Begug limbukan di SMAN 1 Jatisrono

Jatisrono
Memperingati HUT ke-20, SMAN 1 Jatisrono menggelar pentas wayang kulit semalam suntuk di lapangan sepak bola kompleks sekolah, Rabu (28/10) malam. Pentas wayang kulit dimainkan oleh ki Dalang Bagong Tarwadi asal Semen, Jatisrono.

Namun pada saat limbukan, Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi turun menjadi dalang. Dengan memakai pakaian kejawen komplet, dalang tiban, dia mlekotho pejabat yang mengikutinya. Di antaranya, Sekda H Suprapto, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) H Suparno, Ketua DPRD Wawan Setya Nugraha, anggota Dewan M Zaenudin dan Tuharno, serta Kepala SMAN 1 Jatisrono Suprapto.
Mereka didaulat oleh dalang untuk bernyanyi. Pada adegan limbukan itu pula, Kepala SMAN 1 Jatisorno, Suprapto, menyindir Bupati untuk dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya di Wonogiri. “Sepekan lalu, muncul berita besar kalau kepala sekolah yang tidak bisa menyanyi akan dicopot. Apakah itu juga akan terjadi pada kami, karena kami tidak bisa bernyanyi,” ujarnya.
Ki dalang yang juga Bupati pun berujar, ”Kalau njarak (menggoda) kenapa tidak?” Akhirnya Suprapto pun menyahut, ”Tidak apa kalau dicopot namun diangkat lagi sebagai Kasek atau digeser lebih dekat dengan tempat tinggal.” Seusai menyatakan hal itu, Suprapto pun menyanyi lagu Nyidam Sari.
Sebelum pentas wayang kulit, mantan Kepala SMAN 1 Pracimantoro itu mengatakan serangkaian kegiatan telah dilaksanakan untuk memeriahkan HUT ke-20, yakni lomba olahraga, kebersihan lingkungan kelas, bakti sosial dan lomba lintas alam. ”Pertunjukan itu bertujuan untuk mempertahankan dan menanamkan budaya asli bangsa Indonesia kepada generasi muda dan menghibur masyarakat.”
Selain itu, SMAN 1 juga membagikan 25 paket Sembako kepada warga sekitar sekolah. Salah seorang tokoh masyarakat Jatisrono, Doweh dan Sutrisno, mengatakan masyarakat menghendaki adanya ruwatan bagi SMAN 1 Jatisrono. “Selama 20 tahun berdiri sudah ada 13 siswa yang meninggal. Karena itu, masyarakat berharap HUT tahun ini bisa digelar ruwatan, namun pihak sekolah tidak mau dan mengganti acara ruwatan dengan doa bersama,” ujar Doweh.


0 komentar: