2 Tahun relokasi warga korban longsor Tirtomoyo


Cuaca siang itu cukup cerah. Seperti kebiasaan warga di perdesaan, mereka berkumpul dengan tetangga membicarakan berbagai hal. Di sudut yang lain, dua warga duduk-duduk di kursi kayu yang dipajang di depan rumah.

Saat kami datang, Jumat (25/12), warga pun dengan santun dan ramah menyambutnya.
Saat ditanya apakah mereka kerasan? Ny Harti dan warga lain pun menyatakan kerasan.


Sambil bergurau, keakraban wilayah perdesaan pun masih terasa walau mereka sejak 26 Desember 2007 harus berpindah ke lahan relokasi yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Tanah longsor itu terjadi di tiga titik, yakni Desa Sendangmulya, Hargantoro dan Hargorejo. Ada 16 korban dalam kejadian itu, tujuh korban di antaranya menimpa warga Dusun Pagah, Desa Hargantoro, sedang sisanya terjadi di Dusun Semangin, Desa Sendangmulya, dan satu lagi korban di daerah Manyaran.
25 KK dengan jumlah 97 orang menghuni perumahan relokasi yang diberi nama Perumahan Rejo Makmur. Trauma sudah tidak dirasakan oleh warga walau sesekali saat hujan lebat turun, peristiwa dua tahun lalu belum terlupakan. Namun kini, tanah yang mereka tempati termasuk datar, tidak rawan bencana.
Untuk menjalin ikatan sosial, warga areal relokasi tetap menjadi warga Dusun Pagah RT 2/IV, Hargantoro, Tirtomoyo, Wonogiri. Mereka menempati lahan kas desa, seluas 4.000 m2. Namun selama dua tahun itu warga di relokasi justru mampu menyumbang tanah kas desa tiga kali lipat, yakni 15.000 m2. Tanah kas baru itu dibelikan oleh warga relokasi secara sukarela dan setiap KK umbrug Rp 600.000. ”Warga ndak ada yang keberatan,” ujar Ny Darmo.
Selama dua tahun itu, kondisi rumah pun sudah berubah. Sebagian sudah direnovasi menjadi permanen dan cukup megah. Seperti rumah milik Metolipin, 42. Rumah dia boleh dibilang termegah di perumahan itu. Demikian juga rumah Ny Darmo dibuat menjadi permanen. Rumah lamanya yang berada di pegunungan dimanfaatkan untuk kandang ternak.
Camat Tirtomoyo, Tarjo Harsono, mengatakan awalnya pemerintah hanya membuatkan 22 rumah untuk 22 KK korban tanah longsor dua tahun lalu, namun berkembang menjadi 25 KK

0 komentar: