Potensi Desa Pule, Kecamatan Selogiri Lukis kaca, mengubah kepolosan menjadi keindahan

Selogiri
Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri merupakan daerah perlintasan antarkabupaten yang cukup strategis. Di pusat desa yang terletak di pinggir jalan alternatif terdapat lapangan, kantor desa dan sekolah mulai TK hingga SMP.


Letaknya yang berbatasan dengan Kecamatan Bulu, Sukoharjo dan menjadi jalur alternatif lintas provinsi menjadikan Desa Pule ramai sebagai lalu lintas perekonomian.
Kades Pule, Sugimo, pernah meminta dibangun sekolah setingkat SLTA yang mampu menjaring generasi muda untuk lebih berkreasi. Salah satu bukti kreativitas warga yang belum dikenal cukup luas adalah lukis kaca. Pengrajin kaca asal Ngricik RT 02/VIII, Pule, Selogiri justru melanglang buana Pulau Madura untuk mengembangkan keahliannya sebelum kembali ke desanya tahun 1988.
Kecakapannya untuk mengubah kaca polos menjadi kaca yang indah dipandang itu akhirnya diakui oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UKM Wonogiri. Hasil karya itu kini telah masuk dalam brosur unggulan Wonogiri yang disebar oleh Dinas. Saat ditemui Espos di rumahnya, Senin (5/10), pengrajin kaca, Mulyadi, menceritakan harga lukisan kaca bervariasi, tergantung bahan baku.
Selain lukis kaca, Mulyadi juga bisa membuat kaca patri. Dia menjelaskan kaca patri meliputi empat tingkatan bahan baku, yakni bahan lokal, full import (impor semua), 50% lokal dan impor serta 30% impor dan 70% lokal. Harga kerajinan itu Rp 1 juta/meter dan untuk full import Rp 2,5 juta/meter.
”Namun untuk bahan baku yang berbandingan 30%:70% per meter Rp 1,2 juta dan 50%:50% per meter Rp 1,5 juta.”
Sementara untuk lukis kaca, harga tergantung dari bahan dan hasil. Jika ingin hasilnya berwarna, harganya Rp 500.000/meter, sedangkan untuk polos antara Rp 400.000 hingga Rp 450.000/meter.
“Sejak 1988, saya membuka usaha lukis kaca dan patri. Setelah keluar dari bidang seni di Yogyakarta, saya berkeinginan membuka usaha sendiri. Pasar tidak terlalu sulit. Pasar lokal seperti Pracimantoro, Baturetno dan Wonogiri cukup banyak selain juga ke Ponorogo, Jatim. Soal bahan baku kaca, saya harus cari ke Semarang atau Yogyakarta. Yang paling sulit mencari bahan baku kaca AS.”
Untuk merampungkan garapannya, dia bekerja dengan saudaranya bernama Sutino. Satu garapan rata-rata diselesaikan dalam waktu satu bulan, tergantung tingkat kerumitan gambar.

0 komentar: