidak malu, kadang kadang temannya ikut beli. Itulah yang membuat saya ketika teringat sampai menangis. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Jadi semuanya ini merupakan rekayasa dari Mabes Polri, padahal anda sama sekali tidak terlibat dalam tim penyidik. Sampai-sampai anda diminta mundur ?</span><br /><br />Saya kan tidak mundur, tetapi minta mundur sementara. Saya diminta mundur supaya tekanan berkurang. Saya diminta mundur pak Makbul atas suruhan Kapolri. Pak Makbul waktu itu bersama pak Yusuf Manggabarani. Saya tanya mengapa Kapolri tidak langsung kepada saya, alasannya Kapolri tidak sampai hati karena saya tidak bersalah. Kemudian saya bilang oke, saya mundur, tetapi mundurnya kan bukan selamanya. Nanti setelah situasi tenang, nama saya seharusnya dipulihkan kembali. Tetapi ternyata tidak ada pemulihan sama sekali selama 2 bulan, tetapi saya diam dan tidak berontak. Selama itu saya juga masuk kantor, meski kantornya tidak ada yang dapat dimasuki. Saya datang ke teman-teman karena sudah tidak memiliki ruangan sendiri. <br /><br />Selama 2,5 bulan saya tidak ada apa apa dan saya terima. Bahkan sudah akan membanting setir mencari usaha yang lain. Tetapi begitu bersaksi untuk Antasari Azhar, mereka mengancam akan memecat dan sebagainya. Sejak itulah saya merasa telah dikerjain mereka dan saya mulai bangkit. Saya katakan sama keluarga, dukung saya.<br /><span style="font-style:italic;"><br />Apa reaksi anda ketika diumumkan diberhentian dari Kabareskrim ?</span><br /><br />Saya marah sekali. Kalau mutasi seringkali tidak pernah diumumkan ke publik. Karena saat itu timingnya massa minta saya untuk mundur, sehingga seolah-olah inilah betul biang keroknya, saya tidak mau yang begitu. Saya tetap mau mundur tetapi jangan saya dikatakan bersalah. Waktu itu mungkin saya sudah kalah 80 persen. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Tetapi masyarakat kan perlu informasi yang berkaitan dengan anda ?</span><br /><br />Itulah yang tidak pernah disampaikan oleh mereka. Karena Kapolri mengatakan tidak perlu berbicara dengan pers karena nanti semua dia yang mengatasi. Jadi saluran saya ke pers ditutup, tidak seperti sekarang ini. Saya Sholat Jum’at saja tidak boleh di Masjid, tetapi di ruang tahanan bersama para tahanan. Supaya tidak bertemu dengan wartawan di depan. Kantor saya dengan ruangan Kapolri tidak lebih dari 20 meter, saya harus naik mobil dari belakang. Saya kira ini sudah pendzoliman yang luar biasa. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Jadi anda berusaha melepaskan diri dari belenggu tersebut ?</span><br /><br />Ya, lama-lama saya minta berhenti. Akhirnya saya bersaksi di sidang Antasari Azhar. Banyak hal yang mengejutkan dan saya dikejar terus sama wartawan. Saya sudah tidak mau tunduk lagi pada aturan-aturan polisi untuk membungkam saya. Meski tetap ada larangan berbicara sama wartawan, saya tidak takut, saya hantam saja.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Seperti apa marahnya Anda waktu diumumkan pemberhentian dari Kabareskrim ?</span><br /><br />Langsung malam itu saya datangi rumah Kapolri, tetapi dia tidak mau menerima meski ada di dalam rumah. Dia ada di dalam kamar dan tahu saya datang karena diberitahu ajudan. Rumah Kapolri kan agak terbuka pintunya dan yang jaga banyak sekali. Jangankan maling, lalatpun tak akan bisa masuk walaupun pintunya terbuka. Saya bisa masuk karena dia tahu saya Kabareskrim. Kata ajudan bapak lagi tidur dan besoknya baru bisa bertemu Kapolri. <br /><br />Akhirnya jam 4 sore keesokan hari saya baru bias bertemu Kapolri. Kemudian ajudan memberitahu saya kalau Kapolri sudah datang. Saya ingin bicara empat mata, ajudan tak menjawab. Ternyata setelah saya masuk ruangannya, sudah ada lima jenderal yang mendampingi Kapolri. Jadi saya tidak sendirian bertemu Kapolri.<br /><br />Saya katakan, saya mau berhenti karena memang sudah sepakat. Tetapi kenapa diumumkan ke public? Itu berarti sudah mempermalukan saya. Seolah-olah itu isyarat kepada publik bahwa betul Susno Duadji yang bersalah dalam kasus dengan KPK, buktinya sudah dimundurkan. Dengan diumumkan kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui berbagai media massa pada malam itu, akhirnya besoknya media menulis, akibat dari perbuatan merekayasa sebagai pertanggungjawaban maka saya mundur. Jadi seolah-olah melegitimasi betul bahwa saya merekayasa kasus tersebut. <br /><span style="font-style:italic;"><br />Apa reaksi Kapolri pada waktu itu ?</span><br /><br />Dia hanya ketawa-ketawa saja dan merangkul saya. Hukuman itu kelihatannya kecil tapi maknanya besar bagi saya. Karena timingnya bertepatan dengan desakan masyarakat, maka saya mundur. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Apakah Kapolri meminta maaf kepada anda ? </span><br /><br />Sama sekali tidak meminta maaf. <br /><br />TNI dan Polri berlaku sistim komando, tetapi masyarakat sekarang melihat bintang satu berani dengan bintang tiga. Sepertinya tidak ada lagi sistim komando di Polri ?<br /><br />Itu karena disuruh dan dibiarkan Kapolri. Apapun juga saya ini masih aktif sebagai polisi. Boleh benci sama Susno, tetapi dalam hierarkhi tidak boleh benci. Kalau tidak disuruh tidak bakal mereka berani. Tetapi perasaan dia ingin menjatuhkan martabat saya kan? Tetapi dia lupa martabat mereka sendiri justru yang jatuh. <br /><br />Pada waktu itu ada pemeriksaan dari dua sayap, Intelijen dan Propam. Intelijen sudah clear dan Propam belum selesai, dimana Kapolri membatasi seminggu saja.<br /><br />Satu minggu tak clear, dua minggu tak clear yang dilakukan Propam. Apa salah yang akan dituduhkan kepada saya? Kemudian intelijen lebih jernih berfikir seperti pak Saleh Saaf. Sebenarnya bukan Propamnya yang salah, tetapi kepemimpinan yang salah. Kalau pemimpin berwibawa, maka hirarkhi polisi akan bagus sekali. Jadi pemimpin kan harus tegas, jangan mengadu domba, ituu namanya kan mengadu domba. Saya yakin pak Saleh Saaf tersinggung berat itu. Propamnya masih ngotot sementara Kapolri tidak punya pendirian. Itu kan sama dengan menyuruh anak buah berantem. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Adanya kebobrokan dalam institusi Polri seperti markus, rekayasa perkara, intervensi politik akan membebani institusi Polri. Apa sebaiknya yang menjadi langkah Polri ?</span><br /><br />Polri harus dirombak kepemimpinannya, terutama orang nomor satunya oleh orang yang memiliki integritas tinggi, punya keberanian dan tidak munafik. Kalau bisa begitu ya sudah selesai. Perlu waktu berapa bulan, tidak perlu lama cukup tiga bulan sudah baik karena sistim komando. Berbeda dengan Departemen dan Partai. Kalau polisi kan ada yang diatas dan bawah. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Kalau itu sepertinya suatu yang utopis, mengingat kita tahu pimpinan Polri memiliki penghasilan sampingan yang besar.</span><br /><br />Tidak ! Polri itu gajinya kecil. Kalau memang perusahaan miliknya sendiri tidak apa-apa. Seperti gajinya kecil tetapi memiliki perusahaan silahkan saja, kan tidak dilarang mendapat penghasilan yang halal. Kalau ngak kan mati karena gajinya tak cukup. Itulah yang saya katakan kalau seorang polisi tidak ditopang dengan usaha lainnya, apapun pangkatnya jenderal bintang 8 sekalipun di Jakarta ini, tidak mungkin bisa beli mobil kijang sekalipun second hand. Gaji saya kan hanya Rp 11,7 juta, untuk membayar listrik saja satu juta lebih, belum lainnya.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Apakah anda siap mengambilalih kepemimpinan Polri bila DPR menghendakinya ?</span><br /><br />Soal siap atau tidak siap, rakyat yang tahu. Jadi Kabareskrim saja tidak dipakai dan dicopot, masak jadi Kapolri. Itu impian terlalu tinggi. (Susno tertawa lepas) <br /><br /><span style="font-style:italic;">Bagaimana perlunya fungsi moral di Kepolisian sekarang ?</span><br /><br />Bukan hanya di polisi, tetapi di republik ini. Saya kira solusinya kita perbaiki moral melalui agama seluruh pimpinan negara ini. Sekarang ini kan orang tidak takut lagi sama Tuhan. Mereka tetap Sholat lima waktu tetapi korupsinya jalan terus. Kalau mereka ketemu daging babi muntah muntah, tetapi aspal dan pasir masuk perut. </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-58482662744257544982010-05-01T01:39:00.000-07:002010-05-01T01:53:49.528-07:00Kitab Negarakertagama<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj80AuGtj6x1cAkiyKsQtJ0LyFJ71-rTQBGt6nL-bwgTTG1TZivuJ6usNmZcRvgdM5V_94uXExSst1WdNK4Ys0WAi2KzsdArHPf84upIZUqBU5ImRE3Rw5q8QBqwcNVX-8VuaIOwMQ0i8lG/s1600/semar_3493a.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 351px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj80AuGtj6x1cAkiyKsQtJ0LyFJ71-rTQBGt6nL-bwgTTG1TZivuJ6usNmZcRvgdM5V_94uXExSst1WdNK4Ys0WAi2KzsdArHPf84upIZUqBU5ImRE3Rw5q8QBqwcNVX-8VuaIOwMQ0i8lG/s400/semar_3493a.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5466221926504530626" /></a><br />Negarakertagama merupakan kakawin yang menceritakan kisah Raja Majapahit, Hayam Wuruk yang melakukan pelesiran ke daerah Blambangan dan dalam perjalanan pulang beliau singgah di Singosari. Dalam naskah ini juga dikisahkan peranan patih Gajah Mada sebagai perdana Mentri yang mumpuni. Masih dalam naskah Negarakertagama ini dikisahkan bahwa Prabu Hayam Wuruk sebagai penguasa yang sangat adil dalam memerintah dan taat menjalankan aturan agama. Sebagai contoh Raja Hayam Wuruk menghukum mati Demung Sora yang merupakan seorang menterinya, karena dianggap bersalah setelah membunuh Mahesa Anabrang yang ternyata tidak berdosa (lempir ke 73). Dengan demikian Demung Sora telah telah melanggar pasal Astadusta dari kitab Undang undang Kitab Kutara Manawadarmasastra itu. Naskah Negarakertagama yang merupakan karya pujangga besar empu Prapanca ini kini tersimpan di Perpustakaan Nasional RI dan menjadi salah satu koleksi kebanggaannya.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Berikut adalah terjemahan lengkap kitab Negarakertagama:</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">“Om awignam astu namas sidam”<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br /><br />Sembah puji dari hamba yang hina ini ke bawah telapak kaki sang pelindung jagat. Raja yang senantiasa tenang tenggelam dalam samadi, raja segala raja, pelindung orang miskin, mengatur segala isi negara. Sang dewa-raja, lebih diagungkan dari yang segala manusia, dewa yang tampak di atas tanah. Merata, serta mengatasi segala rakyatnya, nirguna bagi kaum Wisnawa, Iswara bagi Yogi, Purusa bagi Kapila, hartawan bagi Jambala, Wagindra dalam segala ilmu, dewa Asmara di dalam cinta berahi. Dewa Yama di dalam menghilangkan penghalang dan menjamin damai dunia.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Demikianlah pujian pujangga sebelum menggubah sejarah raja, kepada Sri Nata Rajasa Nagara, raja Wilwatikta yang sedang memegang tampuk tahta. Bagai titisan Dewa-Batara beliau menyapu duka rakyat semua. Tunduk setia segenap bumi Jawa bahkan seluruh nusantara. Pada tahun 1256 Saka, beliau lahir untuk jadi pemimpin dunia. Selama dalam kandungan di Kahuripan telah tampak tanda keluhuran. Bumi gonjang-ganjing, asap mengepul-ngepul, hujan abu, guruh halilintar menyambar-nyambar. Gunung Kelud gemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari negara. Itulah tanda bahwa Sanghyang Siwa sedang menjelma bagai raja besar. Terbukti, selama bertakhta seluruh tanah Jawa tunduk menadah perintahnya. Wipra, satria, waisya, sudra, keempat kasta sempurna dalam pengabdian. Durjana berhenti berbuat jahat takut akan keberanian Sri Nata. Sang Sri Padukapatni yang ternama adalah nenek Sri Paduka. Seperti titisan Parama Bagawati memayungi jagat raya. Selaku wikuni tua tekun berlatih yoga menyembah Buda. Tahun 1272 kembali beliau ke Budaloka. Ketika Sri Padukapatni pulang ke Jinapada dunia berkabung. Kembali gembira bersembah bakti semenjak Sri Paduka mendaki takhta. Girang ibunda Tri Buwana Wijaya Tungga Dewi mengemban takhta bagai rani di Jiwana resmi mewakili Sri Narendraputra.<br /><br /><br />Beliau bersembah bakti kepada ibunda Sri Padukapatni. Setia mengikuti ajaran Buda, menyekar yang telah mangkat. <br />Ayahanda Sri Paduka Prabu ialah Prabu Kerta Wardana. Keduanya teguh beriman Buda demi perdamaian praja. Paduka Prabu Kerta Wardana bersemayam di Singasari. Bagai Ratnasambawa menambah kesejahteraan bersama. Teguh tawakal memajukan kemakmuran rakyat dan negara. Mahir mengemudikan perdata bijak dalam segala kerja. Putri Rajadewi Maharajasa, ternama rupawan. Bertakhta di Daha, cantik tak bertara, bersandar enam guna. Adalah bibi Sri Paduka, adik maharani di Jiwana. Rani Daha dan rani Jiwana bagai bidadari kembar.<br /><br /><br />Laki sang rani Sri Wijayarajasa dari negeri Wengker. Rupawan bagai titisan Upendra, mashur bagai sarjana. Setara raja Singasari, sama teguh di dalam agama. Sangat mashurlah nama beliau di seluruh tanah Jawa. Adinda Sri Paduka Prabu di Wilwatikta : Putri jelita bersemayam di Lasem. Putri jelita Daha cantik ternama. Indudewi putri Wijayarajasa. Dan lagi putri bungsu Kerta Wardana. Bertakhta di Pajang, cantik tidak bertara. Putri Sri Baginda Jiwana yang mashur. Terkenal sebagai adinda Sri Paduka. Telah dinobatkan sebagai raja tepat menurut rencana. Laki tangkas rani Lasem bagai raja daerah Matahun. Bergelar Rajasa Wardana sangat bagus lagi putus dalam daya raja dan rani terpuji laksana Asmara dengan Pinggala. Sri Singa Wardana, rupawan, bagus, muda, sopan dan perwira bergelar raja Paguhan, beliaulah suami rani Pajang. Mulia pernikahannya laksana Sanatkumara dan dewi Ida. Bakti kepada raja, cinta sesama, membuat puas rakyat. Bre Lasem menurunkan putri jelita Nagarawardani Bersemayam sebagai permaisuri Pangeran Wirabumi. Rani Pajang menurunkan Bre Mataram Sri Wikrama Wardana bagaikan titisan Hyang Kumara, wakil utama Sri Narendra.<br /><br /><br />Putri bungsu rani Pajang memerintah daerah Pawanuhan. Berjuluk Surawardani masih muda indah laksana lukisan. Para raja pulau Jawa masing-masing mempunyai negara. Dan Wilwatikta tempat mereka bersama menghamba Srinata. Melambung kidung merdu pujian Sang Prabu, beliau membunuh musuh-musuh. Bak matahari menghembus kabut, menghimpun negara di dalam kuasa. Girang janma utama bagai bunga kalpika, musnah durjana bagai kumuda. Dari semua desa di wilayah negara pajak mengalir bagai air. Raja menghapus duka si murba sebagai Satamanyu menghujani bumi. Menghukum penjahat bagai dewa Yama, menimbun harta bagaikan Waruna. Para telik masuk menembus segala tempat laksana Hyang Batara Bayu. Menjaga pura sebagai dewi Pretiwi, rupanya bagus seperti bulan. Seolah-olah Sang Hyang Kama menjelma, tertarik oleh keindahan pura. Semua para putri dan isteri sibiran dahi Sri Ratih. Namun sang permaisuri, keturunan Wijayarajasa, tetap paling cantik paling jelita bagaikan Susumna, memang pantas jadi imbangan Sri Paduka.<br /><br /><br />Berputralah beliau putri mahkota Kusuma Wardani, sangat cantik rupawan jelita mata, lengkung lampai, bersemayam di Kabalan. Sang menantu Sri Wikrama Wardana memegang hakim perdata seluruh negara. Sebagai dewa-dewi mereka bertemu tangan, menggirangkan pandang. Tersebut keajaiban kota : tembok batu merah, tebal tinggi, mengitari pura. Pintu barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas, bersabuk parit. Pohon brahmastana berkaki bodi berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam. Di situlah tempat tunggu para tanda terus menerus meronda jaga paseban. Di sebelah utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir. Di sebelah timur : panggung luhur, lantainya berlapis batu putih-putih mengkilat. Di bagian utara, di selatan pekan rumah berjejal jauh memanjang sangat indah.<br /><br /><br />Di selatan jalan perempat : balai prajurit tempat pertemuan tiap Caitra. Balai agung Manguntur dengan balai Witana di tengah, menghadap padang watangan. Yang meluas ke empat arah, bagian utara paseban pujangga dan Mahamantri Agung. Bagian timur paseban pendeta Siwa-Buda yang bertugas membahas upacara. Pada masa grehana bulan Palguna demi keselamatan seluruh dunia. Di sebelah timur pahoman berkelompok tiga-tiga mengitari kuil Siwa. Di selatan tempat tinggal wipra utama tinggi bertingkat menghadap panggung korban. Bertegak di halaman sebelah barat, di utara tempat Buda bersusun tiga. Puncaknya penuh berukir, berhamburan bunga waktu raja turun berkorban. Di dalam, sebelah selatan Manguntur tersekat dengan pintu, itulah paseban. Rumah bagus berjajar mengapit jalan ke barat, disela tanjung berbunga lebat. Agak jauh di sebelah barat daya: panggung tempat berkeliaran para perwira. Tepat di tengah-tengah halaman bertegak mandapa penuh burung ramai berkicau. Di dalam di selatan ada lagi paseban memanjang ke pintu keluar pura yang kedua.<br /><br /><br />Dibuat bertingkat tangga, tersekat-sekat, masing-masing berpintu sendiri. Semua balai bertulang kuat bertiang kokoh, papan rusuknya tiada tercela. Para prajurit silih berganti, bergilir menjaga pintu, sambil bertukar tutur. Inilah para penghadap : pengalasan Ngaran, jumlahnya tak terbilang, Nyu Gading Jenggala-Kediri, Panglarang, Rajadewi, tanpa upama. Waisangka kapanewon Sinelir, para perwira Jayengprang, Jayagung dan utusan Pareyok Kayu Apu, orang Gajahan dan banyak lagi. Begini keindahan lapangan watangan luas bagaikan tak berbatas. Mahamantri Agung, bangsawan, pembantu raja di Jawa, di deret paling muka. Bayangkari tingkat tinggi berjejal menyusul di deret yang kedua. Di sebelah utara pintu istana di selatan satria dan pujangga. Di bagian barat : beberapa balai memanjang sampai mercudesa.<br /><br /><br />Penuh sesak pegawai dan pembantu serta para perwira penjaga. Di bagian selatan agak jauh: beberapa ruang, mandapa dan balai. Tempat tinggal abdi Sri Baginda Paguhan bertugas menghadap. Masuk pintu kedua, terbentang halaman istana berseri-seri. Rata dan luas dengan rumah indah berisi kursi-kursi berhias. Di sebelah timur menjulang rumah tinggi berhias lambang kerajaan itulah balai tempat terima tatamu Srinata di Wilwatikta. Inilah pembesar yang sering menghadap di balai witana : Wredamentri, tanda Mahamantri Agung, pasangguhan dengan pengiring Sang Panca Wilwatikta : mapatih, demung, kanuruhan, rangga. Tumenggung lima priyayi agung yang akrab dengan istana. Semua patih, demung negara bawahan dan pengalasan.<br /><br /><br />Semua pembesar daerah yang berhati tetap dan teguh. Jika datang berkumpul di kepatihan seluruh negara lima Mahamantri Agung, utama yang mengawal urusan negara. Satria, pendeta, pujangga, para wipra, jika menghadap berdiri di bawah lindungan asoka di sisi witana. Begitu juga dua darmadyaksa dan tujuh pembantunya. Bergelar arya, tangkas tingkahnya, pantas menjadi teladan. Itulah penghadap balai witana, tempat takhta yang terhias serba bergas. Pantangan masuk ke dalam istana timur agak jauh dan pintu pertama. Ke Istana Selatan, tempat Singa Wardana, permaisuri, putra dan putrinya. Ke Istana Utara. tempat Kerta Wardana. Ketiganya bagai kahyangan semua rumah bertiang kuat, berukir indah, dibuat berwarna-warni Cakinya dari batu merah pating berunjul, bergambar aneka lukisan. Genting atapnya bersemarak serba meresapkan pandang menarik perhatian. Bunga tanjung kesara, campaka dan lain-lainnya terpencar di halaman. Teratur rapi semua perumahan sepanjang tepi benteng. Timur tempat tinggal pemuka pendeta Siwa Hyang Brahmaraja. Selatan Buda-sangga dengan Rangkanadi sebagai pemuka. Barat tempat para arya Mahamantri Agung dan sanak-kadang adiraja.<br /><br /><br />Di timur tersekat lapangan menjulang istana ajaib. Raja Wengker dan rani Daha penaka Indra dan Dewi Saci. Berdekatan dengan istana raja Matahun dan rani Lasem. Tak jauh di sebelah selatan raja Wilwatikta. Di sebelah utara pasar: rumah besar bagus lagi tinggi. Di situ menetap patih Daha, adinda Sri Paduka di Wengker. Batara Narpati, termashur sebagai tulang punggung praja. Cinta taat kepada raja, perwira, sangat tangkas dan bijak. Di timur laut rumah patih Wilwatikta, bernama Gajah Mada. Mahamantri Agung wira, bijaksana, setia bakti kepada negara. Fasih bicara, teguh tangkas, tenang, tegas, cerdik lagi jujur. Tangan kanan maharaja sebagai penggerak roda negara. Sebelah selatan puri, gedung kejaksaan tinggi bagus. Sebelah timur perumahan Siwa, sebelah barat Buda. Terlangkahi rumah para Mahamantri Agung, para arya dan satria. Perbedaan ragam pelbagai rumah menambah indahnya pura. Semua rumah memancarkan sinar warnanya gilang-cemerlang. Menandingi bulan dan matahari, indah tanpa upama. Negara-negara di nusantara dengan Daha bagai pemuka. Tunduk menengadah, berlindung di bawah kuasa Wilwatikta.<br /><br /><br />Kemudian akan diperinci demi pulau negara bawahan, paling dulu Melayu: Jambi, Palembang, Toba dan Darmasraya. Pun ikut juga disebut Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar dan Pane Kampe, Haru serta Mandailing, Tamihang, negara perlak dan padang Lawas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus. Itulah terutama negara-negara Melayu yang telah tunduk. Negara-negara di pulau Tanjungnegara : Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut. Kadandangan, Landa, Samadang dan Tirem tak terlupakan. Sedu, Barune, Kalka, Saludung, Solot dan juga Pasir Barito, Sawaku, Tabalung, ikut juga Tanjung Kutei. Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura.<br /><br /><br />Di Hujung Medini, Pahang yang disebut paling dahulu. Berikut Langkasuka, Saimwang, Kelantan serta Trengganu Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang serta Kedah Jerai, Kanjapiniran, semua sudah lama terhimpun. Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah. Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo Sang Hyang Api, Bima. Seram, Hutan Kendali sekaligus. Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah. Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya. Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk. Sampai Udamakatraya dan pulau lain-lainnya tunduk. Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian serta Salayar, Sumba, Solot, Muar. Lagi pula Wanda (n), Ambon atau pulau Maluku, Wanin, Seran, Timor dan beberapa lagi pulau-pulau lain. Berikutnya inilah nama negara asing yang mempunyai hubungan Siam dengan Ayodyapura, begitu pun Darmanagari Marutma. Rajapura begitu juga Singasagari Campa, Kamboja dan Yawana ialah negara sahabat.<br /><br /><br />Pulau Madura tidak dipandang negara asing. Karena sejak dahulu menjadi satu dengan Jawa. Konon dahulu Jawa dan Madura terpisah meskipun tidak sangat jauh. Semenjak nusantara menadah perintah Sri Paduka, tiap musim tertentu mempersembahkan pajak upeti. Terdorong keinginan akan menambah kebahagiaan. Pujangga dan pegawai diperintah menarik upeti. Pujangga-pujangga yang lama berkunjung di nusantara. Dilarang mengabaikan urusan negara dan mengejar untung. Seyogyanya, jika mengemban perintah ke mana juga, harus menegakkan agama Siwa, menolak ajaran sesat. Konon kabarnya para pendeta penganut Sang Sugata dalam perjalanan mengemban perintah Sri Baginda, dilarang menginjak tanah sebelah barat pulau Jawa. Karena penghuninya bukan penganut ajaran Buda.<br /><br /><br />Tanah sebelah timur Jawa terutama Gurun dan Bali, boleh dijelajah tanpa ada yang dikecualikan. Bahkan menurut kabaran begawan Empu Barada, serta raja pendeta Kuturan telah bersumpah teguh. Para pendeta yang mendapat perintah untuk bekerja, dikirim ke timur ke barat, di mana mereka sempat melakukan persajian seperti perintah Sri Nata. Resap terpandang mata jika mereka sedang mengajar. Semua negara yang tunduk setia menganut perintah. Dijaga dan dilindungi Sri Nata dari pulau Jawa. Tapi yang membangkang, melanggar perintah dibinasakan pimpinan angkatan laut yang telah mashur lagi berjasa. Telah tegak teguh kuasa Sri Nata di Jawa dan wilayah nusantara. Di Sri Palatikta tempat beliau bersemayam, menggerakkan roda dunia. Tersebar luas nama beliau, semua penduduk puas, girang dan lega. Wipra pujangga dan semua penguasa ikut menumpang menjadi mashur. Sungguh besar kuasa dan jasa beliau, raja agung dan raja utama. Lepas dari segala duka mengenyam hidup penuh segala kenikmatan. Terpilih semua gadis manis di seluruh wilayah Jenggala Kediri. Berkumpul di istana bersama yang terampas dari negara tetangga. Segenap tanah Jawa bagaikan satu kota di bawah kuasa Sri Paduka.<br /><br /><br />Ribuan orang berkunjung laksana bilangan tentara yang mengepung pura. Semua pulau laksana daerah pedusunan tempat menimbun bahan makanan. Gunung dan rimba hutan penaka taman hiburan terlintas tak berbahaya. Tiap bulan sehabis musim hujan beliau biasa pesiar keliling. Desa Sima di sebelah selatan Jalagiri, di sebelah timur pura. Ramai tak ada hentinya selama pertemuan dan upacara prasetyan. Girang melancong mengunjungi Wewe Pikatan setempat dengan candi lima. Atau pergilah beliau bersembah bakti ke hadapan Hyang Acalapati. Biasanya terus menuju Blitar, Jimur mengunjungi gunung-gunung permai.<br /><br /><br />Di Daha terutama ke Polaman, ke Kuwu dan lingga hingga desa Bangin. Jika sampai di Jenggala, singgah di Surabaya, terus menuju Buwun. Pada tahun 1275 Saka, Sang Prabu menuju Pajang membawa banyak pengiring. Tahun 1276 ke Lasem, melintasi pantai samudra. Tahun 1279, ke laut selatan menembus hutan. Lega menikmati pemandangan alam indah Lodaya, Tetu dan Sideman. Tahun 1281 di Badrapada bulan tambah. Sri Nata pesiar keliling seluruh negara menuju kota Lumajang. Naik kereta diiring semua raja Jawa serta permaisuri dan abdi Mahamantri Agung, tanda, pendeta, pujangga, semua para pembesar ikut serta.<br /><br /><br />Juga yang menyamar, Empu Prapanca, girang turut mengiring paduka Maharaja. Tak tersangkal girang sang kawi, putra pujangga, juga pencinta kakawin. Dipilih Sri Paduka sebagai pembesar kebudaan mengganti sang ayah. Semua pendeta Buda ramai membicarakan tingkah lakunya dulu. Tingkah sang kawi waktu muda menghadap raja berkata, berdamping, tak lain. Maksudnya mengambil hati, agar disuruh ikut beliau ke mana juga. Namun belum mampu menikmati alam, membinanya, mengolah dan menggubah. Karya kakawin, begitu warna desa sepanjang marga terkarang berturut. Mula-mula melalui Japan dengan asrama dan candi-candi ruk-rebah. Sebelah timur Tebu, hutan Pandawa, Daluwang, Bebala di dekat Kanci.<br /><br /><br />Ratnapangkaja serta Kuti, Haji, Pangkaja memanjang bersambung-sambungan. Mandala Panjrak, Pongglang serta Jingan. Kuwu, Hanyar letaknya di tepi jalan. Habis berkunjung pada candi pasareyan Pancasara, menginap di Kapulungan. Selanjutnya sang kawi bermalam di Waru, di Hering, tidak jauh dari pantai. Yang mengikuti ketetapan hukum jadi milik kepala asrama Saraya. Tetapi masih tetap dalam tangan lain, rindu termenung-menung menunggu. Seberangkat Sri Nata dari Kapulungan, berdesak abdi berarak. Sepanjang jalan penuh kereta, penumpangnya duduk berimpit-impit. Pedati di muka dan di belakang, di tengah prajurit berjalan kaki. Berdesak-desakan, berebut jalan dengan binatang gajah dan kuda.<br /><br /><br />Tak terhingga jumlah kereta, tapi berbeda-beda tanda cirinya. Meleret berkelompok-kelompok, karena tiap mentri lain lambangnya. Rakrian sang Mahamantri Agung Patih Amangkubumi penata kerajaan. Keretanya beberapa ratus berkelompok dengan aneka tanda. Segala kereta Sri Nata Pajang semua bergambar matahari. Semua kereta Sri Nata Lasem bergambar cemerlang banteng putih. Kendaraan Sri Nata paha bergambar Dahakusuma mas mengkilat. Kereta Sri Nata Jiwana berhias bergas menarik perhatian. Kereta Sri Nata Wilwatikta tak ternilai, bergambar buah mala. Beratap kain geringsing, berhias lukisan mas, bersinar meran indah. Semua pegawai, parameswari raja dan juga rani Sri Sudewi. Ringkasnya para wanita berkereta merah berjalan paling muka.<br /><br /><br />Kereta Sri Nata berhias mas dan ratna manikam paling belakang. Jempana-jempana lainnya bercadar beledu, meluap gemerlap. Rapat rampak prajurit pengiring Jenggala Kediri, Panglarang, Sedah Bayangkari gemruduk berbondong-bondong naik gajah dan kuda. Pagi-pagi telah tiba di Pancuran Mungkur, Sri Nata ingin rehat. Sang rakawi menyidat jalan, menuju Sawungan mengunjungi kerabat. Larut matahari berangkat lagi tepat waktu Sri Paduka lalu. Ke arah timur menuju Watu Kiken, lalu berhenti di Matanjung. Dukuh sepi kebudaan dekat tepi jalan, pohonnya jarang-jarang. Berbeda-beda namanya Gelanggang, Badung, tidak jauh dari Barungbung. Tak terlupakan Ermanik, dukuh teguh-taat kepada Yanatraya. Puas sang darmadyaksa mencicipi aneka jamuan makan dan minum.<br /><br /><br />Sampai di Kulur, Batang di Gangan Asem perjalanan Sri Baginda. Hari mulai teduh, surya terbenam, telah gelap pukul tujuh malam Sri Paduka memberi perintah memasang tenda di tengah-tengah sawah. Sudah siap habis makan, cepat-cepat mulai membagi-bagi tempat. Paginya berangkat lagi menuju Baya, rehat tiga hari tiga malam. Dari Baya melalui Katang, Kedung Dawa, Rame, menuju Lampes, Times. Serta biara pendeta di Pogara mengikut jalan pasir lemak-lembut. Menuju daerah Beringin Tiga di Dadap, kereta masih terus lari. Tersebut dukuh kasogatan Madakaripura dengan pemandangan indah. Tanahnya anugerah Sri Paduka kepada Gajah Mada, teratur rapi. Di situlah Sri Paduka menempati pasanggrahan yang tehias sangat bergas. Sementara mengunjungi mata air, dengan ramah melakukan mandi bakti.<br /><br /><br />Sampai di desa Kasogatan, Sri Paduka dijamu makan minum. Pelbagai penduduk Gapuk, Sada, Wisisaya, Isanabajra, Ganten, Poh, Capahan, Kalampitan, Lambang, Kuran, Pancar, We, Petang. Yang letaknya di lingkungan biara, semua datang menghadap. Begitu pula desa Tunggilis, Pabayeman ikut berkumpul. Termasuk Ratnapangkaja di Carcan, berupa desa perdikan. Itulah empat belas desa Kasogatan yang berakuwu. Sejak dahulu delapan saja yang menghasilkan bahan makanan. Fajar menyingsing, berangkat lagi Sri Paduka melalui Lo Pandak, Ranu Kuning, Balerah, Bare-bare, Dawohan, Kapayeman, Telpak, Baremi, Sapang serta Kasaduran. Kereta berjalan cepat-cepat menuju Pawijungan. Menuruni lurah, melintasi sawah, lari menuju Jaladipa, Talapika, Padali, Arnon dan Panggulan. Langsung ke Payaman, Tepasana ke arah kota Rembang. Sampai di Kemirahan yang letaknya di pantai lautan.<br /><br /><br />Di Dampar dan Patunjungan Sri Paduka bercengkerama menyisir tepi lautan. Ke jurusan timur turut pasisir datar, lembut-limbur dilintasi kereta. Berhenti beliau di tepi danau penuh teratai, tunjung sedang berbunga. Asyik memandang udang berenang dalam air tenang memperlihatkan dasarnya. Terlangkahi keindahan air telaga yang lambai-melambai dengan lautan. Danau ditinggalkan menuju Wedi dan Guntur tersembunyi di tepi jalan. Kasogatan Bajraka termasuk wilayah Taladwaja sejak dulu kala. Seperti juga Patunjungan, akibat perang belum kembali ke asrama. Terlintas tempat tersebut, ke timur mengikut hutan sepanjang tepi lautan. Berhenti di Palumbon berburu sebentar, berangkat setelah surya larut. Menyeberangi sungai Rabutlawang yang kebetulan airnya sedang surut. Menuruni lurah Balater menuju pantai lautan lalu bermalam lagi. Pada waktu fajar menyingsing, menuju Kunir Basini, di Sadeng bermalam.<br /><br /><br />Malam berganti malam, Sri Paduka pesiar menikmati alam Sarampuan. Sepeninggal-nya beliau menjelang kota Bacok bersenang-senang di pantai. Heran memandang karang tersiram riak gelombang berpancar seperti hujan. Tapi sang rakawi tidak ikut berkunjung di Bacok, pergi menyidat jalan. Dari Sadeng ke utara menjelang Balung, lerus menuju Tumbu dan Habet. Galagah, Tampaling, beristirahat di Renes seraya menanti Sri Paduka. Segera berjumpa lagi dalam perjalanan ke Jayakreta-Wanagriya. Melalui Doni Bontong. Puruhan, Bacek, Pakisaji, Padangan terus ke Secang. Terlintas Jati Gumelar, Silabango. Ke utara ke Dewa Rame dan Dukun. Lalu berangkat lagi ke Pakembangan. Di situ bermalam, segera berangkat. Sampailah beliau ke ujung lurah Daya. Yang segera dituruni sampai jurang. Dari pantai ke utara sepanjang jalan. Sangat sempit sukar amat dijalani. Lumutnya licin akibat kena hujan. Banyak kereta rusak sebab berlanggar.<br /><br /><br />Terlalu lancar lari kereta melintas Palayangan. Dan Bangkong dua desa tanpa cerita terus menuju Sarana, mereka yang merasa lelah ingin berehat. Lainnya bergegas berebucalan menuju Surabasa. Terpalang matahari terbenam berhenti di padang lalang. Senja pun turun, sapi lelah dilepas dari pasangan. Perjalanan membelok ke utara melintas Turayan. Beramai-ramai lekas-lekas ingin mencapai Patukangan. Panjang lamun dikisahkan kelakuan para mentri dan abdi. Beramai-ramai Sri Paduka telah sampai di desa Patukangan. Di tepi laut lebar tenang rata terbentang di barat Talakrep Sebelah utara pakuwuan pesanggrahan Sri Baginda. Semua Mahamantri Agung mancanagara hadir di pakuwuan. Juga jaksa Pasungguhan Sang Wangsadiraja ikut menghadap. Para Upapati yang tanpa cela, para pembesar agama. Panji Siwa dan Panji Buda faham hukum dan putus sastera. Sang adipati Suradikara memimpin upacara sambutan.<br /><br /><br />Diikuti segenap penduduk daerah wilayah Patukangan. Menyampaikan persembahan, girang bergilir dianugerahi kain Girang rakyat girang raja, pakuwuan berlimpah kegirangan. Untuk pemandangan ada rumah dari ujung memanjang ke lautan. Aneka bentuknya, rakit halamannya, dari jauh bagai pulau. Jalannya jembatan goyah kelihatan bergoyang ditempuh ombak. Itulah buatan sang arya bagai persiapan menyambut raja. Untuk mengurangi sumuk akibat teriknya matahari Sri Paduka mendekati permaisuri seperti dewa-dewi. Para putri laksana apsari turun dari kahyangan. Hilangnya keganjilan berganti pandang penuh heran cengang. Berbagai-bagai permainan diadakan demi kesukaan. Berbuat segala apa yang membuat gembira penduduk. Menari topeng. bergumul, bergulat, membuat orang kagum. Sungguh beliau dewa menjelma sedang mengedari dunia. Selama kunjungan di desa Patukangan Para Mahamantri Agung dari Bali dan Madura.<br /><br /><br />Dari Balumbung, kepercayaan Sri Paduka Mahamantri Agung seluruh Jawa Timur berkumpul. Persembahan bulu bekti bertumpah-limpah. Babi, gudel, kerbau, sapi, ayam dan anjing. Bahan kain yang diterima bertumpuk timbun. Para penonton tercengang-cengang memandang. Tersebut keesokan hari pagi-pagi. Sri Paduka keluar di tengah-tengah rakyat. Diiringi para kawi serta pujangga. Menabur harta membuat gembira rakyat. Hanya pujangga yang menyamar Empu Prapanca sedih tanpa upama Berkabung kehilangan kawan kawi-Buda Panji Kertayasa. Teman bersuka-ria, ternan karib dalam upacara gama. Beliau dipanggil pulang, sedang mulai menggubah arya megah. Kusangka tetap sehat, sanggup mengantar aku ke mana juga. Beliau tahu tempat-tempat mana yang layak pantas dilihat. Rupanya sang pujangga ingin mewariskan karya megah indah. Namun mangkatlah beliau, ketika aku tiba, tak terduga. Itulah lantarannya aku turut berangkat ke desa Keta. Melewati Tal Tunggal, Halalang panjang. Pacaran dan Bungatan Sampai Toya Rungun, Walanding, terus Terapas, lalu beralam. Paginya berangkat ke Lemah Abang, segera tiba di Keta.<br /><br /><br />Tersebut perjalanan Sri Baginda ke arah barat. Segera sampai Keta dan tinggal di sana lima hari. Girang beliau melihat lautan, memandang balai kambang. Tidak lupa menghirup kesenangan lain sehingga puas. Atas perintah sang arya semua Mahamantri Agung menghadap. Wiraprana bagai kepala upapati Siwa-Buda. Mengalir rakyat yang datang sukarela tanpa diundang. Membawa bahan santapan, girang menerima balasan. Keta telah ditinggalkan. Jumlah pengiring malah bertambah. Melintasi Banyu Hening, perjalanan sampai Sampora. Terus ke Daleman menuju Wawaru, Gebang, Krebilan. Sampai di Kalayu Sri Paduka berhenti ingin menyekar. Kalayu adalah nama desa perdikan kasogatan. Tempat candi pasareyan sanak kadang Sri Paduka Prabu.<br /><br /><br />Penyekaran di pasareyan dilakukan dengan sangat hormat. “Memegat sigi” nama upacara penyekaran itu. Upacara berlangsung menepati segenap aturan. Mulai dengan jamuan makan meriah tanpa upama. Para patih mengarak Sri Paduka menuju paseban. Genderang dan kendang bergetar mengikuti gerak tandak. Habis penyekaran raja menghirup segala kesukaan. Mengunjungi desa-desa disekitarnya genap lengkap. Beberapa malam lamanya berlumba dalam kesukaan. Memeluk wanita cantik dan meriba gadis remaja. Kalayu ditinggalkan, perjalanan menuju Kutugan. Melalui Kebon Agung, sampai Kambangrawi bermalam. Tanah anugerah Sri Nata kepada Tumenggung Nala. Candinya Buda menjulang tinggi, sangat elok bentuknya. Perjamuan Tumenggung Empu Nala jauh dari cela. Tidak diuraikan betapa lahap Sri Baginda bersantap. Paginya berangkat lagi ke Halses, Berurang, Patunjungan. Terus langsung melintasi Patentanan, Tarub dan Lesan.<br /><br /><br />Segera Sri Paduka sampai di Pajarakan, di sana bermalam empat hari. Di tanah lapang sebelah selatan candi Buda beliau memasang tenda. Dipimpin Arya Sujanotama para mantri dan pendeta datang menghadap. Menghaturkan pacitan dan santapan, girang menerima anugerah uang. Berangkat dari situ Sri Paduka menuju asrama di rimba Sagara. Mendaki bukit-bukit ke arah selatan dan melintasi terusan Buluh. Melalui wilayah Gede, sebentar lagi sampai di asrama Sagara. Letaknya gaib ajaib di tengah-tengah hutan membangkitkan rasa kagum rindu. Sang pujangga Empu Prapanca yang memang senang bermenung tidak selalu menghadap. Girang melancong ke taman melepaskan lelah melupakan segala duka. Rela melalaikan paseban mengabaikan tata tertib para pendeta. Memburu nafsu menjelajah rumah berbanjar-banjar dalam deretan berjajar. Tiba di taman bertingkat, di tepi pesanggrahan tempat bunga tumbuh lebat.<br /><br /><br />Suka cita Empu Prapanca membaca cacahan (pahatan) dengan slokanya di dalam cinta. Di atas tiap atap terpahat ucapan seloka yang disertai nama Pancaksara pada penghabisan tempat terpahat samar-samar, menggirangkan. Pemandiannya penuh lukisan dongengan berpagar batu gosok tinggi. Berhamburan bunga nagakusuma di halaman yang dilingkungi selokan Andung, karawira, kayu mas, menur serta kayu puring dan lain-lainnya. Kelapa gading kuning rendah menguntai di sudut mengharu rindu pandangan. Tiada sampailah kata meraih keindahan asrama yang gaib dan ajaib. Beratapkan hijuk, dari dalam dan luar berkesan kerasnya tata tertib. Semua para pertapa, wanita dan priya, tua muda nampaknya bijak. Luput dari cela dan klesa, seolah-olah Siwapada di atas dunia.<br /><br /><br />Habis berkeliling asrama, Sri Paduka lalu dijamu. Para pendeta pertapa yang ucapannya sedap resap. Segala santapan yang tersedia dalam pertapan. Sri Paduka membalas harta. membuat mereka gembira. Dalam pertukaran kata tentang arti kependetaan. Mereka mencurahkan isi hati, tiada tertahan. Akhirnya cengkerma ke taman penuh dengan kesukaan Kegirang-girangan para pendeta tercengang memandang. Habis kesukaan memberi isyarat akan berangkat. Pandang sayang yang ditinggal mengikuti langkah yang pergi. Bahkan yang masih remaja putri sengaja merenung. Batinnya : dewa asmara turun untuk datang menggoda. Sri Paduka berangkat, asrama tinggal berkabung. Bambu menutup mata sedih melepas selubung. Sirih menangis merintih, ayam raga menjerit. Tiung mengeluh sedih, menitikkan air matanya. Kereta lari cepat, karena jalan menurun. Melintasi rumah dan sawah di tepi jalan. Segera sampai Arya, menginap satu malam. Paginya ke utara menuju desa Ganding. Para mentri mancanegara dikepalai Singadikara, serta pendeta Siwa-Buda.<br /><br /><br />Membawa santapan sedap dengan upacara. Gembira dibalas Sri Paduka dengan mas dan kain. Agak lama berhenti seraya istirahat. Mengunjungi para penduduk segenap desa. Kemudian menuju Sungai Gawe, Sumanding, Borang, Banger, Baremi lalu lurus ke barat. Sampai Pasuruan menyimpang jalan ke selatan menuju Kepanjangan. Menganut jalan raya kereta lari beriring-iring ke Andoh Wawang ke Kedung Peluk dan ke Hambal, desa penghabisan dalam ingatan. Segera Sri Paduka menuju kota Singasari bermalam di balai kota. Empu Prapanca tinggal di sebelah barat Pasuruan. Ingin terus melancong menuju asrama. Indarbaru yang letaknya di daerah desa. Hujung Berkunjung di rumah pengawasnya, menanyakan perkara tanah asrama. Lempengan Serat Kekancingan pengukuh diperlihatkan, jelas setelah dibaca. Isi Serat Kekancingan : tanah datar serta lembah dan gunungnya milik wihara. Begitupula sebagian Markaman, ladang Balunghura, sawah Hujung Isi Serat Kekancingan membujuk sang pujangga untuk tinggal jauh dari pura. Bila telah habis kerja di pura, ingin ia menyingkir ke Indarbaru. Sebabnya terburu-buru berangkat setelah dijamu bapa asrama karena ingat akan giliran menghadap di balai Singasari. Habis menyekar di candi makam, Sri Paduka mengumbar nafsu kesukaan. Menghirup sari pemandangan di Kedung Biru, Kasurangganan dan Bureng.<br /><br /><br />Pada subakala Sri Paduka berangkat ke selatan menuju Kagenengan. Akan berbakti kepada pasareyan batara bersama segala pengiringnya Harta. perlengkapan. makanan. dan bunga mengikuti jalannya kendaraan. Didahului kibaran bendera,sdisambut sorak-sorai dari penonton. Habis penyekaran, Baginda keluar dikerumuni segenap rakyat. Pendeta Siwa-Buda dan para bangsawan berderet leret di sisi beliau. Tidak diceritakan betapa rahap Sri Paduka bersantap sehingga puas. Segenap rakyat girang menerima anugerah bahan pakaian yang indah. Tersebut keindahan candi makam, bentuknya tiada bertara.<br /><br /><br />Pintu masuk terlalu lebar lagi tinggi, bersabuk dari luar. Di dalam terbentang halaman dengan rumah berderet di tepinya. Ditanami aneka ragam bunga, tanjung, nagasari ajaib. Menara lampai menjulang tinggi di tengah-tengah, terlalu indah. Seperti gunung Meru dengan arca Batara Siwa di dalamnya. Karena Girinata putra disembah bagai dewa batara. Datu leluhur Sri Naranata yang disembah di seluruh dunia. Sebelah selatan candi pasareyan ada candi sunyi terbengkalai. Tembok serta pintunya yang masih berdiri, berciri kasogatan lantai di dalam. Hilang kakinya bagian barat, tinggal yang timur. Sanggar dan pemujaan yang utuh, bertembok tinggi dari batu merah. Di sebelah utara, tanah bekas kaki rumah sudahlah rata. Terpencar tanamannya nagapuspa serta salaga di halaman. Di luar gapura pabaktan luhur, tapi telah longsor tanahnya. Halamannya luas tertutup rumput, jalannya penuh dengan lumut laksana wanita sakit merana lukisannya lesu-pucat. Berhamburan daun cemara yang ditempuh angin, kusut bergelung. Kelapa gading melulur tapasnya, pinang letih lusuh merayu.<br /><br /><br />Buluh gading melepas kainnya, layu merana tak ada hentinya. Sedih mata yang memandang, tak berdaya untuk menyembuhkannya. Kecuali menanti Hayam Wuruk sumber hidup segala makhluk. Beliau mashur bagai raja utama, bijak memperbaiki jagad. Pengasih bagi yang menderita sedih, sungguh titisan batara. Tersebut lagi, paginya Sri Paduka berkunjung ke candi Kidal. Sesudah menyembah batara, larut hari berangkat ke Jajago. Habis menghadap arca Jina, beliau berangkat ke penginapan. Paginya menuju Singasari, belum lelah telah sampai Bureng. Keindahan Bureng : telaga bergumpal airnya jernih. Kebiru-biruan, di tengahnya candi karang bermekala. Tepinya rumah berderet, penuh pelbagai ragam bunga. Tujuan para pelancong penyerap sari kesenangan. Terlewati keindahannya, berganti cerita narpati. Setelah reda terik matahari, melintas tegal tinggi.<br /><br /><br />Rumputnya tebal rata, hijau mengkilat, indah terpandang. Luas terlihat laksana lautan kecil berombak jurang. Seraya berkeliling kereta lari tergesa-gesa. Menuju Singasari, segera masuk ke pesanggrahan. Sang pujangga singgah di rumah pendeta Buda, sarjana. Pengawas candi dan silsilah raja, pantas dikunjungi. Telah lanjut umurnya, jauh melintasi seribu bulan. Setia, sopan, darah luhur, keluarga raja dan mashur. Meski sempurna dalam karya, jauh dari tingkah tekebur. Terpuji pekerjaannya, pantas ditiru keinsafannya. Tamu diterima dengan girang dan ditegur : “Wahai orang bahagia, pujangga besar pengiring raja, pelindung dan pengasih keluarga yang mengharap kasih. Jamuan apa yang layak bagi paduka dan tersedia?” Maksud kedatangannya: ingin tahu sejarah leluhur para raja yang dicandikan, masih selalu dihadap. Ceriterakanlah mulai dengan Batara Kagenengan. Ceriterakan sejarahnya jadi putra Girinata.<br /><br /><br />Paduka Empuku menjawab : “Rakawi maksud paduka sungguh merayu hati. Sungguh paduka pujangga lepas budi. Tak putus menambah ilmu, mahkota hidup. Izinkan saya akan segera mulai. Cita disucikan dengan air sendang tujuh”.<br /><br /><br />Terpuji Siwa! Terpuji Girinata! Semoga terhindar aral, waktu bertutur. Semoga rakawi bersifat pengampun. Di antara kata mungkin terselib salah. Harap percaya kepada orang tua. Kurang atau lebih janganlah dicela. Pada tahun 1104 Saka ada raja perwira yuda Putra Girinata, konon kabarnya lahir di dunia tanpa ibu. Semua orang tunduk, sujud menyembah kaki bagai tanda bakti. Sri Ranggah Rajasa nama beliau, penggempur musuh pahlawan bijak. Daerah luas sebelah timur gunung Kawi terkenal subur makmur. Di situlah tempat putra Sang Girinata menunaikan darmanya. Menggirangkan budiman, menyirnakan penjahat, meneguhkan negara, ibukota negara bernama Kotaraja, penduduknya sangat terganggu. Tahun 1144 Saka, beliau melawan raja Kediri Sang Adiperwira Kretajaya, putus sastra serta tatwopadesa. Kalah, ketakutan, melarikan diri ke dalam biara terpencil. Semua pengawal dan perwira tentara yang tinggal, mati terbunuh. Setelah kalah Narpati Kediri, Jawa di dalam ketakutan. Semua raja datang menyembah membawa tanda bakti hasil tanah. Bersatu Jenggala Kediri di bawah kuasa satu raja sakti. Cikal bakal para raja agung yang akan memerintah pulau Jawa. Makin bertambah besar kuasa dan megah putra sang Girinata. Terjamin keselatamatan pulau Jawa selama menyembah kakinya. Tahun 1149 Saka beliau kembali ke Siwapada. Dicandikan di Kagenengan bagai Siwa, di Usana bagai Buda.<br /><br /><br />Batara Anusapati putra Sri Paduka, berganti dalam kekuasaan. Selama pemerintahannya. tanah Jawa kokoh sentosa, bersembah bakti. Tahun 1170 Saka beliau pulang ke Siwaloka. Cahaya beliau diujudkan arca Siwa gemilang di candi pasareyan Kidal. Batara Wisnu Wardana, putra Sri Paduka, berganti dalam kekuasaan. Beserta Narasinga bagai Madawa dengan Indra memerintah negara Beliau memusnahkan perusuh Linggapati serta segenap pengikutnya. Takut semua musuh kepada beliau sungguh titisan Siwa di bumi. Tahun 1176 Saka, Batara Wisnu menobatkan putranya. Segenap rakyat Kediri Jenggala berduyun-duyun ke pura mangastubagia. Prabu Kerta Negara nama gelarannya, tetap demikian seterusnya. Daerah Kotaraja bertambah makmur, berganti nama praja Singasari. Tahun 1192, Raja Wisnu berpulang. Dicandikan di Waleri berlambang arca Siwa, di Jajago arca Buda. Sementara itu Batara Nara Singa Murti pun pulang ke Surapada. Dicandikan di Wengker, di Kumeper diarcakan bagai Siwa mahadewa. Tersebut Sri Paduka Kertanagara membinasakan perusuh, penjahat. Bernama Cayaraja, gugur pada tahun Saka 1192. Tahun 1197 Saka, Sri Paduka menyuruh tundukkan Melayu. Berharap Melayu takut kedewaan beliau tunduk begitu sahaja.<br /><br /><br />Tahun 1202 Saka, Sri Paduka Prabu memberantas penjahat Mahisa Rangga, karena jahat tingkahnya dibenci seluruh negara. Tahun 1206 Saka, mengirim utusan menghancurkan Bali. Setelah kalah rajanya menghadap Sri Paduka sebagai orang tawanan. Demikianlah dari empat jurusan orang lari berlindung di bawah Sri Paduka. Seluruh Pahang, segenap Melayu tunduk menekur di hadapan beliau. Seluruh Gurun, segenap Bakulapura lari mencari perlindungan. Sunda Madura tak perlu dikatakan, sebab sudah terang setanah Jawa. Jauh dari tingkah alpa dan congkak, Sri Paduka waspada, tawakal dan bijak. Faham akan segala seluk beluk pemerintahan sejak zaman Kali. Karenanya tawakal dalam agama dan tapa untuk teguhnya ajaran Buda. Menganut jejak para leluhur demi keselamatan seluruh praja.<br /><br /><br />Menurut kabar sastra raja Pandawa memerintah sejak zaman Dwapara. Tahun 1209 Saka, beliau pulang ke Budaloka. Sepeninggalnya datang zaman Kali, dunia murka, timbul huru hara. Hanya batara raja yang faham dalam nam guna, dapat menjaga jagad. Itulah sebabnya Sri Paduka teguh bakti menyembah kaki Sakyamuni. Teguh tawakal memegang Pancasila, laku utama, upacara suci Gelaran Jina beliau yang sangat mashur ialah Sri Jnanabadreswara. Putus dalam filsafat, ilmu bahasa dan lain pengetahuan agama. Berlumba-lumba beliau menghirup sari segala ilmu kebatinan. Pertama-tama tantra Subuti diselami, intinya masuk ke hati.<br /><br /><br />Melakukan puja, yoga, samadi demi keselamatan seluruh praja. Menghindarkan tenung, mengindahkan anugerah kepada rakyat murba. Di antara para raja yang lampau tidak ada yang setara beliau. Faham akan nam guna, sastra, tatwopadesa, pengetahuan agama Adil, teguh dalam Jinabrata dan tawakal kepada laku utama. Itulah sebabnya beliau turun-temurun menjadi raja pelindung. Tahun 1214 Saka, Sri Paduka pulang ke Jinalaya. Berkat pengetahuan beliau tentang upacara, ajaran agama. Beliau diberi gelaran : Yang Mulia bersemayam di alam Siwa-Buda. Di pasareyan beliau bertegak arca Siwa-Buda terlampau indah permai. Di Sagala ditegakkan pula arca Jina sangat bagus dan berkesan. Serta arca Ardanareswari bertunggal dengan arca Sri Bajradewi. Teman kerja dan tapa demi keselamatan dan kesuburan negara Hyang Wairocana-Locana bagai lambangnya pada arca tunggal, terkenal.<br /><br /><br />Tatkala Sri Paduka Kertanagara pulang ke Budabuana. Merata takut, duka, huru hara, laksana zaman Kali kembali. Raja bawahan bernama Jayakatwang, berwatak terlalu jahat berkhianat, karena ingin berkuasa di wilayah Kediri. Tahun 1144 Saka, itulah sirnanya raja Kertajaya atas perintah Siwaputra Jayasaba berganti jadi raja. Tahun Saka 1180, Sastrajaya raja Kediri. Tahun 1193, Jayakatwang raja terakhir. Semua raja berbakti kepada cucu putra Girinata. Segenap pulau tunduk kepada kuasa Prabu Kerta Negara. Tetapi raja Kediri Jayakatwang membuta dan mendurhaka. Ternyata damai tak baka akibat bahaya anak piara Kali. Berkat keulungan sastra dan keuletannya jadi raja sebentar. Lalu ditundukkan putra Sri Paduka, ketenterarnan kembali. Sang menantu Raden Wijaya, itu gelarnya yang terkenal di dunia Bersekutu dengan bangsa Tartar, menyerang melebur Jayakatwang.<br /><br /><br />Sepeninggal Jayakatwang jagad gilang cemerlang kembali. Tahun 1216 Saka, Raden Wijaya menjadi raja. Disembah di Majapahit, kesayangan rakyat, pelebur musuh. Bergelar Sri Baginda Kerta Rajasa Jaya Wardana. Selama Kerta Rajasa Jaya Wardana duduk di takhta, seluruh tanah Jawa bersatu padu, tunduk menengadah. Girang memandang pasangan Sri Paduka empat jumlahnya. Putri Kertanagara cantik-cantik bagai bidadari. Sang Parameswari Tri Buwana yang sulung, luput dari cela. Lalu parameswari Mahadewi, rupawan tidak bertara Prajnya Paramita Jayendra Dewi, cantik manis menawan hati. Gayatri, yang bungsu, paling terkasih digelari Rajapatni. Pernikahan beliau dalam kekeluargaan tingkat tiga. Karena Batara Wisnu dengan Batara Nara Singa Murti. Akrab tingkat pertama, Narasinga menurunkan Dyah Lembu Tal Sang perwira yuda, dicandikan di Mireng dengan arca Buda. Dyah Lembu Tal itulah bapa Sri Baginda. Dalam hidup atut runtut sepakat sehati. Setitah raja diturut, menggirangkan pandang. Tingkah laku mereka semua meresapkan. Tersebut tahun Saka 1217, Sri Paduka menobatkan putranya di Kediri. Perwira, bijak, pandai, putra Indreswari. Bergelar Sri Paduka putra Jayanagara. Tahun Saka 1231, Sang Prabu mangkat, ditanam di dalam pura Antahpura, begitu nama pasareyan beliau. Dan di pasareyan Simping ditegakkan arca Siwa.<br /><br /><br />Beliau meninggalkan Jayanagara sebagai raja Wilwatikta. Dan dua orang putri keturunan Rajapatni, terlalu cantik. Bagai dewi Ratih kembar, mengalahkan rupa semua bidadari. Yang sulung jadi rani di Jiwana, yang bungsu jadi rani Daha. Tersebut pada tahun Saka 1238, bulan Madu Sri Paduka Jayanagara berangkat ke Lumajang menyirnakan musuh. Kotanya Pajarakan dirusak, Nambi sekeluarga dibinasakan. Giris miris segenap jagad melihat keperwiraan Sri Paduka. Tahun Saka 1250, beliau berpulang. Segera dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Di Sila Petak dan Bubat ditegakkan arca Wisnu terlalu indah. Di Sukalila terpahat arca Buda sebagai jelmaan Amogasidi.<br /><br /><br />Tahun Saka 1256, Rani Jiwana Wijaya Tungga Dewi bergilir mendaki takhta Wilwatikta. Didampingi raja putra Singasari atas perintah ibunda Rajapatni. Sumber bahagia dan pangkal kuasa. Beliau jadi pengemban dan pengawas raja muda, Sri Paduka Wilwatikta. Tahun Saka 1253 sirna musuh di Sadeng, Keta diserang. Selama bertakhta, semua terserah kepada Mahamantri agung bijak, Mada namanya. Tahun Saka 1265, raja Bali yang alpa dan rendah budi diperangi, gugur bersama balanya. Menjauh segala yang jahat, tenteram”.<br /><br /><br />Begitu ujar Dang Acarya Ratnamsah. Sungguh dan mengharukan ujar Sang Kaki. Jelas keunggulan Sri Paduka di dunia. Dewa asalnya, titisan Girinata. Barang siapa mendengar kisah raja. Tak puas hatinya, bertambah baktinya. Pasti takut melakukan tindak jahat. Menjauhkan diri dari tindak durhaka.<br /><br /><br />Paduka Empu minta maaf berkata : “Hingga sekian kataku, sang rakawi. Semoga bertambah pengetahuanmu. Bagai buahnya, gubahlah puja sastra”.<br /><br /><br />Habis jamuan rakawi dengan sopan. Minta diri kembali ke Singasari. Hari surut sampai pesanggrahan lagi. Paginya berangkat menghadap Sri Paduka. Tersebut Sri Paduka Prabu berangkat berburu. Lengkap dengan senjata, kuda dan kereta. Dengan bala ke hutan Alaspati, rimba belantara rungkut rimbun penuh gelagah rumput rampak. Bala bulat beredar membuat lingkaran. Segera siap kereta berderet rapat. Hutan terkepung, terperanjat kera menjerit burung ribut beterbangan berebut dulu. Bergabung sorak orang berseru den membakar. Gemuruh bagaikan deru lautan mendebur. Api tinggi menyala menjilat udara. Seperti waktu hutan Alaspati terbakar. Lihat rusa-rusa lari lupa daratan. Bingung berebut dahulu dalam rombongan. Takut miris menyebar, ingin lekas lari. Malah manengah berkumpul tumpuk timbun. Banyaknya bagai banteng di dalam Gobajra Penuh sesak, bagai lembu di Wresabapura Celeng, banteng, rusa, kerbau, kelinci. Biawak, kucing, kera, badak dan lainnya. Tertangkap segala binatang dalam hutan. Tak ada yang menentang, semua bersatu. Srigala gagah, yang bersikap tegak-teguh. Berunding dengan singa sebagai ketua.<br /><br /><br />Izinkanlah saya bertanya kepada raja satwa. Sekarang raja merayah hutan, apa yang diperbuat? Menanti mati sambil berdiri ataukah kita lari. Atau tak gentar serentak melawan, jikalau diserang? Seolah-olah demikian kata srigala dalam rapat. Kijang menjawab : “Hemat patik tidak ada jalan lain kecuali lari. Lari mencari keselamatan diri sedapat mungkin”. Kaswari, rusa dan kelinci setuju. Banteng berkata : “Amboi! Celaka kijang, sungguh binatang hina lemah. Bukanlah sifat perwira lari, atau menanti mati. Melawan dengan harapan menang, itulah kewajiban.” Kerbau, lembu serta harimau setuju dengan pendapat ini. Jawab singa : “Usulmu berdua memang pantas diturut, Bung. Tapi harap dibedakan, yang dihadapi baik atau buruk. Jika penjahat, terang kita lari atau kita lawan. Karena sia-sia belaka, jika mati terbunuh olehnya. Jika kita menghadapi tripaksa, resi Siwa-Buda. Seyogyanya kita ikuti saja jejak sang pendeta. Jika menghadapi raja berburu, tunggu mati saja. Tak usah engkau merasa enggan menyerahkan hidupmu. Karena raja berkuasa mengakhiri hidup makhluk. Sebagai titisan Batara Siwa berupa narpati. Hilang segala dosanya makhluk yang dibunuh beliau. Lebih utama dari pada terjun ke dalam telaga. Siapa di antara sesama akan jadi musuhku? Kepada tripaksa aku takut, lebih utama menjauh. Niatku, jika berjumpa raja, akan menyerahkan hidup. Mati olehnya, tak akan lahir lagi bagai binatang.<br /><br /><br />Bagaikan katanya: “Marilah berkumpul!” Kemudian serentak maju berdesak. Prajurit darat yang terlanjur langkahnya. Tertahan tanduk satwa, lari kembali. Tersebutlah prajurit berkuda. Bertemu celeng sedang berdesuk kumpul. Kasihan! Beberapa mati terbunuh. Dengan anaknya dirayah tak berdaya. Lihatlah celeng jalang maju menerjang. Berempat, berlima, gemuk, tinggi, marah. Buas membekos-bekos, matanya merah. Liar dahsyat, saingnya seruncing golok. Tersebut pemburu kijang rusa riuh seru-menyeru.<br /><br /><br />Ada satu yang tertusuk tanduk, lelah lambat jalannya. Karena luka kakinya, darah deras meluap-luap. Lainnya mati terinjak-injak, menggelimpang kesakitan. Bala kembali berburu, berlengkap tombak serta lembing. Berserak kijang rusa di samping bangkai bertumpuk timbun. Banteng serta binatang galak lainnya bergerak menyerang. Terperanjat bala raja bercicir lari tunggang langgang. Ada yang lari berlindung di jurang, semak, kayu rimbun. Ada yang memanjat pohon, ramai mereka berebut puncak. Kasihanlah yang memanjat pohon tergelincir ke bawah Betisnya segera diseruduk dengan tanduk, pingsanlah! Segera kawan-kawan datang menolong dengan kereta. Menombak, melembing, menikam, melanting, menjejak-jejak. Karenanya badak mundur, meluncur berdebak gemuruh. Lari terburu, terkejar, yang terbunuh bertumpuk timbun. Ada pendeta Siwa-Buda yang turut menombak, mengejar. Disengau harimau, lari diburu binatang mengancam. Lupa akan segala darma, lupa akan tata sila. Turut melakukan kejahatan, melupakan darmanya.<br /><br /><br />Tersebut Sri Paduka telah mengendarai kereta kencana. Tinggi lagi indah ditarik lembu yang tidak takut bahaya, menuju hutan belantara, mengejar buruan ketakutan. Yang menjauhkan diri lari bercerai-berai meninggalkan bangkai. Celeng. kaswari, rusa dan kelinci tinggal dalam ketakutan. Sri Paduka berkuda mengejar yang riuh lari bercerai-berai. Mahamantri Agung, tanda dan pujangga di punggung kuda turut memburu binatang jatuh terbunuh tertombak, terpotong. tertusuk, tertikam. Tanahnya luas lagi rata, hutannya rungkut di bawah terang. Itulah sebabnya kijang dengan mudah dapat diburu kuda. Puaslah hati Sri Paduka sambil bersantap dihadap pendeta. Bercerita tentang caranya berburu, menimbulkan gelak tawa. Terlangkahi betapa narpati sambil berburu menyerap sari keindahan gunung dan hutan, kadang-kadang kepayahan kembali ke rumah perkemahan.<br /><br /><br />Membawa wanita seperti cengkeraman, di hutan bagai menggempur, negara tahu kejahatan satwa, beliau tak berdosa terhadap darma ahimsa. Tersebut beliau bersiap akan pulang, rindu kepada keindahan pura. Tatkala subakala berangkat menuju Banyu Hanget, Banir dan Talijungan. Bermalam di Wedwawedan, siangnya menuju Kuwarahan, Celong dan Dadamar Garuntang, Pagar Telaga, Pahanjangan, sampai di situ perjalanan beliau. Siangnya perjalanan melalui Tambak, Rabut, Wayuha terus ke Balanak menuju Pandakan, Banaragi, sampai Pandamayan beliau lalu bermalam Kembal! ke selatan, ke barat, menuju Jejawar di kaki gunung berapi. Disambut penoton bersorak gembira, menyekar sebentar di candi makam. Adanya candi pasareyan tersebut sudah sejak zaman dahulu. Didirikan oleh Sri Kertanagara, moyang Sri Paduka Prabu. Di situ hanya jenazah beliau sahaja yang dimakamkan. Karena beliau dulu memeluk dua agama Siwa-Buda. Bentuk candi berkaki Siwa berpuncak Buda, sangat tinggi. Di dalamnya terdapat arca Siwa, indah tak dapat dinilai. Dan arca Maha Aksobya bermahkota tinggi tidak bertara. Namun telah hilang, memang sudah layak, tempatnya: di Nirwana.<br /><br /><br />Konon kabarnya tepat ketika arca Hyang Aksobya hilang, ada pada Sri Paduka guru besar, mashur. Pada Paduka putus tapa, sopan suci penganut pendeta Sakyamuni Telah terbukti bagai mahapendeta terpundi sasantri. Senang berziarah ke tempat suci, bermalam dalam candi. Hormat mendekati Hyang arca suci, khidmat berbakti sembah. Menimbul-kan iri di dalam hati pengawas candi suci. Ditanya mengapa berbakti kepada arca dewa Siwa. Pada Paduka menjelaskan sejarah candi pasareyan suci. Tentang adanya arca Aksobya indah, dahulu di atas. Sepulangnya kembali lagi ke candi menyampaikan bakti. Kecewa! tercengang memandang arca Maha Aksobya hilang. Tahun Saka 1253 itu hilangnya arca. Waktu hilangnya halilintar menyambar candi ke dalam.<br /><br /><br />Benarlah kabuan pendeta besar bebas dari prasangka. Bagaimana membangun kembali candi tua terbengkalai?. Tiada ternilai indahnya, sungguh seperti surga turun. Gapura luar, mekala serta bangunannya serba permai. Hiasan di dalamnya naga puspa yang sedang berbunga. Di sisinya lukisan putri istana berseri-seri. Sementara Sri Paduka girang cengkerma menyerap pemandangan. Pakis berserak sebar di tengah tebat bagai bulu dada. Ke timur arahnya di bawah terik matahari Sri Paduka. Meninggalkan candi Pekalongan girang ikut jurang curam. Tersebut dari Jajawa Sri Paduka berangkat ke desa padameyan. Berhenti di Cunggrang, mencahari pemandangan, masuk hutan rindang. Ke arah asrama para pertapa di lereng kaki gunung menghadap jurang. Luang jurang ternganga-nganga ingin menelan orang yang memandang.<br /><br /><br />Habis menyerap pemandangan, masih pagi kereta telah siap. Ke barat arahnya menuju gunung melalui jalannya dahulu. Tiba di penginapan Japan, barisan tentara datang menjemput yang tinggal di pura iri kepada yang gembira pergi menghadap. Pukul tiga itulah waktu Sri Paduka bersantap bersama-sama. Paling muka duduk Sri Paduka lalu dua paman berturut tingkat raja Matahun dan Paguhan bersama permaisuri agak jauhan. Di sisi Sri Paduka, terlangkahi berapa lamanya bersantap. Paginya pasukan kereta Sri Paduka berangkat lagi. Sang pujangga menyidat jalan ke Rabut, Tugu, Pengiring. Singgah di Pahyangan, menemui kelompok sanak kadang. Dijamu sekadarnya, karena kunjungannya mendadak. Banasara dan Sangkan Adoh tesah lama dilalui. Pukul dua Sri Paduka telah sampai di perbatasan kota Sepanajng jalan berdesuk-desuk, gajah, kuda, pedati. Kerbau, banteng dan prajurit darat sibuk berebut jalan. Teratur rapi mereka berarak di dalam deretan. Narpati Pajang, permaisuri dan pengiring paling muka. Di belakangnya tidak jauh, berikut Narpati Lasom.<br /><br /><br />Terlampau indah keretanya, menyilaukan yang memandang. Rani Daha, rani Wengker semuanya urut belakang. Disusul rani Jiwana bersama laki dan pengiring. Bagai penutup kereta Sri Paduka serombongan besar. Diiring beberapa ribu perwira dan para mentri. Tersebut orang yang rapat rampak menambak tepi jalan Berjejal ribut menanti kereta Sri Paduka berlintas. Tergopoh-gopoh wanita ke pintu berebut tempat. Malahan ada yang lari telanjang lepas sabuk kainnya. Yang jauh tempatnya, memanjat kekayu berebut tinggi. Duduk berdesak-desak di dahan, tak pandang tua muda. Bahkan ada juga yang memanjat batang kelapa kuning. Lupa malu dilihat orang, karena tepekur memandang. Gemuruh dengung gong menampung Sri Paduka Prabu datang. Terdiam duduk merunduk segenap orang di jalanan. Setelah raja lalu berarak pengiring di belakang. Gajah. kuda, keledai, kerbau berduyun beruntun-runtun.<br /><br /><br />Yang berjalan rampak berarak-arak. Barisan pikulan bejalan belakang. Lada, kesumba, kapas, buah kelapa. Buah pinang, asam dan wijen terpikul. Di belakangnya pemikul barang berat. Sengkeyegan lambat berbimbingan tangan. Kanan menuntun kirik dan kiri genjik. Dengan ayam itik di keranjang merunduk. Jenis barang terkumpul dalam pikulan. Buah kecubung, rebung, seludang, cempaluk. Nyiru, kerucut, tempayan, dulang, periuk. Gelaknya seperti hujan panah jatuh. Tersebut Sri Paduka telah masuk pura. Semua bubar ke rumah masing-masing. Ramai bercerita tentang hal yang lalu Membuat girang semua sanak kadang. Waktu lalu Sri Paduka tak lama di istana. Tahun Saka 1282, Badra pada. Beliau berangkat menuju Tirib dan Sempur. Nampak sangat banyak binatang di dalam hutan. Tahun Saka 1283 Waisaka, Sri Paduka Prabu berangkat menyekar ke Palah. Dan mengunjungi Jimbe untuk menghibur hati. Di Lawang Wentar, Blitar menenteramkan cita. Dari Blitar ke selatan jalannya mendaki.<br /><br /><br />Pohonnya jarang, layu lesu kekurangan air. Sampai Lodaya bermalam beberapa hari. Tertarik keindahan lautan, menyisir pantai. Meninggalkan Lodaya menuju desa Simping. Ingin memperbaiki candi pasareyan leluhur. Menaranya rusak, dilihat miring ke barat. Perlu ditegakkan kembali agak ke timur. Perbaikan disesuaikan dengan bunyi prasati, yang dibaca lagi. Diukur panjang lebarnya, di sebelah timur sudah ada tugu. Asrama Gurung-gurung diambil sebagai denah candi makam. Untuk gantinya diberikan Ginting, Wisnurare di Bajradara. Waktu pulang mengambil jalan Jukung, Inyanabadran terus ke timur. Berhenti di Bajralaksmi dan bermalam di candi Surabawana. Paginya berangkat lagi berhenti di Bekel, sore sampai pura Semua pengiring bersowang-sowang pulang ke rumah masing-masing. Tersebut paginya Sri naranata dihadap para mentri semua. Di muka para arya, lalu pepatih, duduk teratur di manguntur.<br /><br /><br />Patih amangkubumi Gajah Mada tampil ke muka sambil berkata : “Sri Paduka akan melakukan kewajiban yang tak boleh diabaikan. Atas Perintah sang rani Sri Tri Buwana Wijaya Tungga Dewi supaya pesta serada Sri Padukapatni dilangsungkan Sri Paduka. Di istana pada tahun Saka 1284 bulan Badrapada. Semua pembesar dan wreda Mahamantri Agung diharap memberi sumbangan.” Begitu kata sang patih dengan ramah, membuat gembira. Sri Paduka Sorenya datang para pendeta, para budiman, sarjana dan mentri. Yang dapat pinjaman tanah dengan Ranadiraja sebagai kepala Bersama-sama membicarakan biaya di hadapan Sri Paduka. Tersebut sebelum bulan Badrapada menjelang surutnya Srawana. Semua pelukis berlipat giat menghias “tempat singa” di setinggil Ada yang mengetam baki makanan, bokor-bokoran, membuat arca. Pandai emas dan perak turut sibuk bekerja membuat persiapan. Ketika saatnya tiba tempat telah teratur sangat rapi. Balai witana terhias indah di hadapan rumah-rumahan.<br /><br /><br />Satu di antaranya berkaki batu karang bertiang merah. Indah dipandang semua menghadap ke arah takhta Sri Paduka. Barat, mandapa dihias janur rumbai, tempat duduk para raja. Utara, serambi dihias berlapis ke timur, tempat duduk. Para isteri, pembesar, Mahamantri Agung, pujangga. Serta pendeta Selatan, beberapa serambi berhias bergas untuk abdi. Demikian persiapan Sri Paduka memuja Buda Sakti. Semua pendeta Buda berdiri dalam lingkaran bagai saksi. Melakukan upacara, dipimpin oleh pendeta Stapaka. Tenang, sopan budiman faham tentang sastra tiga tantra. Umurnya melintasi seribu bulan, masih belajar tutur. Tubuhnya sudah rapuh, selama upacara harus dibantu. Empu dari Paruh selaku pembantu berjalan di lingkaran. Mudra, mantra dan japa dilakukan tepat menurut aturan. Tanggal dua belas nyawa dipanggil dari surga dengan doa. Disuruh kembali atas doa dan upacara yang sempurna. Malamnya memuja arca bunga bagai penampung jiwa mulia. Dipimpin Dang Acarya, mengheningkan cipta, mengucapkan puja.<br /><br /><br />Pagi purnamakala arca bunga dikeluarkan untuk upacara. Gemuruh disambut dengan dengung salung, tambur, terompet serta genderang. Didudukkan di atas singasana, besarnya setinggi orang berdiri berderet beruntun-runtun semua pendeta tua muda memuja. Berikut para raja, parameswari dan putra mendekati arca. Lalu para patih dipimpin Gajah Mada maju ke muka berdatang sembah. Para bupati pesisir dan pembesar daerah dari empat penjuru. Habis berbakti sembah, kembali mereka semua duduk rapi teratur. Sri Nata Paguhan paling dahulu menghaturkan sajian makanan sedap Bersusun timbun seperti pohon, dan sirih bertutup kain sutera Persembahan raja Matahun arca banteng putih seperti lembu. Nandini. Terus menerus memuntahkan harta dan makanan dari nganga mulutnya. raja Wengker mempersembahkan sajian berupa rumah dengan taman bertingkat Disertai penyebaran harta di lantal balai besar berhambur-hamburan.<br /><br /><br />Elok persembahan raja Tumapel berupa wanita cantik manis Dipertunjukkan selama upacara untuk mengharu-rindukan hati. Paling haibat persembahan Sri Paduka berupa gunung besar. Mandara Digerakkan oleh sejumlah dewa dan danawa dahsyat menggusarkan pandang Ikan lambora besar beriembak-lembak mengebaki kolam bujur lebar Bagaikan sedang mabuk diayun gelombang, di tengah-tengah lautan besar. Tiap hari persajian makanan yang dipersembahkan dibagi-bagi. Agar para wanita, Mahamantri Agung, pendeta dapat makanan sekenyangnya Tidak terlangkahi para kesatria, arya dan para abdi di pura. Tak putusnya makanan sedap nyaman diedarkan kepada bala tentara. Pada hari keenam pagi Sri Paduka bersiap mempersembahkan persajian. Pun para kesatria dan pembesar mempersembahkan rumah- rumahan yang terpikul.<br /><br /><br />Dua orang pembesar mempersembahkan perahu yang melukiskan kutipan kidung. Seperahu sungguh besarnya, diiringi gong dan bubar mengguntur menggembirakan. Esoknya patih mangkubumi Gajah Mada sore-sore menghadap sambi menghaturkan. Sajian wanita sedih merintih di bawah nagasari dibelit rajasa. Mahamantri Agung, arya, bupati, pembesar desa pun turut menghaturkan persajian. Berbagai ragamnya, berduyun-duyun ada yang berupa perahu, gunung, rumah, ikan. Sungguh-sungguh mengagumkan persembahan Sri Paduka Prabu pada hari yang ketujuh. Beliau menabur harta, membagi-bagi bahan pakaian dan hidangan, makanan. Luas merata kepada empat kasta, dan terutama kepada para pendeta. Hidangan jamuan kepada pembesar, abdi dan niaga mengalir bagai air. Gemeruduk dan gemuruh para penonton dari segenap arah, berdesak-sesak. Ribut berebut tempat melihat peristiwa di balai agung serta para luhur. Sri Nata menari di balai witana khusus untuk para putri dan para istri. Yang duduk rapat rapi berimpit ada yang ngelamun karena tercengang memandang.<br /><br /><br />Segala macam kesenangan yang menggembirakan hati rakyat diselenggarakan. Nyanyian, wayang, topeng silih berganti setiap hari dengan paduan suara. Tari perang prajurit yang dahsyat berpukul-pukulan, menimbulkan gelak-mengakak. Terutama derma kepada orang yang menderita membangkitkan gembira rakyat. Pesta serada yang diselenggarakan serba meriah dan khidmat. Pasti membuat gembira jiwa Sri Padukapatni yang sudah mangkat. Semoga beliau melimpahkan barkat kepada Sri Paduka Prabu Sehingga jaya terhadap musuh selama ada bulan dan surya. Paginya pendeta Buda datang menghormati, memuja dengan sloka. Arwah Prajnyaparamita yang sudah berpulang ke Budaloka. Segera arca bunga diturunkan kembali dengan upacara. Segala macam makanan dibagikan kepada segenap abdi. Lodang lega rasa Sri Paduka melihat perayaan langsung lancar. Karya yang masih menunggu, menyempurnakan candi di Kamal Pandak. Tanahnya telah disucikan tahun 1274. Dengan persajian dan puja kepada Brahma oleh Jnyanawidi.<br /><br /><br />Demikian sejarah Kamal menurut tutur yang dipercaya. Dan Sri Nata Panjalu di Daha, waktu bumi Jawa dibelah. Karena cinta Sinuwun Prabu Airlangga kepada dua putranya. Ada pendeta Budamajana putus dalam tantra dan yoga. Diam di tengah kuburan lemah Citra, jadi pelindung rakyat. Waktu ke Bali berjalan kaki, tenang menapak di air lautan. Hyang Empu Barada nama beliau, faham tentang tiga zaman. Girang beliau menyambut permintaan Airlangga membelah negara. Tapal batas negara ditandai air kendi mancur dari langit. Dari barat ke timur sampai laut, sebelah utara, selatan. Yang tidak jauh, bagaikan dipisahkan oleh samudera besar. Turun dari angkasa sang pendeta berhenti di pohon asam. Selesai tugas kendi suci ditaruhkan di dusun Palungan. Marah terhambat pohon asam tinggi yang puncaknya mengait jubah.<br /><br /><br />Mpu Barada terbang lagi, mengutuk asam agar jadi kerdil. Itulah tugu batas gaib, yang tidak akan mereka lalui. Itu pula sebabnya dibangun candi, memadu Jawa lagi. Semoga Sri Paduka serta rakyat tetap tegak, teguh, waspada. Berjaya dalam memimpin negara, yang sudah bersatu padu. Prajnya Paramita Puri itulah nama candi pasareyan yang dibangun. Arca Sri Padukapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi. Telah lanjut usia, faham akan tantra, menghimpun ilmu agama, laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Sri Paduka. Di Bayalangu akan dibangun pula candi pasareyan Sri Padukapatni. Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya. Rencananya telah disetujui oleh sang Mahamantri Agung demung. Boja Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun. Candi pasareyan Sri Padukapatni tersohor sebagai tempat keramat. Tiap bulan Badrapada disekar oleh para Mahamantri Agung dan pendeta. Di tiap daerah rakyat serentak membuat peringatan dan memuja. Itulah suarganya, berkat berputra, bercucu narendra utama.<br /><br /><br />Tersebut pada tahun Saka 1285, Sri Paduka menuju Simping demi pemindahan candi makam. Siap lengkap segala persajian tepat menurut adat. Pengawasnya Rajaparakrama memimpin upacara. Faham tentang tatwopadesa dan kepercayaan Siwa. Memangku jabatannya semenjak mangkat Kerta Rajasa. Ketika menegakkan menara dan mekala gapura. Bangsawan agung Arya Krung, yang diserahi menjaganya. Sekembalinya dari Simping segera masuk ke pura. Terpaku mendengar AdiMahamantri Agung Gajah Mada gering. Pernah mencurahkan tenaga untuk keluhuran Jawa. Di pulau Bali serta kota Sadeng memusnahkan musuh. Tahun Saka 1253 beliau mulai memikul tanggung jawab. Tahun 1286 Saka beliau mangkat, Sri Paduka gundah, terharu bahkan putus asa.<br /><br /><br />Sang dibyacita Gajah Mada cinta kepada sesama tanpa pandang bulu. Insaf bahwa hidup ini tidak baka karenanya beramal tiap hari. Sri Paduka segera bermusyawarah dengan kedua rama serta bunda. Kedua adik dan kedua ipar tentang calon pengganti Ki Patih Mada. Yang layak akan diangkat hanya calon yang sungguh mengenal tabiat rakyat. Lama timbang-menimbang, tetapi seribu sayang tidak ada yang memuaskan. Sri Paduka berpegang teguh, AdiMahamantri Agung Gajah Mada tak akan diganti. Bila karenanya timbul keberatan beliau sendiri bertanggung jawab. Mernilih enam Mahamantri Agung yang menyampaikan urusan negara ke istana. Mengetahui segala perkara, sanggup tunduk kepada pimpinan. Sri Paduka. Itulah putusan rapat tertutup. Hasil yang diperoleh perundingan. Terpilih sebagai wredaMahamantri Agung. Karib Sri Paduka bernama Empu Tandi. Penganut karib Sri Baginda. Pahlawan perang bernama Empu Nala. Mengetahui budi pekerti rakyat.<br /><br /><br />Mancanegara bergelar tumenggung. Keturunan orang cerdik dan setia. Selalu memangku pangkat pahlawan. Pernah menundukkan negara Dompo. Serba ulet menanggulangi musuh. Jumlahnya bertambah dua Mahamantri Agung. Bagai pembantu utama Sri Paduka. Bertugas mengurus soal perdata. Dibantu oleh para upapati. Empu Dami menjadi Mahamantri Agung muda. Selalu ditaati di istana. Empu Singa diangkat sebagai saksi. Dalam segala perintah Sri Paduka. Demikian titah Sri Baginda. Puas, taat teguh segenap rakyat. Tumbuh tambah hari setya baktinya. Karena Sri Paduka yang memerintah. Sri Paduka makin keras berusaha untuk dapat bertindak lebih. Dalam pengadilan tidak serampangan, tapi tepat mengikut undang-undang. Adil segala keputusan yang diambil, semua pihak merasa puas. Mashur nama beliau, mampu menembus jaman, sungguhlah titiaan batara. Candi pasareyan serta bangunan para leluhur sejak zaman dahulu kala. Yang belum siap diselesaikan, dijaga dan dibina dengan saksama.<br /><br /><br />Yang belum punya prasasti, disuruh buatkan Serat Kekancingan pada ahli sastra. Agar kelak jangan sampai timbul perselisihan, jikalau sudah temurun. Jumlah candi pasareyan raja seperti berikut, mulai dengan Kagenengan. Disebut pertama karena tertua : Tumapel, Kidal, Jajagu, Wedwawedan. Di Tuban, Pikatan, Bakul, Jawa-jawa, Antang Trawulan, Katang Brat dan Jago. Lalu Balitar, Sila Petak, Ahrit, Waleri, Bebeg, Kukap, Lumbang dan Puger. pasareyan rani : Kamal Pandak, Segala, Simping. Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir. Bangunan baru Prajnya Paramita Puri. Di Bayatangu yang baru saja dibangun. Itulah dua puluh tujuh candi raja. Pada Saka tujuh guru candra (1287) bulan Badra. Dijaga petugas atas perintah raja. Diawasi oleh pendeta ahli sastra. Pembesar yang bertugas mengawasi seluruhnya sang Wiradikara.<br /><br /><br />Orang utama, yang saksama dan tawakal membina semua candi. Setia kepada Sri Paduka, hanya memikirkan kepentingan bersama Segan mengambil keuntungan berapa pun penghasilan candi makam. Desa-desa perdikan ditempatkan di bawah perlindungan Sri Paduka. Darmadyaksa kasewan bertugas membina tempat ziarah dan pemujaan. Darmadyaksa kasogatan disuruh menjaga biara kebudaan. Mahamantri Agung her-haji bertugas memelihara semua pertapan. Desa perdikan Siwa yang bebas dari pajak : biara relung Kunci, Kapulungan Roma, Wwatan, Iswaragreha, Palabdi, Tanjung, Kutalamba, begitu pula Taruna Parhyangan, Kuti Jati, Candi lima, Nilakusuma, Harimandana, Utamasuka Prasada-haji, Sadang, Panggumpulan, Katisanggraha, begitu pula Jayasika. Tak ketinggalan: Spatika, Yang Jayamanalu, Haribawana, Candi Pangkal, Pigit Nyudonta, Katuda, Srangan, Kapukuran, Dayamuka, Kalinandana, Kanigara Rambut, Wuluhan, Kinawung, Sukawijaya, dan lagi Kajaha, demikian pula Campen, Ratimanatasrama, Kula, Kaling, ditambah sebuah lagi Batu Putih.<br /><br /><br />Desa perdikan kasogatan yang bebas dari pajak : Wipulahara, Kutahaji Janatraya, Rajadanya, Kuwanata, Surayasa, Jarak, Lagundi serta Wadari Wewe Pacekan, Pasaruan, Lemah Surat, Pamanikan, Srangan serta Pangiketan Panghawan, Damalang, Tepasjita, Wanasrama, Jenar, Samudrawela dan Pamulang. Baryang, Amretawardani, Wetiwetih. Kawinayan, Patemon serta Kanuruhan Engtal, Wengker. Banyu Jiken, Batabata. Pagagan, Sibok dan Engtal. Wengker, Banyu Jiken, Batabata. Pagagan, Sibok dan Padurungan. Pindatuha, Telang, Suraba, itulah yang terpenting, sebuah lagi. Sukalila Tak disebut perdikan tambahan seperti Pogara. Kulur, Tangkil dan sebagainya. Selanjutnya disebut berturut desa kebudaan Bajradara : Isanabajra, Naditata, Mukuh, Sambang, Tanjung. Amretasaba Bangbang, Bodimula, Waharu Tampak, serta Puruhan dan Tadara Tidak juga terlangkahi Kumuda. Ratna serta Nadinagara. Wungaiaya, Palandi, Tangkil.<br /><br /><br />Asahing, Samici serta Acitahen Nairanjana, Wijayawaktra, Mageneng. Pojahan dan Balamasin. Krat, Lemah Tulis, Ratnapangkaya, Panumbangan. serta Kahuripan Ketaki, Telaga Jambala, Jungul ditambah lagi Wisnuwala. Badur, Wirun, Wungkilur. Mananggung, Watukura serta Bajrasana Pajambayan. Salanten, Simapura, Tambak Laleyan, Pilanggu Pohaji, Wangkali, Biru. Lembah, Dalinan, Pangadwan yang terakhir. Itulah desa kebudaan Bajradara yang sudah berprasasti. Desa keresian seperti berikut : Sampud, Rupit dan Pilan Pucangan, Jagadita, Pawitra, masih sebuah lagi Butun. Di situ terbentang taman didirikan lingga dan saluran air. Yang Mulia Mahaguru demiklan sebutan beliau. Yang diserahi tugas menjaga sejak dulu menurut Serat Kekancingan. Selanjutnya desa perdikan tanpa candi, di antaranya yang penting : Bangawan, Tunggal, Sidayatra, Jaya Sidahajeng, Lwah Kali dan Twas. Wasista, Palah, Padar, Siringan, itulah desa perdikan Siwa.<br /><br /><br />Wangjang, Bajrapura. Wanara, Makiduk, Hanten, Guha dan Jiwa Jumpud. Soba, Pamuntaran, dan Baru, perdikan Buda utama. Kajar, Dana Hanyar, Turas, Jalagiri, Centing, Wekas Wandira, Wandayan. Gatawang : Kulampayan dan Talu, pertapan resi. Desa perdikan Wisnu berserak di Batwan serta Kamangsian Batu Tanggulian. Dakulut, Galuh, Makalaran, itu yang penting Sedang, Medang. Hulun Hyan, Parung, langge, Pasajan, Kelut. Andelmat Paradah, Geneng, Panggawan, sudah sejak lama bebas pajak. Terlewati segala dukuh yang terpencar di seluruh Jawa. Begitu pula asrama tetap yang bercandi serta yang tidak. Yang bercandi menerima bantuan tetap dari Sri Paduka Prabu. Begitu juga dukuh pengawas, tempat belajar upacara.<br /><br /><br />Telah diteliti sejarah berdirinya segala desa di Jawa. Perdikan candi, tanah pusaka, daerah dewa, biara dan dukuh. Yang berSerat Kekancingan dipertahankan, yang tidak, segera diperintahkan. Pulang kepada dewan desa di hadapan Sang Arya Ranadiraja. Segenap desa sudah diteliti menurut perintah raja Wengker raja Singasari bertitah mendaftar jiwa serta seluk salurannya. Petugas giat menepati perintah, berpegang kepada aturan Segenap penduduk Jawa patuh mengindahkan perintah Sri Paduka Prabu. Semua tata aturan patuh diturut oleh pulau Bali. Candi, asrama, pesanggrahan telah diteliti sejarah tegaknya Pembesar kebudaan Badahulu. Badaha lo Gajah ditugaskan. Membina segenap candi, bekerja rajin dan mencatat semuanya. Perdikan kebudaan Bali seperti berikut, biara Baharu (hanyar). Kadikaranan, Purwanagara, Wiharabahu, Adiraja, Kuturan. Itulah enam kebudaan Bajradara, biara kependetaan. Terlangkahi biara dengan bantuan negara seperti Aryadadi. Berikut candi pasareyan di Bukit Sulang lemah lampung, dan Anyawasuda Tatagatapura, Grehastadara, sangat mashur, dibangun atas Serat Kekancingan. Pada tahun Saka 1260 oleh Sri Paduka Jiwana.<br /><br /><br />Yang memberkahi tanahnya, membangun candinya : upasaka wreda mentri. Semua perdikan dengan bukti prasasti dibiarkan tetap berdiri. Terjaga dan terlindungi segala bangunan setiap orang budiman. Demikianlah tabiat raja utama, berjaya, berkuasa, perkasa. Semoga kelak para raja sudi membina semua bangunan suci. Maksudnya agar musnah semua durjana dari muka bumi laladan. Itulah tujuan melintas, menelusur dusun-dusun sampai di tepi laut. Menenteramkan hati pertapa, yang rela tinggal di pantai, gunung dan hutan. Lega bertapa brata dan bersamadi demi kesejahteraan negara. Besarlah minat Sri Paduka untuk tegaknya tripaksa. Tentang Serat Kekancingan beliau besikap agar tetap diindahkan. Begitu pula tentang pengeluaran undang-undang, supaya laku utama, tata gila dan adat-tutur diperhatikan. Itulah sebabnya sang caturdwija mengejar laku utama. Resi, Wipra, pendeta Siwa Buda teguh mengindahkan tutur.<br /><br /><br />Catur asrama terutama catur basma tunduk rungkup tekun melakukan tapa brata, rajin mempelajari upacara. Semua anggota empat kasta teguh mengindahkan ajaran. Para Mahamantri Agung dan arya pandai membina urusan negara. Para putri dan satria berlaku sopan, berhati teguh. Waisya dan sudra dengan gembira menepati tugas darmanya. Empat kasta yang lahir sesuai dengan keinginan. Hyang Maha Tinggi Konon tunduk rungkup kepada kuasa dan perindah Sri Paduka Teguh tingkah tabiatnya, juga ketiga golongan terbawah. Gandara, Mleca dan Tuca mencoba mencabut cacad-cacadnya. Demikianlah tanah Jawa pada zaman pemerintahan Sri Nata. Penegakan bangunan-bangunan suci membuat gembira rakyat Sri Paduka menjadi teladan di dalam menjalankan enam darma. Para ibu kagum memandang, setuju dengan tingkah laku Sang Prabu. Sri Nata Singasari membuka ladang luas di daerah Sagala. Sri Nata Wengker membuka hutan Surabana, Pasuruan, Pajang.<br /><br /><br />Mendirikan perdikan Buda di Rawi, Locanapura, Kapulungan Sri Paduka sendiri membuka ladang Watsari di Tigawangi. Semua Mahamantri Agung mengenyam tanah palenggahan yang cukup luas Candi, biara dan lingga utama dibangun tak ada putusnya. Sebagai tanda bakti kepada dewa, leluhur, para pendeta. Memang benar budi luhur tertabur mengikuti jejak Sri Nata. Demikianlah keluhuran Sri Paduka ekanata di Wilwatikta. Terpuji bagaikan bulan di musim gugur, terlalu indah terpandang Durjana laksana tunjung merah, sujana seperti teratai putih. Abdi, harta, kereta, gajah, kuda berlimpah-limpah bagai samudera. Bertambah mashur keluhuran pulau Jawa di seluruh jagad raya. Hanya Jambudwipa dan pulau Jawa yang disebut negara utama Banyak pujangga dan dyaksa serta para upapati, tujuh jumlahnya Panji Jiwalekan dan Tengara yang meronjol bijak di dalam kerja. Mashurlah nama pendeta Brahmaraja bagai pujangga, ahli tutur.<br /><br /><br />Putus dalam tarka, sempurna dalam seni kata serta ilmu naya Hyang brahmana, sopan, suci, ahli weda menjalankan nam laku utama Batara Wisnu dengan cipta dan mentera membuat sejahtera negara. Itulah sebabnya berduyun-duyun tamu asing datang berkunjung Dari Jambudwipa, Kamboja, Cina, Yamana, Campa dan Karnataka Goda serta Siam mengarungi lautan bersama para pedagang Resi dan pendeta, semua merasa puas, menetap dengan senang. Tiap bulan Palguna Sri Nata dihormat di seluruh negara. Berdesak-desak para pembesar, empat penjuru, para prabot desa Hakim dan pembantunya, bahkan pun dari Bali mengaturkan upeti. Pekan penuh sesak pembeli, penjual, barang terhampar di dasaran. Berputar keliling gamelan dalam tanduan diarak rakyat ramai Tiap bertabuh tujuh kali, pembawa sajian menghadap ke pura Korban api, ucapan mantra dilakukan para pendeta Siwa-Buda. Mulai tanggal delapan bulan petang demi keselamatan Sri Paduka.<br /><br /><br />Tersebut pada tanggal empatbelas bulan petang. Sri Paduka berkirap. Selama kirap keliling kota busana. Sri Paduka serba kencana. Ditatatng jempana kencana, panjang berarak beranut runtun. Mahamantri Agung, sarjana, pendeta beriring dalam pakaian seragam. Mengguntur gaung gong dan salung, disambut terompet meriah sahut-menyahut Bergerak barisan pujangga menampung beliau dengan puja sloka. Gubahan kawi raja dari pelbagai kota dari seluruh Jawa. Tanda bukti Sri Paduka perwira bagai Rama, mulia bagai Sri Kresna. Telah naik Sri Paduka di takhta mutu-manikam, bergebar pancar sinar. Seolah-olah Hyang Trimurti datang mengucapkan puji astuti. Yang nampak, semua serba mulia, sebab Sri Paduka memang raja agung. Serupa jelmaan. Sang Sudodanaputra dari Jina bawana. Sri nata Pajang dengan sang permaisuri berjalan paling muka. Lepas dari singasana yang diarak pengiring terlalu banyak.<br /><br /><br />Mahamantri Agung Pajang dan Paguhan serta pengiring jadi satu kelompok. Ribuan jumlahnya, berpakaian seragam membawa panji dan tunggul. raja Lasem dengan permaisuri serta pengiring di belakangnya. Lalu raja Kediri dengan permaisuri serta Mahamantri Agung dan tentara. Berikut maharani Jiwana dengan suami dan para pengiring. Sebagai penutup Sri Paduka dan para pembesar seluruh Jawa. Penuh berdesak sesak para penonton ribut berebut tempat. Di tepi jalan kereta dan pedati berjajar rapat memanjang. Tiap rumah mengibarkan bendera, dan panggung membujur sangat panjang. Penuh sesak wanita tua muda, berjejal berimpit-impitan. Rindu sendu hatinya seperti baru pertama kali menonton. Terlangkahi peristiwa pagi, waktu Baginda mendaki setinggil. Pendeta menghaturkan kendi berisi air suci di dulang berukir. Mahamantri Agung serta pembesar tampil ke muka menyembah bersama-sama. Tanggal satu bulan Caitra bala tentara berkumpul bertemu muka. Mahamantri Agung, perwira, para arya dan pembantu raja semua hadir.<br /><br /><br />Kepala daerah, ketua desa, para tamu dari luar kota. Begitu pula para kesatria, pendeta dan brahmana utama. Maksud pertemuan agar para warga mengelakkan watak jahat. Tetapi menganut ajaran raja Kapa Kapa, dibaca tiap Caitra. Menghindari tabiat jahat, seperti suka mengambil milik orang. Memiliki harta benda dewa, demi keselamatan masyarakat. Dua hari kemudian berlangsung perayaan besar. Di utara kota terbentang lapangan bernama Bubat. Sering dikunjungi Sri Paduka, naik tandu bersudut Singa. Di arak abdi berjalan, membuat kagum tiap orang. Bubat adalah lapangan luas lebar dan rata. Membentang ke timur setengah krosa sampai jalan raya. Dan setengah krosa ke utara bertemu.tebing sungai. Dikelilingi bangunan Mahamantri Agung di dalam kelompok. Menjulang sangat tinggi bangunan besar di tengah padang. Tiangnya penuh berukir dengan isi dongengan parwa. Dekat di sebelah baratnya bangunan serupa istana.<br /><br /><br />Tempat menampung Sri Paduka di panggung pada bulan Caitra. Panggung berjajar membujur ke utara menghadap barat. Bagian utara dan selatan untuk raja dan arya. Para Mahamantri Agung dan dyaksa duduk teratur menghadap timur. Dengan pemandangan bebas luas sepanjang jalan raya. Di situlah Sri Paduka memberi rakyat santapan mata. Pertunjukan perang tanding, perang pukul. desuk-mendesuk Perang keris, adu tinju tarik tambang, menggembirakan. Sampai tiga empat hari lamanya baharu selesai. Seberangkat Sri Paduka. sepi lagi, panggungnya dibongkar. Segala perlombaan bubar, rakyat pulang bergembira. Pada Caitra bulan petang Sri Paduka menjgmu para pemenang. Yang pulang menggondol pelbagai hadiah bahan pakaian. Segenap ketua desa dan wadana tetap tinggal, paginya mereka. Dipimpin Arya Ranadikara menghadap Sri Paduka minta diri di pura Bersama Arya Mahadikara, kepala pancatanda dan padelegan. Sri Paduka duduk di atas takhta, dihadap para abdi dan pembesar.<br /><br /><br />Berkatalah Sri nata Wengker di hadapan para pembesar dan wedana : “Wahai, tunjukkan cinta serta setya baktimu kepada Sri Paduka Prabu Cintailah rakyat bawahanmu dan berusahalah memajukan dusunmu Jembatan, jalan raya, beringin, bangunan dan candi supaya dibina. Terutama dataran tinggi dan sawah, agar tetap subur, peliharalah Perhatikan tanah rakyat jangan sampai jatuh di tangan petani besar. Agar penduduk jangan sampai terusir dan mengungsi ke desa tetangga. Tepati segala peraturan untuk membuat desa bertambah besar. Sri nata Kerta Wardana setuju dengan anjuran memperbesar desa. Harap dicatat nama penjahat dan pelanggaran setiap akhir bulan. Bantu pemeriksaan tempat durjana terutama pelanggar susila.<br /><br /><br />Agar bertambah kekayaan Sri Paduka demi kesejahteraan negara. Kemudian bersabda Sri Baginda Wilwatikta memberi anjuran : “Para budiman yang berkunjung kemari, tidak boleh dihalang-halangi. Rajakarya terutama bea-cukai, pelawang supaya dilunasi. Jamuan kepada para tetamu budiman supaya diatur pantas. Undang-undang sejak pemerintahan ibunda harus ditaati. Hidangan makanan sepanjang hari harus dimasak pagi-pagi. Jika ada tamu loba tamak mengambil makanan, merugikan. Biar mengambilnya, tetapi laporkan namanya kepada saya. Negara dan desa berhubungan rapat seperti singa dan hutan. Jika desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan. Kalau tidak ada tentara, negara lain mudah menyerang kita. Karenanya peliharalah keduanya, itu perintah saya “<br /><br /><br />Begitu perintah Sri Paduka kepada wadana, yang tunduk mengangguk Sebagai tanda mereka sanggup mengindahkan perintah beliau. Mahamantri Agung upapati serta para pembesar menghadap bersama. Tepat pukul tiga mereka berkumpul untuk bersantap bersama. Bangunan sebelah timur laut telah dihiasi gilang cemerlang. Di tiga ruang para wadana duduk teratur menganut sudut. Santapan sedap mulai dihidangkan di atas dulang serba emas Segera deretan depan berhadap-hadapan di muka Sri Paduka. Santapan terdiri dari daging kambing, kerbau, burung, rusa, madu, Ikan, telur, domba menurut adat agama dari zaman purba. Makanan pantangan : daging anjing, cacing, tikus, keledai dan katak. Jika dilanggar mengakibatkan hinaan musuh, mati dan noda. Dihidangkan santapan untuk orang banyak. Makanan serba banyak serta serba sedap. Berbagai-bagai ikan laut dan ikan tambak. Berderap cepat datang menurut acara. Daging katak, cacing, keledai, tikus, anjing. Hanya dihidangkan kepada para penggemar. Karena asalnya dari pelbagai desa.<br /><br /><br />Mereka diberi kegemaran, biar puas. Mengalir pelbagai minuman keres segar. Tuak nyiur, tal, arak kilang, brem, tuak rumbya. Itulah hidangan yang utama. Wadahnya emas berbentuk aneka ragam. Porong dan guci berdiri terpencar-pencar. Berisi aneka minuman keras dari aneka bahan. Beredar putar seperti air yang mengelir. Yang gemar minum sampai muntah serta mabuk. Meluap jamuan Sri Paduka dalam pesta. Hidangan mengalir menghampiri tetamu. Dengan sabar segala sikap dizinkan. Penyombong, pemabuk jadi buah gelak tawa. Merdu merayu nyanyian para biduan. Melagukan puji-pujian Sri Paduka. Makin deras peminum melepaskan nafsu. Habis lalu waktu, berhenti gelak gurau.<br /><br /><br />Pembesar daerah angin membadut dengan para lurah. Diikuti lagu, sambil bertandak memilih pasangan. Seolah tingkahnya menarik gelak, menggelikan pandangan. Itulah sebabnya mereka memperoleh hadiah kain. Disuruh menghadap Sri Paduka, diajak minum bersama. Mahamantri Agung upapati berurut mengelir menyanyi. Nyanyian Menghuri Kandamuhi dapat bersorak pujian. Sri Paduka berdiri, mengimbangi ikut melaras lagu. Tercengang dan terharu hadirin mendengar suar merdu. Semerebak meriah bagai gelak merak di dahan kayu. Seperti madu bercampur dengan gula terlalu sedap manis. Resap menghalu kalbu bagai desiran buluh perindu. Arya Ranadikara lupa bahwa Sri Paduka berlagu. Bersama Arya Ranadikara mendadak berteriak. Bahwa para pembesar ingin belia menari topeng. “Ya!” jawab beliau, segera masuk untuk persiapan.<br /><br /><br />Sri Kerta Wardana tampil kedepan menari panjak. Bergegas lekas panggung di siapkan ditengah mandapa. Sang permaisuri berhias jamang laras menyanyikan lagu. Luk suaranya mengharu rindu, tinglahnya memikat hati. Bubar mereka itu ketika Sri Paduka keluar. Lagu rayuan Sri Paduka bergetar menghanyutkan rasa. Diiringkan rayuan sang permaisuri rapi rupendah. Resap meremuk rasa, merasuk tulang sungsum pendengar. Sri Paduka warnawan telah mengenakan tampuk topeng. Delapan pengirignya di belakang, bagus, bergs, pantas. Keturunan Arya, bijak cerdas, sopan tingkah lakunya. Itulah sebabnya benyolannya selalu kena. Tari sembilan orang telah dimulai dengan banyolan. Gelak tawa terus menerus, sampai perut kaku beku. Babak yang sedih meraih tangis, mengaduk haru dan rindu. Tepat mengenai sasaran, menghanyutkan hati penonton. Silam matahari waktu lingsir, perayaan berakhir. Para pembesar meminta diri mencium duli paduka. Katanya :”lenyap duka oleh suka, hilang dari bumi!”. Terlangkahi pujian Sri Paduka waktu masuk istana.<br /><br /><br />Demikianlah suka mulia Sri Paduka Prabu di pura, tercapai segala cita. Terang Sri Paduka sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat dan negara. Meskipun masih muda dengan suka rela berlaku bagai titisan Buda. Dengan laku utama beliaumemadamkan api kejahatan durjana. Terus membumbung ke angkasa kemashuran dan keperwiraan Sri Paduka. Sungguh beliau titisan Batara Girinata untuk menjaga buana. Hilang dosanya orang yang dipandang, dan musnah letanya abdi yang disapa. Itulah sebabnya keluhuran beliau mashur terpuji di tiga jagad. Semua orang tinggi, sedang, rendah menuturkan kata-kata pujian. Serta berdo’a agar Sri Paduka tetap subur bagai gunung tempat berlindung. Berusia panjang sebagai bulan dan matahari cemerlang menerangi bumi.<br /><br /><br />Semua pendeta dari tanah asing menggubah pujian Sri Paduka. Sang pendeta Budaditya menggubah rangkaian seloka Bogawali. Tempat tumpah darahnya Kancipuri di Sadwihara di Jambudwipa. Brahmana Sri Mutali Saherdaya menggubah pujian seloka indah. Begitu pula para pendeta di Jawa, pujangga, sarjana sastra. Bersama-sama merumpaka seloka puja sastra untuk nyanyian. Yang terpenting puja sastra di prasasti, gubahan upapati Sudarma. Berupa kakawin, hanya boleh diperdengarkan di dalam istana. Mendengar pujian para pujangga pura bergetar mencakar udara. Empu Prapanca bangkit turut memuji Sri Paduka meski tak akan sampai pura.<br /><br /><br />Maksud pujiannya, agar Sri Paduka gembira jika mendengar gubahannya. Berdoa demi kesejahteraan negara, terutama Sri Paduka dan rakyat. Tahun Saka 1287 bulan Aswina hari purnama. Siaplah kakawin pujaan tentang perjalanan jaya keliling negara. Segenap desa tersusun dalam rangkaian, pantas disebut Desa Warnana. Dengan maksud, agar Sri Paduka ingat jika membaca hikmat kalimat. Sia-sia lama bertekun menggubah kakawin menyurat di atas daun lontar.<br /><br /><br />Yang pertama “Tahun Saka”, yang kedua “Lambang” kemudian “Parwasagara”. Berikut yang keempat “Bismacarana”, akhirnya cerita “Sugataparwa”. Lambang dan Tahun Saka masih akan diteruskan, sebab memang belum siap. Meskipun tidak semahir para pujangga di dalam menggubah kakawin. Terdorong cinta bakti kepada Sri Paduka, ikut membuat puja sastra berupa karya kakawin, sederhana tentang rangkaian sejarah desa. Apa boleh buat harus berkorban rasa, pasti akan ditertawakan.<br /><br /><br />Nasib badan dihina oleh para bangsawan, canggung tinggal di dusun. Hati gundah kurang senang, sedih, rugi tidak mendengar ujar manis. Teman karib dan orang budiman meninggalkan tanpa belas kasihan. Apa gunanya mengenal ajaran kasih, jika tidak diamalkan? Karena kemewahan berlimpah, tidak ada minat untuk beramal. Buta, tuli, tak nampak sinar memancar dalam kesedihan, kesepian. Seyogyanya ajaran sang Begawan diresapkan bagai sepegangan. Mengharapkan kasih yang tak kunjung datang, akan membawa mati muda. Segera bertapa brata di lereng gunung, masuk ke dalam hutan. Membuat rumah dan tempat persajian di tempat sepi dan bertapa. Halaman rumah ditanami pohon kamala, asana, tinggi-tinggi. Memang Kamalasana nama dukuhnya sudah sejak lama dikenal.<br /><br /><br />Prapanca itu pra lima buah. Cirinya: cakapnya lucu. Pipinya sembab, matanya ngeliyap. Gelaknya terbahak-bahak. Terlalu kurang ajar, tidak pantas ditiru. Bodoh, tak menurut ajaran tutur. Carilah pimpinan yang baik dalam tatwa. Pantasnya ia dipukul berulang kali. Ingin menyamai Empu Winada. Mengumpulkan harta benda. Akhirnya hidup sengsara. Tapi tetap tinggal tenang. Winada mengejar jasa. Tanpa ragu wang dibagi. Terus bertapa berata. Mendapat pimpinan hidup. Sungguh handal dalam yuda. Yudanya belum selesai. Ingin mencapai nirwana. Jadi pahlawan pertapa.<br /><br /><br />Beratlah bagi para pujangga menyamai Winada, bertekun dalam tapa. Membalas dengan cinta kasih perbuatan mereka yang senang menghina orang-orang yang puas dalam ketetnangan dan menjauhkan diri dari segala tingkah, menjauhkan diri dari kesukaan dan kewibawaan dengan harapan akan memperoleh faedah. Segan meniru perbuatan mereka yang dicacad dan dicela di dalam pura.[]<br /><br /><br />Source: http://religi.wordpress.com/2007/03/16/kitab-negara-kertagama-terjemahan/<br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-47960266854105802992010-03-30T06:42:00.000-07:002010-03-30T06:46:47.619-07:00Wonogiri : PKS, PD & PG kembali merapat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUV4GjCLu69RxTJTFKMgD1i3WFS9fM3urSfPpDG7K6UEIGR_VsOfNSCbIqlg9CDlL_PyvfrfJmRA6-rkWf3PLHFIYqRIScpfkbfpeKWKmKBmPZjRgALNDwMnDaNNsRC7r6KFNGTqSyGSPw/s1600/Koalisi-SBY-Retak-PKS-dan-Golkar-Nakal.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUV4GjCLu69RxTJTFKMgD1i3WFS9fM3urSfPpDG7K6UEIGR_VsOfNSCbIqlg9CDlL_PyvfrfJmRA6-rkWf3PLHFIYqRIScpfkbfpeKWKmKBmPZjRgALNDwMnDaNNsRC7r6KFNGTqSyGSPw/s320/Koalisi-SBY-Retak-PKS-dan-Golkar-Nakal.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454422709540807730" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Wonogiri-</span><br />Sempat dikabarkan mengusung calon sendiri, koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) Wonogiri menegaskan komitmennya untuk tetap membentuk koalisi besar bersama Partai Golkar. <br /><br />Mereka bahkan sudah menyiapkan mekanisme pendaftaran calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup). <br /><br />Dalam mekanisme tersebut, seperti dijelaskan anggota Tim 11 PKS yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPRD Wonogiri, Ngadiyono, kepada Espos, Minggu (28/3), pendaftaran akan dilakukan terpisah antara Cabup dan Cawabup. Demikian pula dengan verifikasi dan penilaiannya sesuai kriteria yang ditentukan koalisi.<br /><span class="fullpost"><br />”Selanjutnya, dari hasil penilaian itu akan dibawa oleh masing-masing partai anggota koalisi ke pimpinan pusat untuk dimintakan rekomendasi. Hasil rekomendasi itu akan dibahas bersama untuk ditentukan pasangan mana yang akan diusung,” jelas Ngadiyono.<br /><br />Ngadiyono mengungkapkan, sejauh ini sudah ada sejumlah tokoh yang melakukan pendekatan. Di antaranya, Sutadi, Warsono dan Haryanto. Dia mengatakan, pihaknya tidak menutup peluang bagi calon yang sudah mendaftar ke partai lain namun tidak mendapat rekomendasi dari pimpinan pusat. <br /><br />Diterima<br /><br />Asalkan masih dalam batas masa pendaftaran, tegasnya, siapa pun calon yang mau mendaftar akan tetap diterima. Tinggal nanti mekanisme dan proses verifikasi yang menentukan apakah calon itu layak atau tidak untuk diusung. ”Tapi kalau masa pendaftaran sudah ditutup, kami pastikan tidak ada calon tambahan,” katanya.<br /><br />Mengenai rencana koalisi dengan Partai Golkar, Ngadiyono mengatakan prosesnya sudah 90% dan diperkirakan pekan kedua bulan April dideklarasikan. Saat ini, pihaknya masih menunggu pembicaraan lebih lanjut.<br /><br />Terpisah, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Marhendi mengatakan, hingga kini, pihaknya belum mendapat kepastian kapan koalisi dengan Partai Golkar akan dideklarasikan. <br /><br />Namun, satu hal yang jelas, meski sempat merenggang, ketiga partai kini merapat kembali. Beberapa hal yang dahulu belum disepakati antara Demokrat dan Golkar, kini sudah disepakati.<br /><br />Demikian pula yang dikatakan anggota Tim 15 Partai Golkar, Suhardono. Dia mengatakan, pihaknya masih pada komitmen awal untuk menjalin koalisi dengan PKS dan Demokrat. ”Kami tetap pada komitmen semula untuk menjalin koalisi dengan Demokrat dan PKS. Justru kami menunggu mereka. Kalau kami sendiri sudah siap,” katanya. - Oleh : Solopos<br /><br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-60492682263307246272010-03-30T06:28:00.000-07:002010-03-30T06:36:53.107-07:00Pintu masuk wilayah Wonogiri dibuat ijo royo-royo<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKkvIQ_-ZqrhLIhXt8ucW46PN9SryWwT85kuQI0se0nUJ_jrJA6IkxURWzD70ov1K68oC5BuSpqZd3qKc2MBIhYmOQ0X_qvdaZi8U8msIGcZW35JDJXWBZXmcPKPZrgDYL4Xv7jvnOk3s/s320/1.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 212px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKkvIQ_-ZqrhLIhXt8ucW46PN9SryWwT85kuQI0se0nUJ_jrJA6IkxURWzD70ov1K68oC5BuSpqZd3qKc2MBIhYmOQ0X_qvdaZi8U8msIGcZW35JDJXWBZXmcPKPZrgDYL4Xv7jvnOk3s/s320/1.JPG" border="0" alt="" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">Selogiri- </span><br />Ruas jalan mulai dari perbatasan Kabupaten Sukoharjo hingga Terminal Krisak sekitar tiga kilometer akan dibuat taman agar orang masuk ke Wonogiri merasa damai saat melihat hijaunya dedaunan.<br /><span class="fullpost"><br />Selain itu, anak-anak sekolah diminta dilibatkan dalam menanam pohon sebagai upaya pelestarian lingkungan. Kecintaan kepada lingkungan yang ditanamkan sejak kecil akan membawa efek besar saat anak-anak itu dewasa. <br /><br />Demikian disampaikan Bupati Wonogiri, H Begug Poernomosidi, seusai memimpin Apel Kepedulian Sosial dan Lingkungan di Lapangan Jendi, Selogiri, Jumat (26/3).<br /><br />Bupati mengibaratkan pohon itu sebagai wujud keteduhan batin. ”Coba kalau lingkungan rumah ijo royo-royo saat dilihat akan adem batin ini, berbeda dengan kondisi yang gersang jika melihat pikiran akan tidak lagi sejuk.”<br /><br />Lebih lanjut Bupati mengatakan saatnya manusia di bumi berpikiran bahwa bumi ini bukanlah warisan nenek moyang, tetapi pinjaman dari anak cucu kita. “Karena itu menjaga lingkungan agar tetap nyaman sebagai tempat tinggal harus diwujudkan karena masih ada generasi yang akan datang yang hidup di dalamnya.”<br /><br />Camat Selogiri, Bambang Haryanto, mengatakan sebanyak 7.530 batang pohon jenis sengon laut, jati, pete, kelengkeng pingpong disiapkan oleh PT Alexis Perdana Mineral untuk dua desa, Jendi dan Keloran. Tanaman itu diperuntukkan bagi turus jalan di lingkungan persawahan, tegalan dan pekarangan serta keliling lapangan desa.<br /><br />“Apel kepedulian ini kami harapkan masyarakat tergugah kesadarannya untuk menyatukan visi, misi kepedulian sosial dan lingkungan baik jajaran birokrasi, pelaku usaha ataupun elemen masyarakat. Kepedulian ini ternyata mendapat respons positif dari pelaku usaha seperti Kelompok Sosial Sakinah, Jakarta, Himpunan Keluarga Surabaya, PT Deltomed, SOLOPOS, rumah sakit swasta di Selogiri dan PT Alexis Perdana Mineral.”<br /><br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-42533167480154770642010-03-25T05:10:00.000-07:002010-03-25T05:10:50.491-07:00Pemuda kampung gerebek pasangan selingkuh<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3ENSdKfl_hM1mRSYl0EFzAi26ClJdefvkd9rvovcFbaJhL9o9kM1DAN5hSmIGJZFNh7_sG1kMIoGru9-JGU43jtsGTnt2EFADjtAVC6LlznmbxIO_1TDKua7ePIVnOnMsIkZi1lCgr8/s1600/aneh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3ENSdKfl_hM1mRSYl0EFzAi26ClJdefvkd9rvovcFbaJhL9o9kM1DAN5hSmIGJZFNh7_sG1kMIoGru9-JGU43jtsGTnt2EFADjtAVC6LlznmbxIO_1TDKua7ePIVnOnMsIkZi1lCgr8/s320/aneh.jpg" /></a></div>Wonogiri<br />
Diduga berbuat selingkuh, dua orang berlainan jenis digerebek warga, Kamis (24/3) dini hari. <br />
<br />
Pasangan itu adalah, Kantil (nama samaran) dan Koplo (nama samaran). Oleh ketua RT, kasus itu diselesaikan secara musyawarah.<br />
<br />
Keterangan yang dihimpun, kasus itu melibatkan seorang pembantu rumah tangga, di kawasan Giritirto, Wonogiri dengan lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat keliling. <br />
<br />
Beberapa warga menceritakan penggerebekan dilakukan sekitar pukul 01.00 WIB. Kali pertama, peristiwa dugaan perselingkuhan itu diketahui oleh pemilik rumah alias majikan si Kantil.<br />
<span class="fullpost"><br />
<br />
Akhirnya, pemilik rumah keluar dan mencari pemuda untuk melakukan pengintaian. Dia juga menghubungi petugas keamanan kampung dan ketua RT. ”Dua orang itu sudah berkeluarga. Yang perempuan asal Pracimantoro dan yang laki-laki asal Kaloran, Giritirto. Dugaan perselingkuhan antara PRT dengan tukang pijat itu sudah beredar cukup lama, namun baru di-tungkup (tangkap basah) tadi padi (Rabu),” ujar warga yang enggan disebutkan namanya.<br />
<br />
Ganti rugi<br />
<br />
Dia mengatakan dalam musyawarah, disepakati Koplo harus membayar ganti rugi kepada perempuan senilai Rp 1 juta. Ketua RT 3/RW V, Kaloran Lor, T Subagyo, saat dimintai konfirmasi, membenarkan telah memfasilitasi penyelesaian secara musyawarah. ”Awalnya, warga ingin ada sanksi dan denda namun karena tidak ada aturan kampung maka persoalan itu dikembalikan pada dua orang itu,” ujarnya.<br />
<br />
Lebih lanjut dia menceritakan, dua orang berlainan jenis itu diketahui berada di dalam kamar oleh pemilik rumah. Pada pukul 01.00 WIB, majikan yang masih menonton acara televisi, mendengar suara dug. Karena curiga ada orang yang berada di dalam kamar, si majikan keluar rumah, meminta enam pemuda dan petugas keamanan untuk melakukan pengawasan. <br />
<br />
”Setelah kami semua berkumpul, akhirnya Kantil dipanggil.”<br />
<br />
Dari musyawarah itu, diketahui bahwa keduanya sudah berbuat tidak senonoh lebih dari sekali. ”Akhirnya, keduanya diminta membuat surat pernyataan dan Kantil minta ganti rugi Rp 1 juta. Awalnya Kantil minta Rp 3 juta, namun oleh Koplo tidak disanggupi. Oleh Koplo, jika minta Rp 3 juta, lebih baik dinikah saja. Akhirnya ganti rugi senilai Rp 1 juta disepakati dan dituangkan dalam surat pernyataan.”<br />
<br />
Bagaimana pembayarannya? Subagyo mengatakan akan dilakukan dalam pekan ini.<br />
<br />
</span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-74000430686322924392010-03-13T03:02:00.000-08:002010-03-13T03:14:23.379-08:00Ba'asyir: Karena Bukan Teroris Jasad Dulmatin Wangi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRbE_ikx48xGZI39UKYjoKZvIpbxn6m2CcBp8YGC4jyk6CcB-ryV34RBfDgBNk_yjLy1Y6zytTen7PnQs3v2rcfO-w1eriifgEAAZ4SmPatDZMMTPdYiZCrTmmwEMU88KuzgGpdl9BAkbW/s1600-h/1844688796-ba-asyir-mengapa-jasad-dulmatin-wangi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 212px; height: 159px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRbE_ikx48xGZI39UKYjoKZvIpbxn6m2CcBp8YGC4jyk6CcB-ryV34RBfDgBNk_yjLy1Y6zytTen7PnQs3v2rcfO-w1eriifgEAAZ4SmPatDZMMTPdYiZCrTmmwEMU88KuzgGpdl9BAkbW/s400/1844688796-ba-asyir-mengapa-jasad-dulmatin-wangi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448075046579211378" /></a><br /> Meski tidak mengenal betul sosok Dulmatin, Pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menyakini bahwa Dulmatin bukanlah seorang teroris yang selama ini diburu polisi.<br /><br />Menurutnya, Dulmatin adalah seorang mujahid, karena membela orang Islam yang tertindas di luar negeri. Kendati dinilai teroris, Ba'asyir mempersilahkan masyarakat tidak setuju dengan jihad cara Dulmatin.<br /><br />"Silahkan masyarakat menilai, yang saya tahu mereka pejuang Islam, bukan teroris yang teroris adalah Amerika. Itu yang dibalik, maling teriak maling, tapi Indonesia taklid," kata Ba’asyir, Jumat, 12 Maret 2010.<br /><span class="fullpost"><br />Selain itu, menurut Ba'asyir berbeda jasad orang yang disebut teroris dengan jasad orang yang bukan teroris. Hal itu, dibuktikan dari jenazah Dulmatin dari kawan-kawan yang melihat langsung jenazahnya sebelum dimakamkan.<br /><br />"Saya dengar dari kawan-kawan di sana yang melihat jenazah Dulmatin. Baunya wangi dan darah masih mengalir. Kenapa demikian, itu membuktikan kalau teroris lima menit setelah mati pasti busuk," kata Ba'asyir.<br /><br />Meski simpati dengan aksinya melawan Amerika, tapi dia mengaku jihad yang dilakukan Dulmatin keliru.<br /><br />Seperti diketahui, Dulmatin dipastikan tewas setelah di tembak oleh tim Densus 88 di Pamulang, Tangerang Banten pada Selasa 9 Maret 2010, bersama tiga orang yang diduga teroris.<br /><br />Penangkapan Dulmatin berawal dari penyergapan sejumlah kelompok teroris di Aceh Besar yang merupakan kelompok teroris Pamulang.<br /><br />Saat ini, jenazah Dulmatin Tersangka teroris Dulmatin telah dipulangkan ke Pemalang, Jaw Tengah subuh tadi. Menurut rencana, jasad Dulmatin alias Joko Pitono akan dimakamkan pukul 08.00 WIB.<br /><br />Dikutip dari tvOne, Jumat 12 Maret 2010, jasad Dulmatin saat ini disemayamkan di kediaman keluarga di Jalan Garuda Pasar Patarukan, Jawa Tengah.<br /><br />Informasi yang diperoleh, pukul 8.00 WIB Dulmatin akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lenong, Kelurahan Lenong. Pemakaman ini berjarak sekitar 5 kilometer dari kediaman keluarga.<br /><br />Proses pemakaman ini diawali dengan upacara pelepasan oleh seluruh keluarga besar Dulmatin. Iringan takbir pun lantang disuarakan sekelompok orang bersama keluarga.<br /><br /><a href="http://id.news.yahoo.com/viva/20100312/tpl-ba-asyir-mengapa-jasad-dulmatin-wang-fa55e98.html"target="_blank">yahoo news</a><br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-30683863134355675312010-03-06T20:00:00.000-08:002010-03-06T20:18:10.293-08:00Tabrakan di dua tempat, 1 tewas, 2 luka<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRRcq3wWWLjqC_cJYn-ulF_JUFWghgA56ydIworrzrS1r0UkVFxmbaoa54CeN14ezxCb2S9oHtJxVJhYzTk68B-sNo4IQOt9UGoSjcykeurcPrflqc2wgJZZ4xNv_iCfb2ceKLK15kBsFV/s1600-h/kecelakaan+motor.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 354px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRRcq3wWWLjqC_cJYn-ulF_JUFWghgA56ydIworrzrS1r0UkVFxmbaoa54CeN14ezxCb2S9oHtJxVJhYzTk68B-sNo4IQOt9UGoSjcykeurcPrflqc2wgJZZ4xNv_iCfb2ceKLK15kBsFV/s400/kecelakaan+motor.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5445741312657800162" /></a><br />Jatisrono<br />Kejadian kecelakaan dalam sehari terjadi di dua tempat, mengakibatkan seorang pengendara motor tewas dan dua orang mengalami luka-luka. Kejadian itu hanya berselang sekitar tujuh jam dan berlangsung di ruas jalan Sambi, Desa Watangsono, Kecamatan Jatisrono dan Kenteng, Ngadirojo Kidul, Ngadirojo, Kamis (4/3). <br /><br />Informasi yang dihimpun Espos kejadian di ruas jalan Sambi RT 2/IV, Watangsono, Jatisrono melibatkan dua motor. Dalam peristiwa itu, seorang pengendara motor bernopol AD 6180 KB, Sutarmo, 60, meninggal dunia. Sedangkan pengendara motor lainnya, bernama Lay Wahyu Pambudi, 16, seorang pelajar warga Jatirejo, Jatiroto, Wonogiri mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di RS Brastamala, Jatisrono.<br /><span class="fullpost"><br />Korban yang warga Mojosari RT 03/V, Desa Watangsono, Jatisrono meninggal saat dirawat di RS Brastamala, Jatisrono. Menurut warga Jatisrono, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Sedangkan kecelakaan di ruas jalan Kenteng, Ngadirojo Kidul, Ngadirojo, Wonogiri berlangsung sekitar pukul 15.15 WIB atau berselang tujuh jam.<br /><br />Kecelakaan di jalur tengkorak Ngadirojo itu melibatkan motor bernopol AD 5729 PR dengan kendaraan pikap sejenis L 300. Dalam kecelakaan itu, pengendara motor, Nugroho Eko Nurcahyo menderita patah kaki dan dilarikan ke rumah sakit. Kasatlantas Polres Wonogiri AKBP Sukmawati mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Nanang Avianto saat dimintai konfirmasi membenarkan terjadinya dua kecelakaan itu.<br /><br />Kasatlantas meminta kepada semua pengendara motor lebih berhati-hati dan menjalankan laju kendaraan tidak terlalu kencang. “Jalur ke arah timur Wonogiri berbelok-belok, sehingga terkadang pengendara tertutup pandangannya. Untuk itu, sikap lebih hati-hati merupakan kunci untuk terhindar dari kecelakaan.”<br /> (Espos) <br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-16434913165339061362010-03-06T19:57:00.001-08:002010-03-06T19:59:30.806-08:00RSUD Wonogiri resmi bernama dr SMSWonogiri <br />Masyarakat Wonogiri dan luar daerah akan menemukan nama baru dari RSUD Wonogiri dan sejak Jumat (5/3), nama RSUD Wonogiri berubah menjadi RSUD dr Soediran Mangun Sumarso (SMS). Peresmian nama dilakukan oleh Bupati Wonogiri, H Begug Poernomosidi. <br /><br />Walau dilangsungkan peresmian, pelayanan terhadap pasien juga tetap berlangsung sesuai jadwal. Hanya jam besuk atau visit dokter mengalami keterlambatan karena semua dokter menghadiri peresmian itu. Hadir dalam acara peresmian nama itu, tiga unsur Muspida plus, yakni Kapolres Wonogiri AKBP Nanang Avianto, Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Murdjoko dan Ketua DPRD Wonogiri, Wawan Setya Nugraha.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Juga tampak ketua dan sebagian anggota komisi di DPRD Wonogiri, pejabat dinas/badan/bagian dan kantor di Pemkab Wonogiri serta tamu undangan dari RS swasta. Bupati berpesan kepada semua jajaran RSUD dr SMS Wonogiri penurunan tarif harus diimbangi dengan peningkatan pelayanan.<br /><br />“Pasien yang masuk ke rumah sakit itu, 50% sembuh, sehingga saat berobat ke RSUD dr Soediran Mangun Sumarso akan cepat sembuh dengan pelayanan yang baik. Lingkungan segar, perawat dan dokter yang menangani sumeh. Jadi layani masyarakat dengan baik dan njawani, karena RSUD itu milik rakyat yang kewenangan pengelolaannya oleh pemerintah.”<br /><br />Bagaimana soal nama dr Soediran? Bupati menceritakan pengabadian nama Soediran dilakukan pemerintah karena 1950-an lalu dr Soediran sendirian melawan penyebaran penyakit pes. “Ada dua filsafat penting dari dr Soediran yang perlu dicermati oleh jajaran RSUD. Pertama rame ing gawe, sepi ing pamrih. Memayu hayuning bawono (berkarya tanpa manuntut balas jasa dan menyelamatkan kesejahteraan rakyat), kedua, sing sapa ora gelem gawe becik marang liyan ojo sira ganep arep yen bakal oleh pitulungan liyan (barang siapa yang tidak mau berbuat baik terhadap orang lain, janganlah mengharap akan mendapat pertolongan orang lain.”<br /><br />Direktur RSUD dr SMS Wonogiri, dr Setyarini bersamaan dengan acara peresmian nama, dilangsungkan operasi katarak terhadap 24 pasien mata dan 26 pasien penderita bibir sumbing. “Peresmian nama diharapkan mampu membangun kembali komitmen kemajuan RSUD dr SMS Wonogiri dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan meneladani kepemimpinan dr SMS.” <br /> (Espos)<br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-23165486335519694612010-03-02T04:22:00.000-08:002010-03-02T04:31:54.695-08:00Istri pengurus RT diarak pakai gerobakSejak pukul 16.00 WIB, Senin (1/3), anak-anak berkumpul di tanah lapang yang biasa dijadikan tempat bermain bulutangkis. Mereka menabuh alat seadanya, seperti kaleng bekas, galon hingga kayu. <br /><br />Beberapa anak kecil mengenakan topeng, sementara gerobak warna biru dihias dengan payung, umbul-umbul dan papan bertuliskan Ketua RT 3/RW VIII, Sanggrahan, Giripurwo, Wonogiri.<br /><br />Begitu istri para pengurus RT 3/RW VIIII tiba, warga langsung bersiap diri. Mereka adalah Ny Sukarti, istri Ketua baru RT 3, Winarno dan Ny Catur, istri sekretaris RT. seharusnya, yang naik gerobak adalah pengurus. Namun karena ketua RT terlambat datang, istri pengurus RT dinaikkan ke dalam gerobak sebagai gambaran kendaraan dinas RT.<br /><br />Tidak berapa lama, warga yang berusia tua menarik gerobak tersebut. Dengan iringan tetabuhan, warga mengarak pengurus RT. Menurut mantan Ketua RT 3/RW VIII, Seno Raharjo, arak-arakan warga digelar sebagai sosialisasi pengurus baru RT hasil pemilihan langsung oleh warga.<br /><span class="fullpost"><br />”Pemilihan dilakukan kemarin (Minggu-red) di rumah Ketua RT Pak Joko Widodo. Teknis pemilihan, warga yang punya hak pilih menulis satu calon ketua RT di kertas dan memasukkannya ke dalam kotak suara. Prosesnya seperti Pemilu, warga yang sudah memilih juga mencelupkan jari ke tinta sebagai bukti telah menggunakan haknya,” ujarnya.<br /><br />Hasilnya ada sembilan kandidat, kemudian terpilih Winarno dengan 66 suara, disusul Catur Setiyanto 15 suara dan Eko mendapat 5 suara. “Kandidat lain, mendapatkan dua sampai tiga suara. Warga yang punya hak pilih 101 orang dan yang datang 97 orang, serta suara tidak sah tiga suara.”<br /><br />Menurut sekretaris baru RT 3/VIII yang juga ketua panitia, Catur Setiyanto, warga bergotong-royong dengan mengumpulkan dana Rp 150.000. Pemilih menuliskan nama calon sebagai bukti bahwa warga terbebas dari buta aksara. <br /><br />Ketua baru, Winarno, yang tidak ikut diarak mengatakan dalam pemilihan RT ada dua tim sukses, yakni tim sukses yang menginginkan agar tidak jadi dan tim sukses beneran ingin memenangkan calon. ”Saya itu, terpilih akibat ulah tim sukses yang ingin tidak jadi. Akhirnya tim sukses calon itu mengarahkan warga untuk memilih saya,” ujarnya sambil tertawa dan diiyakan oleh warga yang hadir di rumahnya.<br /><br />Begitu arak-arakan usai, warga lantas mengucapkan selamat kepada pengurus baru. Diingatkan oleh warga, setiap tanggal 5, dilakukan rapat koordinasi RT tingkat kelurahan. <br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-25062913174076717982010-02-28T07:19:00.000-08:002010-02-28T07:34:46.275-08:00Manyaran : Kuras sumur, 2 warga tewas<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-sWrnDovHLnqYDTXBz2bgzaJnwyYOEMlLOKhyphenhyphenoqWjRSOdUjiHLELNQ1GTcvwX3_IA1XumiMBhsr22y6ne2dKa6JrgwVfmwNSnVdOzyr3B0CxObgHbfYXRNv5Nc5-tin-xV1oGfRPAM9bk/s1600-h/sumur.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-sWrnDovHLnqYDTXBz2bgzaJnwyYOEMlLOKhyphenhyphenoqWjRSOdUjiHLELNQ1GTcvwX3_IA1XumiMBhsr22y6ne2dKa6JrgwVfmwNSnVdOzyr3B0CxObgHbfYXRNv5Nc5-tin-xV1oGfRPAM9bk/s400/sumur.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443316391265211394" /></a><br /><br />Wonogiri <br />Dua warga Blimbing Kidul RT 02/VI, Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Wonogiri tewas saat menguras sumur, Sabtu (27/2). Kedua korban adalah Lardi, 37 dan Wiyono, 35, yang merupakan tetangga pemilik sumur, Slamet Hardono, 29.<br /><br />Informasi yang dihimpun, menyebutkan, pengurasan air sumur dilakukan secara gotong royong oleh warga sekitar. Pengurasan air sumur itu sendiri dilakukan karena kondisi air dinilai tidak layak minum. Sejak sekitar pukul 08.00 WIB tetangga mulai berdatangan dan membantu menguras air.<br /><span class="fullpost"><br />Saat pengurasan dimulai, ternyata sumur terlalu sempit, yakni berdiameter kurang dari satu meter. Saat itu Lardi berusaha memasukkan mesin diesel ke dalam sumur untuk menyedot air.<br />Namun nahas, justru korban tewas lemas saat dia masuk ke dalam sumur.<br /><br />Warga yang mendengar suara benda jatuh pun bergegas menengok ke dalam sumur. Sedangkan Wiyono, yang masih keponakan korban bergegas melakukan pertolongan dan berinisiatif turun ke dalam sumur untuk melakukan pertolongan.<br /><br />“Nasib Wiyono pun berakhir sama dengan Lardi dan keduanya terjatuh ke dasar sumur. Dua korban belum bisa dievakuasi karena lubang sumur sempit dan tim SAR Wonogiri masih mendatangkan peralatan lain.”<br /><br />Kades Kepuhsari, Begug Sugiyanto saat dihubungi, membenarkan kalau dua warganya tewas saat menguras air sumur. Dia menceritakan Lardi dikenal oleh warga sudah terbiasa melakukan pengurasan sumur.<br /><br />Lebih lanjut Sugiyanto menyatakan awalnya ada tujuh orang yang menguras air sumur. “Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB dan satu jam kemudian, kami sudah koordinasi dengan tim SAR Wonogiri untuk melakukan evakuasi.”<br /><br />Sementara itu, evakuasi korban terhambat, karena lubang sumur yang sempit. Bahkan anggota tim<br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-23824072053989489222010-02-18T03:53:00.000-08:002010-02-18T04:03:10.920-08:00Dari Rakyat sampai Bupati Wonogiri Makan Tiwul<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtn8_D9bYP1pd8lWJpEhqQaWZvzL64VE712Q5z-pFn9a_dJ0_dS-RhVFUX2JZg89X6GGL86VG0YF-zPsgxgEs-Su2pCUgt-FyeRctN8a8SYW6HoZfIVvE1wph1q4bk9o5DnYeIQ2ioq8VE/s1600-h/tiwul.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 306px; height: 241px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtn8_D9bYP1pd8lWJpEhqQaWZvzL64VE712Q5z-pFn9a_dJ0_dS-RhVFUX2JZg89X6GGL86VG0YF-zPsgxgEs-Su2pCUgt-FyeRctN8a8SYW6HoZfIVvE1wph1q4bk9o5DnYeIQ2ioq8VE/s400/tiwul.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439551355917662978" /></a><br />Program pemerintah pusat untuk mencukupi kebutuhan rakyat miskin dengan gelontoran beras miskin (raskin) sebanyak 13 kg/keluarga/bulan tidak membuat sebagian besar rakyat miskin di Wonogiri bagian selatan lepas dari makanan tiwul. <br /><br />Beras menjadi seperti barang pusaka yang sangat berharga yang dikeluarkan saat warga menggelar perhelatan perkawinan, supitan atau, syukuran kelahiran bayi. Banyak petani miskin di wilayah Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, dan desa-desa di bagian selatan yang merupakan penghasil ketela pohon atau gaplek lebih menikmati tiwul (makanan pengganti nasi, terbuat dari bahan baku ketela pohon) ketimbang nasi. <br /><span class="fullpost"><br />"Rasanya belum disebut makan, kalau belum makan tiwul. Nasi ya ada, tetapi hanya pelengkap. Nasi kita makan ramai-ramai pada saat warga mempunyai hajatan mantu, supitan, atau syukuran kelahiran anak," ungkap Mbah Sastro, 62, petani desa Song Bledeg, Kecamatan Paranggupito di sela-sela merawat tanaman ketela pohon di tegalannya yang lumayan luas. Sejumlah petani berucap sama bahwa setiap hari tiwul menjadi makanan sehari-hari dan nasi hanyalah sebagai pelengkap. <br /><br />Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi sendiri selama ini menjauh dari makanan nasi dan memilih tiwul sebagai pengenyang perutnya sehari-hari. "Makan tiwul sudah menjadi kebutuhan utama perut saya. Dan ini bukan karena saya benci nasi, tetapi ya sudah menjadi kegemaran, seperti orang Papua suka akan sagu ketimbang beras. Dan Insya Allah, saya akan terus makan tiwul," ujarnya kepada <a href="http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/18/124010/124/101/Dari-Rakyat-sampai-Bupati-Wonogiri-Makan-Tiwul"target="_blank">Media Indonesia</a> di sela-sela makan siang dengan tiwul di rumah dinasnya, Rabu (17/2). <br /><br />Terkait keseriusan pemerintah pusat yang berkeinginan melakukan penyebaran raskin sampai pelosok desa, Begug menegaskan, dirinya telah melakukan kontrol secara seksama. Ia melarang aparatnya mengurangi jatah yang sudah ditetapkan, karena pertimbangan ingin membagi rata dan adil kepada rakyat lainnya yang belum mendapatkan.<br />SUMBER : <a href="http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/18/124010/124/101/Dari-Rakyat-sampai-Bupati-Wonogiri-Makan-Tiwul"target="_blank">MEDIA INDONESIA</a><br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-68592969268899131842010-02-18T03:41:00.000-08:002010-02-18T03:46:25.713-08:00Foto Mesum Bupati dan Wabup Pekalongan Qomariyah Ponco<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_I01yrV6k4OAZMjki47kk-JZf2Ljn0A98ccSD66O9FSjX9ws6Dw3QUjZt09zhhIr3il65xrrcHRQQydKd9YTzyREi2pb64rfp-gOjPsViXUYPeJWhrPllvCf98twhf0-U3g77LvCKhXR1/s1600-h/qomariyahponco.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 285px; height: 209px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_I01yrV6k4OAZMjki47kk-JZf2Ljn0A98ccSD66O9FSjX9ws6Dw3QUjZt09zhhIr3il65xrrcHRQQydKd9YTzyREi2pb64rfp-gOjPsViXUYPeJWhrPllvCf98twhf0-U3g77LvCKhXR1/s400/qomariyahponco.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439547781344522754" /></a><br /><br />Akun <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000717051075&ref=search&sid=1483481753.1041891627..1">facebook</a> tersebut bernama <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000717051075&ref=search&sid=1483481753.1041891627..1">Qomariyah Ponco</a>. Sekadar diketahui, Qomariyah tak lain adalah nama Bupati Pekalongan. Sedangkan Ponco adalah sang wakil bupati. Masing-masing bernama lengkap Siti Qomariyah dan Wahyudi Ponco Nugroho.<br /><br />Ini alamat account Qomariyah Ponco : <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000717051075&ref=search&sid=1483481753.1041891627..1">Qomariyah Ponco on Facebook</a><br />Di album foto akun tersebut, terdapat 22 foto seronok Qomariyah dan Ponco. Sebagian besar foto-foto itu memuat gambar Qomariyah hanya mengenakan pakaian dalam. Beberapa lainnya, lebih vulgar lagi.<br /><span class="fullpost"><br />Di album itu juga terdapat 2 foto Qomariyah yang sedang berdekapan mesra dengan Ponco. Di salah satu foto, keduanya tampak berpakaian lengkap. Namun di foto lainnya, mereka tampak berbusana minim.<br /><br />Pada bagian motto tertera kalimat "Kemesraan modal awal membangun komitmen bersama untuk menjadi Bupati dan Wakil....berikut hobi menyalurkan birahi di hari valentine".<br /><br />Keberadaan akun facebook ini tentu saja membuat geger warga Pekalongan. Sejumlah warga Pekalongan yang gemar berselancar di dunia maya mengaku kaget saat menemukan akun facebook tersebut.<br /><br />"Saya sangat kaget karena foto tersebut sangat jelas. Warga Pekalongan tentu kenal siapa mereka (Qomariyah dan Ponco)," ujar Nuryanto (35), warga Desa Bojong, Kecamatan Bojong, Kamis (18/2/2010).<br /><br />Belum bisa dipastikan siapakah pembuat akun facebook tersebut. Bukan tidak mungkin, akun tersebut sengaja dibuat untuk menyudutkan Qomariyah maupun Ponco. Qomariyah dan Ponco belum bisa dikonfirmasi mengenai hal ini. Nomor telepon selular keduanya saat dihubungi tidak aktif.<br /><br />Berdasarkan catatan detikcom, peredaran foto-foto 'panas' keduanya bukan sesuatu yang baru. Hal serupa pernah terjadi pada tahun 2006 lalu, tepatnya menjelang pelaksanaan Pilkada Pekalongan. Saat itu Qomariyah dan Ponco merupakan salah satu pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.<br /><br />Tapi kisah perselingkuhan tersebut tidak menjadi batu sandungan bagi keduanya untuk meraih posisi tertinggi di Kabupaten Pekalongan. Pasangan yang diusung PKB dan Partai Golkar ini tetap memenang pilkada dengan memperoleh 227.137 suara atau 52,23 persen. Dan setelah resmi menjadi bupati dan wakil bupati, keduanya juga tidak bercerai dengan pasangannya masing-masing. <br /><br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7214933789506382356.post-41328761055534349322010-02-16T23:19:00.000-08:002010-02-16T23:31:55.129-08:00Pengusaha bus masuk bursa di Pilkada,Walau satu trah, pilihan politik berbedaMenjelang Pilkada Wonogiri, September 2010, Parpol mulai mencari dan membuka pendaftaran Cabup-Cawabup, sementara para calon mulai bermunculan. sejumlah pengusaha bus juga meramaikan bursa. Berikut laporan wartawan SOLOPOS, Trianto Hery Suryono, mengenai para pengusaha bus itu.<br /><br />Baru PDIP yang hingga berita ini ditulis telah menerima pendaftaran bakal calon bupati (Bacabup) dan bakal calon wakil bupati (Bacawabup) Wonogiri. Tiga pasangan yang telah diverifikasi, yakni H Sumaryoto-H Suprapto, Giyarto-MH Zaenudin dan H Kierno Sulieh-Edy Purwanto.<br /><span class="fullpost"><br />Di luar tiga pasangan itu, muncul nama-nama seperti Kepala DPU Banten Sutadi; Asisten Sekda Provinsi Jateng Suwarsono; mantan Sekda H Mulyadi, dosen UNS Pranoto, Ketua KPU Wonogiri Joko Purnomo, mantan Camat Jatipurno H Soedjijo, mantan Kasubdin Kependudukan H Ma’ruf Iranto dan pengusaha bus H Danar Rahmanto serta Haryanto yang diusung oleh Koalisi Besar Partai Non Parlemen (KB PNP). Lalu mantan Kabag Perekonomian H Soediro, mantan Dandim Letkol (Inf) Suki dan Bupati Begug Poernomosidi.<br /><br />Dari dari sekian nama itu, ada calon berlatar belakang pengusaha bus. Maklum, Wonogiri termasuk daerah yang memiliki bus cukup banyak. Mereka adalah H Mulyadi (PO Tunggal Dara), H Sumaryoto (PO Gajah Mungkur) dan H Danar Rahmanto (PO Timbul Jaya) dan Edy Purwanto, pemilik PO Sumba Putra.<br /><br />Dari semua itu, ada calon yang masih satu trah Karyodikromo, yakni H Mulyadi, H Sumaryoto dan H Danar Rahmanto. Selain tiga nama tersebut, H Suprapto juga disebut-sebut sebagai bagian keluarga besar dari mereka bertiga. Namun jika ditelusur, H Suprapto sebenarnya tidak memiliki kedekatan dengan trah Karyodikromo.<br /><br />Bukan trah<br /><br />Cuma, Suprapto memiliki hubungan keluarga dengan istri H Sutardi, pemilik bus PO Tunggal Daya, yang merupakan bagian dari trah Karyodikromo. Setiap ada kegiatan di keluarga Sutardi, Suprapto sering terlihat sehingga masyarakat awam pun menganggapnya menjadi bagian dari keluarga besar itu.<br /><br />“Jika diteliti lebih jauh, saya itu bukan satu trah dengan Pak Mulyadi, Pak Maryoto atau Pak Danar. Cuma, istri Pak Tardi adalah saudara saya, sehingga orang-orang menganggap saya satu trah. Padahal saya di luar jalur trah,” ujarnya, beberapa waktu lalu.<br /><br />Sementara itu, majunya Danar Rahmanto adalah kali kedua setelah pada Pilkada lalu, dikalahkan oleh Begug-Y Sumarmo. Dia berkali-kali menegaskan jika tidak ada partai yang menjadi kendaraan politiknya, akan maju melalui jalur perseorangan.<br /><br />Sebagai catatan, dalam Pilkada 2004, H Danar Rahmanto berpasangan dengan H Suprapto, mantan Sekda Sukoharjo. Pada Pilkada 2004, ayah dua anak kelahiran Wonogiri 10 Juli 1965 itu memperoleh 201.224 suara atau sekitar 30%, sedangkan pasangan Begug-Y Sumarmo memperoleh 356.607 suara. Selisih angka yang tidak lebih dari 150.000 suara itu merupakan prestasi tersendiri karena Begug dan Sumarmo merupakan pasangan incumbent.<br /><br />Sementara itu, Edy Purwanto yang kini menjabat Ketua Umum KONI Wonogiri menyatakan wilayah ini merupakan daerah kaum boro dan pusat transportasi, khususnya bus dan moda lainnya.<br /><br />Dia mengatakan majunya menjadi Bacawabup untuk menghidupkan demokrasi di Wonogiri. ”Masyarakat Wonogiri sudah pintar, sehingga jangan sampai disuguhi hal-hal monoton dan tunggal. Pilihan banyak akan cepat mendewasakan masyarakat Wonogiri. Dengan pemikiran itu, kami maju,” ujar dia.<br /><br /> </span>SUGHIEhttp://www.blogger.com/profile/09492726306186550286noreply@blogger.com0