Harley Davidson made in Pracimantoro

Ketekunan, ketelitian dan keuletan (3K) menjadi kunci meraih sukses. Prinsip 3K itu yang pegang oleh Supadi, 35, warga Dusun Gayam, Lebak, Pracimantoro, Wonogiri. Dari keterampilan tangannya, sedikitnya delapan pemuda tetangganya bisa meraih rezeki.

Desa Lebak, Kecamatan Pracimantoro oleh Camat Pracimantoro, Kuswandi, memang dikembangkan menjadi desa kerajinan handicraft. Jika Anda melihat mainan anak-anak, seperti mobil kuno, motor gede Harley Davidson, becak, mobil antik, mobil VW ataupun pesawat terbang dan helikopter di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Waduk Gajah Mungkur (WGM) ataupun tempat rekreasi yang lainnya, bisa jadi itu buah tangan Supadi dan tetangganya.
”Ada sekitar tiga pengrajin yang memulai menggeluti kerajinan handicraft,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hasil kerajinan Supadi sering diikutkan dalam pameran-pameran dan telah masuk data kerajinan unggulan Pemkab Wonogiri. Bahkan, ujarnya, saat tim kesenian Wonogiri pentas di Singapura, kerajinan milik Supadi khususnya Harley Davidson dibawa dan laku keras. Harga per biji replika motor gede itu berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000.
Saat ditemui, Supadi menceritakan ketekunannya menggeluti kerajinan bermula saat dia menjadi pegawai di kerajinan sejenis di wilayah Klaten. “Dari pengalaman menjadi tenaga itu, akhirnya kami berpikiran ingin mengubah nasib untuk mandiri. Pengalaman 10 tahun bekerja di tempat orang lain saya jadikan pengalaman dan sejak 1989 mulai mandiri,” ujar ayah satu anak itu.
Lelaki kelahiran Wonogiri, 11 Mei 1975 ini menyebut bahan bakunya limbah kayu sonokeling, mahoni. “Potongan kecil-kecil biasanya dibuang karena sudah menjadi limbah. Namun, bagi kami limbah itu bisa dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi uang. Bahan bakunya tidak sulit karena di Baturetno, Jatisrono ataupun Jatiroto cukup banyak.”
Selain kayu limbah, juga lem Alteco dan kabel kecil. Dia mengaku produksi yang dihasilkan baru setengah jadi karena kongsi dengan pengrajin lain di Yogyakarta. Setiap bulan, tidak kurang 2.000 biji mainan dia dikerjakan. ”Pasar sudah ada, baik ke Bali, Yogyakarta, Jakarta ataupun di dalam Wonogiri.”


0 komentar: