Tlethong sapi jadi sumber energi listrik & memasak


Seorang teknisi CV Citra Pasundan, Sutino, sibuk menjelaskan bagaimana reaktor biogas skala rumah tangga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Sebelum menjelaskan hal tersebut, pemuda berambut pirang itu menjelaskan secara detail tentang sistem kerja reaktor biogas yang bersumber dari limbah ternak (tlethong) sapi.
”Tahap awal penggunaan reaktor ini adalah memasukkan kotoran ternak ke drum pencampur. Setelah itu, kotoran akan disaring menuju tabung reaktor sebelum menghasilkan gas yang masuk ke plastik penampung gas,” jelasnya di hadapan puluhan orang yang ingin melihat cara kerja reaktor biogas di Tawangharjo, Giriwoyo, belum lama ini. CV itu yang menangani teknis operasional reaktor biogas itu.
Desa ini menjadi salah satu desa percontohan yang menggunakan biogas sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dan kayu. Dengan memanfaatkan kotoran ternak secara maksimal, selain dapat menghemat pengeluaran, juga memberikan nilai lebih bagi petani, utamanya untuk memasak, menyalakan lampu, maupun menggerakkan genset.
”Banyak manfaat yang dapat diambil dari reaktor biogas ini. Bahkan, kotoran ternak yang sudah digunakan sebagai bahan dasar penghasil gas masih dapat dijadikan sebagai pupuk organik,” imbuh Sutino.
Warga setempat, Warikem, 60, warga Mojosawit, Tawangharjo, mengaku senang memakai kompor biogas. Sekalipun masih disertai rasa takut, namun hal itu didasari karena belum populernya biogas bagi masyarakat setempat. ”Hampir semua warga di sini menggunakan biogas. Dengan biogas, saya dapat menghemat penggunaan kayu bakar. Persoalannya, saya hanya memiliki satu ekor sapi,” terang dia.
Menurut Bupati Wonogiri, Begug Poernomosidi, pemanfaatan biogas di bidang rumah tangga digolongkan sebagai bagian pemberantasan kemiskinan. Dengan biogas, otomatis masyarakat dapat memanfaatkan kotoran dari ternak peliharaannya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak dan lain sebagainya. Jika biasanya kotoran sapi hanya dijadikan pupuk kandang, saat ini bisa jadi penghasil energi alternatif sekaligus pupuk kandang.
”Di Tawangharjo ini terdapat 315 unit instalasi biogas. Selain itu, juga ada 17 unit energi tenaga surya, termasuk bioetanol yang dibuat dari singkong maupun tanaman jarak. Itu semua dicoba untuk dioptimalkan guna meningkatkan perekonomian masyarakat,” terang dia.

0 komentar: