Warga Gemawang minta Jembatan Kedung Kecang dibangun kembali

Wonogiri (Espos) Warga Desa Gemawang mendesak pembangunan kembali Jembatan Kedung Kecang yang ambrol akibat terjangan air dalam bencana alam, awal 2008 silam. Gara-gara jembatan rusak, sekitar 300 keluarga di empat dusun kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

Sejak jembatan itu rusak, saat banjir bandang awal 2008 silam, penduduk di empat dusun terisolasi. Mereka tidak hanya kesulitan untuk melakukan aktivitas pertanian, bahkan untuk berangkat ke sekolah pun, banyak siswa terpaksa mengambil jalan memutar yang jaraknya tujuh kali lebih jauh ketimbang menyeberangi jembatan,” terang Kepala Desa Gemawang, Suwarno, di Wonogiri, Jumat (19/12).
Jembatan Kedung Kecang menghubungkan empat dusun yaitu Pucuk, Dungbandung, Dungwuluh, Jlegong, dan Glogok dengan dusun lainnya di Gemawang.
Dijelaskan Suwarno, tidak lama setelah jembatan ambrol, warga secara swadaya sempat membuat jembatan sederhana dengan menggunakan bambu. Namun jembatan itu tidak memadai untuk memenuhi aktivitas warga. Pasalnya, konstruksi jembatan yang sederhana tidak memungkinkan jembatan dilalui oleh kendaraan. ”Padahal banyak warga yang memiliki lahan pertanian di seberang sungai. Nah saat panen mereka kesulitan membawa hasil panen itu pulang. Alhasil uang hasil panen justru habis untuk ongkos transportasi,” jelas dia.
Tidak hanya masalah pertanian, aktivitas warga dalam pendidikan dan kesehatan juga terganggu. Banyak siswa SMP dan SMA yang harus mengeluarkan ongkos lebih bila pergi ke sekolah. Lalu, dari bidang kesehatan, lanjut Suwarno, beberapa kali warga mengalami kesulitan saat hendak membawa warga yang sakit ke Puskesmas terdekat lantaran kondisi jembatan bambu yang rapuh. ”Kalau air sungai deras, jembatan itu terkadang ikut bergeser. Kami menyiasati dengan mengikat jembatan dengan tali, jadi saat sungai deras jembatan tidak hanyut, tapi tidak mungkin dilewati,” papar dia. -

0 komentar: