Promosi Kota Gaplek lewat film

Siang itu, sejumlah petugas Bagian Humas, Protokol dan Santel Setda Wonogiri terlihat berkumpul di ruangan Kabag Humas, Protokol dan Santel. Ekspresi wajah mereka tidak tertebak.

Sebentar terlihat tegang, namun tak lama terlihat tertawa. Di hadapan mereka, menyala sebuah monitor komputer dan seorang di antara mereka menggunakan earphone. ”Ssssssttt.. jangan berisik, sedang ada pengambilan suara,” terang Kasubag Pemberitaan, Heru Margiyana, saat ditanya Espos ketika keluar dari ruangan, Kamis (20/11).
Mereka tengah memproduksi film Selayang Pandang Wonogiri yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri. Menurut Kabag Humas, Protokol dan Santel, Waluyo SSos, film itu merupakan bagian dari upaya Wonogiri untuk mempromosikan potensi Wonogiri kepada daerah lain. ”Selayang Pandang merupakan promosi yang kami kemas dalam bentuk film dokumenter berdurasi 20 menit. Isinya mengenai potensi pariwisata Wonogiri, mulai dari wisata alam, wisata budaya hingga berbagai problema kehidupan masyarakatnya,” terang dia.
Bukan hal mudah bagi para staf Humas untuk mempersiapkan proses produksi ini, ditambah lagi sebagian dari mereka bukan seorang profesional di bidang broadcasting. ”Kami berusaha mengoptimalkan tenaga yang ada, beberapa staf Humas yang memiliki keahlian mengambil gambar, sebagian lagi cukup pandai melakukan editing. Jadi meskipun bukan seorang profesional, hasil kerja mereka cukup baik,” puji Waluyo.
Sementara itu di dalam ruangan, petugas Humas, Purbaningrum, dengan mimik serius dan berbekal microphone di tangan, terlihat mulai membaca skrip narasi Selayang Pandang. ”Ternyata tidak mudah ya, butuh penekanan di bagian tertentu. Sebenarnya sih saat membaca saya cukup santai, tapi ketika didengarkan lagi hasilnya kok jadi kurang puas,” kata dia.
Menurut Waluyo, pengambilan gambar untuk produksi Selayang Pandang membutuhkan waktu yang relatif singkat, hanya sekitar dua pekan. Tapi jangan dikira proses ini tidak melelahkan. Justru bagian inilah yang tersulit dari keseluruhan proses produksi. Sutrisno, salah satu anggota tim mengaku pengambilan gambar di beberapa daerah terpencil cukup melelahkan. ”Ada beberapa wilayah di Wonogiri yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, hal seperti itu pun harus kami lakoni demi mendapatkan gambar yang baik,” terangnya.
Meski begitu, lanjut Sutrisno, perjalanan yang melelahkan ternyata terbayar dengan hasil gambar yang memuaskan. ”Hunting gambar yang paling menyenangkan adalah saat kami ke Pantai Nampu, Paranggupito. Meski perjalanannya jauh, namun pantai itu indah sekali,” katanya lagi.
Bukan rahasia, dibalik citranya sebagai Kota Gaplek, Wonogiri menyimpan banyak keindahan alam, dan kekayaan warisan budaya. Hal inilah yang ingin ditonjolkan dalam Selayang Pandang Wonogiri sebagai salah satu bentuk promosi. ”Film pendek ini akan kami putar setiap kali ada kunjungan dari luar atau ketika Wonogiri berkunjung ke luar negeri,” ungkap Waluyo.

0 komentar: