Pengusaha bus masuk bursa di Pilkada,Walau satu trah, pilihan politik berbeda

Menjelang Pilkada Wonogiri, September 2010, Parpol mulai mencari dan membuka pendaftaran Cabup-Cawabup, sementara para calon mulai bermunculan. sejumlah pengusaha bus juga meramaikan bursa. Berikut laporan wartawan SOLOPOS, Trianto Hery Suryono, mengenai para pengusaha bus itu.

Baru PDIP yang hingga berita ini ditulis telah menerima pendaftaran bakal calon bupati (Bacabup) dan bakal calon wakil bupati (Bacawabup) Wonogiri. Tiga pasangan yang telah diverifikasi, yakni H Sumaryoto-H Suprapto, Giyarto-MH Zaenudin dan H Kierno Sulieh-Edy Purwanto.

Di luar tiga pasangan itu, muncul nama-nama seperti Kepala DPU Banten Sutadi; Asisten Sekda Provinsi Jateng Suwarsono; mantan Sekda H Mulyadi, dosen UNS Pranoto, Ketua KPU Wonogiri Joko Purnomo, mantan Camat Jatipurno H Soedjijo, mantan Kasubdin Kependudukan H Ma’ruf Iranto dan pengusaha bus H Danar Rahmanto serta Haryanto yang diusung oleh Koalisi Besar Partai Non Parlemen (KB PNP). Lalu mantan Kabag Perekonomian H Soediro, mantan Dandim Letkol (Inf) Suki dan Bupati Begug Poernomosidi.

Dari dari sekian nama itu, ada calon berlatar belakang pengusaha bus. Maklum, Wonogiri termasuk daerah yang memiliki bus cukup banyak. Mereka adalah H Mulyadi (PO Tunggal Dara), H Sumaryoto (PO Gajah Mungkur) dan H Danar Rahmanto (PO Timbul Jaya) dan Edy Purwanto, pemilik PO Sumba Putra.

Dari semua itu, ada calon yang masih satu trah Karyodikromo, yakni H Mulyadi, H Sumaryoto dan H Danar Rahmanto. Selain tiga nama tersebut, H Suprapto juga disebut-sebut sebagai bagian keluarga besar dari mereka bertiga. Namun jika ditelusur, H Suprapto sebenarnya tidak memiliki kedekatan dengan trah Karyodikromo.

Bukan trah

Cuma, Suprapto memiliki hubungan keluarga dengan istri H Sutardi, pemilik bus PO Tunggal Daya, yang merupakan bagian dari trah Karyodikromo. Setiap ada kegiatan di keluarga Sutardi, Suprapto sering terlihat sehingga masyarakat awam pun menganggapnya menjadi bagian dari keluarga besar itu.

“Jika diteliti lebih jauh, saya itu bukan satu trah dengan Pak Mulyadi, Pak Maryoto atau Pak Danar. Cuma, istri Pak Tardi adalah saudara saya, sehingga orang-orang menganggap saya satu trah. Padahal saya di luar jalur trah,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, majunya Danar Rahmanto adalah kali kedua setelah pada Pilkada lalu, dikalahkan oleh Begug-Y Sumarmo. Dia berkali-kali menegaskan jika tidak ada partai yang menjadi kendaraan politiknya, akan maju melalui jalur perseorangan.

Sebagai catatan, dalam Pilkada 2004, H Danar Rahmanto berpasangan dengan H Suprapto, mantan Sekda Sukoharjo. Pada Pilkada 2004, ayah dua anak kelahiran Wonogiri 10 Juli 1965 itu memperoleh 201.224 suara atau sekitar 30%, sedangkan pasangan Begug-Y Sumarmo memperoleh 356.607 suara. Selisih angka yang tidak lebih dari 150.000 suara itu merupakan prestasi tersendiri karena Begug dan Sumarmo merupakan pasangan incumbent.

Sementara itu, Edy Purwanto yang kini menjabat Ketua Umum KONI Wonogiri menyatakan wilayah ini merupakan daerah kaum boro dan pusat transportasi, khususnya bus dan moda lainnya.

Dia mengatakan majunya menjadi Bacawabup untuk menghidupkan demokrasi di Wonogiri. ”Masyarakat Wonogiri sudah pintar, sehingga jangan sampai disuguhi hal-hal monoton dan tunggal. Pilihan banyak akan cepat mendewasakan masyarakat Wonogiri. Dengan pemikiran itu, kami maju,” ujar dia.

0 komentar: