PDAM bor sumber air untuk Wonogiri bagian selatan 2010, Kekeringan teratasi


Pracimantoro
Aliran air dari sumber Seropan, Gunungkidul, DIY tidak akan dibutuhkan lagi jika pengeboran sumber air Salam, Desa Gedong, Pracimantoro, Wonogiri selesai.

Pemfungsian semua sumber air yang dikelola oleh Perusda PDAM Wonogiri itu diharapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat Wonogiri bagian selatan saat musim kemarau.
Dengan demikian, kekurangan air bersih yang menjadi salah satu tujuh persoalan pokok di Wonogiri akan teratasi akhir tahun 2010 atau awal 2011. Untuk itu, penyadaran masyarakat Wonogiri bagian selatan tentang penggratisan air bersih harus ditinjau ulang. Penggratisan air bersih hanya untuk air sumbangan pihak ketiga yang disalurkan ke bak-bak penampungan umum milik warga.


Namun air yang diambil masyarakat dari hidran umum milik pemerintah tidak digratiskan. Jika warga Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro dan Giriwoyo mau menjadi pelanggan PDAM maka kebutuhan air bersih teratasi.
Demikian ditegaskan Direktur PDAM Wonogiri Sumadi dan Kepala Unit PDAM Pracimantoro, Triyanto saat ditemui seusai penanaman 1.000 batang pohon di kawasan sumber air Nangsri, Lebak, Pracimantoro, Jumat (11/12).
”Saat ini, kami melakukan pengeboran sumber air di Dusun Salam, Gedong, Pracimantoro. Kami memperkirakan debit air bisa mencapai 10 liter/detik sehingga bisa mengaliri 1.500 KK,” ujar Sumadi.
Selain itu, ujarnya, dengan pemfungsian sumber air Salam dan Waru, Paranggupito, pasokan air dari sumber Seropan, Gunungkidul tidak berguna lagi. ”Sebenarnya, kebutuhan air bersih Wonogiri bisa dicukupi sendiri, tidak perlu mengambil air dari Seropan.
Karena warga Gunungkidul ternyata juga mengambil air dari Wonogiri. Kalau sumber air itu ditukar, pemanfaatannya akan impas. Artinya, sumber yang dipergunakan untuk mencukupi warga Gunungkidul dikelola oleh Wonogiri, sedangkan air Seropan yang diperuntukkan bagi warga Wonogiri dialihkan untuk warga Gunungkidul sudah pas.”
Lebih murah
Ditambahkan oleh Kepala Unit PDAM Pracimantoro, Triyanto, pipa air dari Sumber Waru, Paranggupito sudah sampai ke desa-desa di Kecamatan Paranggupito.
”Kalau warga mau menjadi pelanggan PDAM maka kami tinggal melakukan sambungan rumah. Selain itu, kebutuhan air bersih di Pracimantoro maupun Giritontro juga sudah bisa terpenuhi dengan keberadaan sumber air baru yang dibor PDAM.”
Menurut Triyanto, air sumber Seropan dipaksakan dialirkan, warga akan menanggung beban cukup besar yakni Rp 10.000/m3. Jika menjadi pelanggan PDAM, warga hanya dikenai beban Rp 900/m3.
”Akan lebih baik jika perpipaan yang telah dibangun untuk aliran air Seropan dilakukan interkoneksi dengan sumber air yang dibor oleh PDAM. Jika itu bisa dilakukan, biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar sebab setiap satu titik pengeboran sumber air dibutuhkan anggaran senilai Rp 100 juta, belum termasuk pembangunan saluran perpipaan.

0 komentar: